Harga Berondolan Sawit Aceh Singkil Terus Mengalami Kenaikan Stabil

Selasa, 21 Oktober 2025 | 15:39:48 WIB
Harga Berondolan Sawit Aceh Singkil Terus Mengalami Kenaikan Stabil

JAKARTA - Wilayah Kabupaten Aceh Singkil kini mulai merasakan angin segar di tengah dinamika pasar kelapa sawit. 

Setelah beberapa bulan harga berondolan sawit yang sempat tidak stabil, saat ini tren harga mulai bergerak naik secara perlahan. 

Kenaikan ini membawa harapan positif bagi masyarakat dan petani yang menggantungkan hidupnya pada komoditas sawit, terutama berondolan, yang menjadi salah satu sumber utama penghasilan di daerah tersebut.

Menurut Harianto Hutabarat, seorang toke sawit di Singkil Utara, Aceh Singkil, harga berondolan selama pekan kedua Oktober 2025 mengalami dua kali kenaikan. 

Meski kenaikan harga tersebut terbilang pelan, namun menjadi sinyal positif bagi ekonomi masyarakat lokal yang bergantung pada hasil panen sawit.

“Iya, bulan 10 ini harga berondolan dua kali mengalami kenaikan, pelan-pelan harganya naik,” ungkap Harianto.

Faktor Penyebab Kenaikan Harga Berondolan

Kenaikan harga berondolan yang kini mencapai Rp3.500 per kilogram, naik dari harga sebelumnya Rp3.400 per kilogram, disebabkan oleh menurunnya pasokan berondolan di lapangan. Menurut Harianto, kurangnya stok berondolan dari petani menjadi faktor utama yang membuat harga terus merangkak naik.

“Untuk harga berondolan sedikit naik, harga lama Rp3.400 per kilonya, sedangkan diawal pekan pertengahan bulan 10 ini harga terus naik menjadi Rp3.500 per kilo. Kenaikan harga ini besar kemungkinan dikarenakan kurangnya hasil berondolan dari petani sehingga harga terus naik,” jelasnya.

Kondisi ini juga menunjukkan bahwa permintaan terhadap berondolan sawit tetap tinggi, sementara produksi terbatas sehingga memengaruhi harga pasar. Hal ini tentu berdampak langsung pada pendapatan petani yang mendapat keuntungan lebih dari setiap kilogram berondolan yang mereka hasilkan.

Pentingnya Kualitas Berondolan dalam Penentuan Harga

Selain faktor pasokan, kualitas berondolan juga menjadi penentu harga jual yang diterima petani. Harianto menegaskan bahwa harga berondolan tidaklah seragam, karena melalui proses penyortiran yang ketat.

“Harga berondolan yang bagus kita ambil dari petani Rp3.500 per kilonya, sedangkan berondolan yang tidak bagus harganya di bawah Rp3.400,” jelas Harianto.

Proses penyortiran ini bertujuan memastikan hanya berondolan dengan kualitas baik yang diterima untuk diproses lebih lanjut oleh pabrik minyak sawit. Dengan menjaga kualitas berondolan, nilai jual produk tetap tinggi dan menguntungkan petani serta pelaku usaha sawit secara keseluruhan.

Dampak Positif bagi Masyarakat Aceh Singkil

Kenaikan harga berondolan ini memberikan efek positif yang signifikan bagi masyarakat Aceh Singkil. Sebagian besar keluarga di wilayah ini menggantungkan penghasilan dari kelapa sawit dan berondolan sebagai sumber utama pendapatan mereka.

Harianto berharap harga berondolan yang mulai stabil dan meningkat ini bisa berkelanjutan sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

“Kami berharap harga berondolan bisa terus stabil dan hasil petani meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sawit dan berondolan bisa terjamin,” ujarnya.

Pendapatan yang lebih baik memungkinkan petani dan keluarganya memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membuka peluang untuk investasi usaha kecil atau pendidikan anak-anak mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup di daerah tersebut.

Tantangan dan Peluang Ke depan

Meski harga berondolan saat ini mulai membaik, para petani dan pelaku usaha sawit di Aceh Singkil tetap harus waspada terhadap fluktuasi harga yang sering terjadi di pasar nasional maupun global. 

Faktor-faktor seperti perubahan cuaca, kebijakan pemerintah, dan dinamika pasar internasional dapat memengaruhi harga sawit dalam waktu singkat.

Namun, dengan pengelolaan yang baik dan dukungan dari berbagai pihak, sektor sawit di Aceh Singkil memiliki peluang besar untuk terus berkembang. 

Penguatan kapasitas petani melalui pelatihan teknik panen yang tepat, peningkatan kualitas produk, serta akses pasar yang lebih luas dapat membantu mempertahankan harga dan volume produksi yang stabil.

Optimisme dan Harapan untuk Masa Depan Sawit Aceh Singkil

Kenaikan harga berondolan sawit yang terjadi kini memberi optimisme bagi masyarakat dan pelaku usaha lokal. Harga yang lebih stabil dan kualitas produk yang terjaga diyakini akan memperkuat posisi Aceh Singkil sebagai salah satu sentra produksi sawit yang penting.

Inisiatif untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas berondolan akan mendorong keberlanjutan bisnis sawit di daerah ini. Pada akhirnya, sektor sawit dapat menjadi pilar utama dalam mendukung perekonomian lokal sekaligus memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah yang lebih berkelanjutan.

Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga terkait, dan kerja keras masyarakat setempat, masa depan sawit Aceh Singkil tampak cerah dan menjanjikan kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh pihak yang terlibat.

Terkini