JAKARTA - Galatasaray menunjukkan mental baja saat kembali tampil di depan publik sendiri. Dalam duel matchday ketiga fase grup Liga Champions 2025/2026 yang digelar di Stadion RAMS Park, skuad asuhan Okan Buruk sukses menaklukkan wakil Norwegia, Bodo/Glimt, dengan skor meyakinkan 3-1.
Sorotan utama jelas mengarah pada Victor Osimhen. Striker asal Nigeria itu kembali menjadi mesin gol yang menakutkan, mencetak dua gol cepat di babak pertama dan menjadi aktor penting di balik kemenangan Galatasaray. Dengan hasil ini, klub berjuluk Aslan (Singa) tersebut kian mengokohkan posisinya di jalur persaingan menuju fase gugur.
Osimhen membuka pesta Galatasaray saat laga baru berjalan tiga menit. Lewat insting tajam di kotak penalti, ia menyambar bola liar hasil umpan Leroy Sané untuk membawa tim unggul 1-0. Gol cepat itu langsung mengguncang kepercayaan diri para pemain Bodo/Glimt yang kesulitan keluar dari tekanan tuan rumah.
Osimhen Menggila: Dua Gol dalam Setengah Jam
Tak berhenti sampai di situ, Osimhen kembali menunjukkan kelasnya pada menit ke-33. Kali ini, ia memanfaatkan kesalahan fatal bek lawan, Fredrik Bjorkan, yang gagal mengontrol bola dengan baik. Dengan tenang, Osimhen menaklukkan kiper Nikita Haikin untuk menggandakan keunggulan menjadi 2-0.
Permainan agresif Osimhen benar-benar menjadi momok bagi lini belakang Bodo/Glimt. Mobilitas dan kecepatannya membuat duet bek tengah lawan tak mampu menjaga kedisiplinan posisi. Galatasaray terus menekan, bahkan hampir menambah gol sebelum turun minum.
Sepanjang laga, penyerang berusia 26 tahun itu melepas empat tembakan, dua di antaranya mengarah ke gawang. Tak hanya berkontribusi lewat gol, Osimhen juga kerap membuka ruang bagi rekan setimnya seperti Yunus Akgün dan Leroy Sané untuk menciptakan peluang berbahaya.
Penampilan eksplosif ini mengukuhkan status Osimhen sebagai striker paling subur di kompetisi Eropa musim ini. Ia kini mencatatkan rekor mencetak gol dalam tujuh laga beruntun di ajang UEFA, dengan total sembilan gol—melampaui rekor Burak Y?lmaz pada musim 2012/2013.
Akgün Lengkapi Dominasi, Bodo/Glimt Hanya Bisa Membalas Satu Gol
Memasuki babak kedua, permainan Galatasaray tetap berada di bawah kendali mereka. Osimhen sempat nyaris mencetak hat-trick, namun dua peluang emasnya berhasil digagalkan oleh lini belakang Bodo/Glimt.
Namun tekanan bertubi-tubi akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-60. Yunus Akgün mencatatkan namanya di papan skor lewat sepakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu dijangkau Haikin. Gol itu semakin memantapkan dominasi Galatasaray dengan keunggulan 3-0.
Tim tamu baru bisa memperkecil kedudukan pada menit ke-70 lewat sundulan Andreas Helmersen, yang memanfaatkan situasi bola mati. Meski begitu, gol tersebut tidak cukup mengubah jalannya pertandingan. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 3-1 untuk kemenangan Galatasaray tetap bertahan.
Secara statistik, dominasi Galatasaray terlihat jelas di sektor serangan. Mereka mencatatkan 23 tembakan dengan 11 di antaranya tepat sasaran. Meski kalah dalam penguasaan bola (38% berbanding 62%), efektivitas serangan dan intensitas pressing membuat permainan mereka jauh lebih berbahaya.
Klasemen Grup dan Dampak Kemenangan bagi Galatasaray
Hasil positif ini membawa Galatasaray naik ke posisi dua klasemen sementara grup dengan koleksi enam poin dari tiga laga—menyamai raihan Qarabag yang memuncaki tabel sementara. Sementara itu, Bodo/Glimt harus puas tertahan di dasar klasemen setelah hanya mengoleksi satu poin sejauh ini.
Bagi pelatih Okan Buruk, kemenangan ini bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga tentang mental juara yang mulai terbentuk dalam timnya. “Kami bermain dengan keyakinan tinggi. Osimhen menunjukkan kepemimpinan dan energi luar biasa di lapangan,” ujarnya selepas laga.
Dengan performa solid di lini depan dan kontribusi dari lini tengah seperti Lucas Torreira dan Mario Lemina yang menjaga keseimbangan permainan, Galatasaray kini menjadi salah satu tim paling konsisten di fase grup.
Sementara itu, bagi Osimhen pribadi, performa ini memperkuat statusnya sebagai bintang utama Galatasaray musim ini. Selain menjadi top skor sementara di Liga Champions, ia juga menjadi simbol kebangkitan Aslan yang siap menantang dominasi klub-klub besar Eropa.
Susunan Pemain Kedua Tim
Galatasaray: Ugurcan Cakir; Ismail Jakobs, Abdulkerim Bardakci, Davinson Sanchez, Roland Sallai; Yunus Akgün, Lucas Torreira, Mario Lemina, Leroy Sané, Baris Alper Yilmaz; Victor Osimhen.
Pelatih: Okan Buruk.
Bodo/Glimt: Nikita Haikin; Fredrik Bjorkan, Haitam Aleesami, Odin Bjortuft, Fredrik Sjovold; Sondre Fet, Patrick Berg, Hakon Evjen; Jens Petter Hauge, Kasper Hogh, Sondre Auklend.
Pelatih: Kjetil Knutsen.