ASEAN+: Pelopor Adopsi Infrastruktur AI Hybrid, Menurut Studi Terbaru Lenovo

Senin, 03 Maret 2025 | 11:15:58 WIB
ASEAN+: Pelopor Adopsi Infrastruktur AI Hybrid, Menurut Studi Terbaru Lenovo

JAKARTA - Industri teknologi terus berkembang pesat seiring dengan peningkatan adopsi kecerdasan buatan (AI) di berbagai sektor. Dalam lanskap ini, kawasan ASEAN+ menunjukkan diri sebagai pelopor utama dalam adopsi teknologi infrastruktur AI hybrid. Sebuah studi terbaru yang dirilis oleh Lenovo mengungkapkan tingkat implementasi AI hybrid yang mengesankan di wilayah ini, menandai transformasi digital yang sangat cepat dan masif.

Angka Adopsi yang Menggembirakan

Menurut Lenovo CIO Playbook 2025 – It's Time for AI-nomics, studi yang dirilis Lenovo dan dikembangkan bersama IDC, adopsi infrastruktur AI hybrid di ASEAN+ telah mencapai 68 persen. Ini adalah sebuah angka yang signifikan apabila dibandingkan dengan tingkat adopsi organisasi secara global dan bahkan Asia Pasifik. Temuan ini menyoroti betapa agresifnya wilayah ini dalam mengejar penerapan teknologi mutakhir. Studi ini memproyeksikan bahwa pengeluaran untuk teknologi AI di Asia Pasifik meningkat hingga 3,3 kali lipat, sementara di kawasan ASEAN+ sendiri terjadi peningkatan sebesar 2,7 kali lipat.

Tantangan dan Harapan di Depan Mata

Namun, meskipun antusiasmenya tinggi, adopsi AI di ASEAN+ masih dalam tahap awal. Sebanyak 47 persen organisasi baru merencanakan atau mengevaluasi penerapan AI dalam kurun waktu 12 bulan mendatang. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah pengembalian investasi (ROI). Mayoritas organisasi berharap akan mendapatkan ROI sampai 3,6 kali lipat dari investasi di bidang AI, namun hal ini tentunya memerlukan strategi yang matang dalam pengembangan kapabilitas dan skalabilitas proyek AI.

"Prioritas bisnis di Asia Pasifik terus berkembang," kata Sumir Bhatia, Presiden Infrastructure Solutions Group, Lenovo Asia Pacific, dalam sebuah acara yang diadakan belum lama ini. Bhatia juga menambahkan, "pada 2025, Governance, Risk, and Compliance (GRC) naik 12 peringkat menjadi prioritas utama, menyoroti pentingnya AI aman dan bertanggung jawab."

Masa Depan Cerah GenAI di ASEAN+

Ketika berbicara tentang tren masa depan, teknologi generatif AI (GenAI) mulai menjadi sorotan utama. Studi mencatat bahwa 42 persen anggaran AI di ASEAN+ pada 2025 diproyeksikan untuk pengembangan GenAI. Teknologi ini semakin banyak digunakan dalam aplikasi layanan pelanggan, serta di sektor IT dan rekayasa/R&D.

Untuk mendukung keberhasilan implementasinya, banyak organisasi di kawasan ini mengadopsi pendekatan infrastruktur hybrid. Laporan Lenovo mengungkapkan bahwa sebanyak 68 persen organisasi di ASEAN+ memanfaatkan solusi AI berbasis on-premise atau hybrid. Solusi hybrid ini memberikan keuntungan berupa sistem yang lebih aman, latensi rendah, serta fleksibilitas operasional.

"Arsitektur hybrid menawarkan kombinasi terbaik antara skalabilitas dan kontrol," ujar Budi Janto, General Manager Lenovo Indonesia. Pendapat ini juga sejalan dengan peningkatan ketertarikan akan solusi AI yang tidak hanya aman tetapi juga dapat memberikan keuntungan nyata bagi organisasi.

Signifikansi Secara Global dan di Asia Pasifik

ASEAN+ kini berdiri di garis terdepan dalam adopsi AI hybrid, menawarkan peluang besar bagi percepatan adopsi teknologi AI yang lebih luas. Sementara itu, wilayah Asia Pasifik secara keseluruhan juga menunjukkan kemajuan signifikan dalam adopsi AI, meskipun berada di belakang ASEAN+ dalam beberapa aspek adopsi.

Sebagai pelopor adopsi infrastruktur AI hybrid, kawasan ASEAN+ menunjukkan potensi besar dalam mendorong inovasi dan transformasi digital. Namun, tantangan dalam hal return on investment dan pengembangan sumber daya manusia tetap harus diatasi untuk memastikan keberlanjutan penerapan AI yang efektif dan bertanggung jawab. Dengan dukungan dan strategi yang tepat, ASEAN+ berpeluang besar untuk semakin memperkokoh posisi sebagai pemimpin di era teknologi digital yang dinamis ini.

Terkini