BRI Pertimbangkan Buyback Saham, Siapkan Sisa Dana Rp2,5 Triliun

Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:52:09 WIB
BRI Pertimbangkan Buyback Saham, Siapkan Sisa Dana Rp2,5 Triliun

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) tengah menimbang langkah strategis untuk kembali melakukan pembelian saham atau buyback. Kebijakan ini menjadi salah satu strategi perseroan dalam menjaga stabilitas nilai saham sekaligus meningkatkan kepercayaan investor di tengah kondisi pasar yang dinilai masih undervalued.

Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari mengungkapkan bahwa perseroan masih memiliki sisa anggaran sekitar Rp2,5 triliun dari total dana Rp3 triliun yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025.

“Kami memperoleh budget kurang lebih sekitar Rp3 triliun dan saat ini kami masih memiliki budget sekitar Rp2,5 triliun,” ujar Vivi dalam konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III/2025.

Saham Dinilai Undervalued, Buyback Jadi Pilihan Rasional

Menurut Vivi, keputusan untuk melakukan aksi buyback akan sangat mempertimbangkan pergerakan saham BBRI di pasar modal. Ia menilai harga saham perseroan saat ini masih berada di bawah nilai wajarnya (undervalued), sehingga menjadi momentum yang tepat bagi BRI untuk melakukan pembelian kembali sahamnya.

“Saat ini memang kami melihat saham BRI undervalue. Kami mempertimbangkan untuk melakukan hal tersebut [buyback],” jelas Vivi.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa setiap langkah akan ditempuh sesuai prosedur yang berlaku, termasuk koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait keterbukaan informasi kepada publik. “Tentunya sebelum melakukan buyback, kami akan berkoordinasi dengan OJK sesuai ketentuan yang berlaku,” tambahnya.

Hingga pukul 11.00 WIB, saham BBRI tercatat menguat 1,03% ke level Rp3.930 per saham. Namun, jika melihat kinerja dalam satu bulan terakhir, saham BRI mengalami koreksi sebesar 3,68%, dan secara tahunan turun hingga 16,38%.

Buyback untuk Perkuat Nilai Pemegang Saham dan Karyawan

Aksi buyback BRI merupakan tindak lanjut dari hasil keputusan RUPST 24 Maret 2025 yang memberikan mandat kepada manajemen untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan dalam jangka waktu 12 bulan sejak persetujuan tersebut diberikan.

Dalam catatan Bisnis, manajemen BRI sebelumnya telah mengumumkan rencana buyback senilai Rp3 triliun, sesuai keputusan RUPST yang digelar di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan.

Manajemen menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi perseroan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham sekaligus mendukung program kepemilikan saham bagi karyawan.

“Buyback dilakukan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPST,” tulis manajemen dalam keterangan resmi.

Dengan tersisanya dana sebesar Rp2,5 triliun, BRI memiliki ruang cukup besar untuk mengoptimalkan momentum harga saham saat ini. Aksi buyback diharapkan mampu memperkuat fundamental saham BBRI di tengah fluktuasi pasar modal, sekaligus menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap kinerja jangka panjang perseroan.

Fundamental Kuat, Kinerja BRI Tetap Positif

Meski harga saham sempat melemah, BRI tetap mencatat kinerja keuangan yang solid sepanjang 2025. Dalam laporan kuartal III/2025, perseroan mencatat pertumbuhan laba dan penyaluran kredit yang signifikan, terutama di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi fokus utama bisnis BRI.

Strategi intermediasi yang kuat serta pengelolaan risiko yang prudent menjadi faktor utama yang menjaga kestabilan kinerja BRI di tengah tekanan ekonomi global. Kondisi ini pula yang memperkuat keyakinan manajemen untuk tetap melanjutkan kebijakan buyback saham.

Dengan fundamental yang kokoh dan kapasitas keuangan yang memadai, BRI menilai aksi buyback bukan hanya sebagai langkah taktis jangka pendek, tetapi juga strategi jangka panjang untuk menjaga kepercayaan investor serta mendukung pergerakan saham yang lebih sehat di pasar modal.

Buyback Sebagai Sinyal Kepercayaan Manajemen

Kebijakan buyback sering kali dipandang sebagai sinyal kepercayaan manajemen terhadap prospek perusahaan, karena menunjukkan keyakinan bahwa harga saham saat ini belum mencerminkan nilai fundamental yang sesungguhnya. Dalam konteks BRI, keputusan untuk memanfaatkan sisa anggaran buyback menjadi strategi rasional di tengah penurunan harga saham yang tidak sebanding dengan kinerja keuangannya.

Langkah ini juga diharapkan dapat menjaga stabilitas nilai saham BBRI di pasar serta memberi keuntungan jangka panjang bagi pemegang saham dan karyawan yang terlibat dalam program kepemilikan saham.

Dengan demikian, keputusan BRI untuk mempertimbangkan kembali pelaksanaan buyback saham senilai Rp2,5 triliun bukan hanya mencerminkan kehati-hatian, tetapi juga menunjukkan komitmen kuat terhadap tata kelola perusahaan dan peningkatan nilai pemegang saham.

Terkini

Cara Menghapus Akun EasyCash, Mudah dan Cepat

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:52 WIB

Daftar 10 Perusahaan Investasi Terbesar di Indonesia

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:50 WIB

Mengenal Manfaat Air Putih Hangat untuk Asam Lambung

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:48 WIB