Polres Banggai dan Disperindag Temukan Ketidaksesuaian Volume Minyak Goreng di Luwuk
JAKARTA - Polres Banggai bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banggai menggelar inspeksi mendadak (sidak) terhadap produk minyak goreng kemasan merek Minyak Kita di sejumlah pasar di Kota Luwuk. Sidak ini dilakukan untuk memastikan kualitas serta kesesuaian volume minyak goreng yang beredar di pasaran dengan standar yang telah ditetapkan.
Dalam operasi yang digelar di dua lokasi utama, yakni Pasar Unjulan di Luwuk Utara dan Pasar Simpong di Luwuk Selatan, petugas menemukan adanya ketidaksesuaian antara volume yang tertera pada label kemasan dengan isi sebenarnya. Temuan ini menjadi perhatian serius karena berpotensi merugikan konsumen.
Pengurangan Volume Minyak Goreng Ditemukan
Baca Juga
Kanit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polres Banggai, IPTU Bagas T. Sanjaya, menyampaikan bahwa pengecekan ini merupakan bagian dari upaya pengawasan terhadap bahan pokok penting (Bapokting), termasuk minyak goreng yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.
“Hasil sidak menunjukkan bahwa beberapa produk Minyak Kita tidak sesuai dengan volume yang tercantum di kemasan,” ujar IPTU Bagas, Senin 17 Maret 2025.
Dari hasil pemeriksaan di Pasar Unjulan, minyak goreng Minyak Kita yang diproduksi oleh PT. Tanjung Sarana Lestari asal Pasangkayu, Sulawesi Barat, ditemukan memiliki isi hanya 900 ml dalam kemasan yang seharusnya berukuran 1 liter. Sementara itu, di Pasar Simpong, minyak goreng merek yang sama, tetapi diproduksi oleh CV. Rabbani Bersaudara dari Tangerang dan dipasok melalui Sidrap, Sulawesi Selatan, hanya berisi 800 ml dalam kemasan botol berlabel 1 liter.
“Melalui alat gelas ukur, kami menemukan adanya pengurangan volume dalam kemasan minyak goreng ini. Hal ini tentu menjadi masalah yang harus segera ditindaklanjuti untuk melindungi hak konsumen,” ungkap IPTU Bagas.
Tindakan Lanjutan dan Pengawasan Ketat
Menanggapi temuan ini, pihak kepolisian dan Disperindag Kabupaten Banggai akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap peredaran minyak goreng di pasar. Jika praktik pengurangan volume ini terbukti disengaja, maka akan ada langkah hukum yang diambil untuk memastikan produsen bertanggung jawab atas ketidaksesuaian ini.
“Kami akan terus memantau dan memastikan kelayakan produk pangan yang beredar di wilayah Banggai. Masyarakat berhak mendapatkan produk yang sesuai dengan standar yang berlaku,” tegas IPTU Bagas.
Selain itu, Disperindag Kabupaten Banggai juga mengimbau masyarakat untuk lebih teliti dalam membeli produk minyak goreng kemasan. Jika ditemukan adanya indikasi ketidaksesuaian volume, masyarakat diharapkan segera melaporkan ke pihak berwenang agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat.
Konsumen Diharapkan Lebih Waspada
Dengan adanya temuan ini, konsumen diimbau untuk lebih cermat dalam memilih produk minyak goreng kemasan. Disarankan untuk selalu memeriksa kemasan secara detail, termasuk volume yang tertera dan kondisi fisik produk sebelum membeli.
Langkah pengawasan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dan kepolisian dalam melindungi konsumen dari praktik-praktik yang merugikan. Ke depan, diharapkan pengawasan yang lebih ketat dapat mencegah peredaran produk yang tidak memenuhi standar di pasaran.
Kasus ini juga menjadi peringatan bagi produsen minyak goreng untuk lebih transparan dalam menjual produknya. Kepercayaan konsumen adalah kunci utama dalam bisnis, sehingga kualitas dan kuantitas produk harus tetap dijaga agar tidak merugikan masyarakat.
Dengan adanya sidak ini, diharapkan praktik curang dalam pengemasan minyak goreng dapat ditekan, dan konsumen dapat memperoleh produk yang benar-benar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Rekomendasi
.jpg)
