JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi perhatian pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, atau Zulhas, menegaskan adanya pembenahan tata kelola MBG agar pelaksanaan program lebih terstruktur dan efektif. Selama ini, Badan Gizi Nasional (BGN) memegang semua fungsi mulai dari penyelenggaraan hingga pengawasan, namun model ini dianggap perlu diperbaiki.
Zulhas menyampaikan dalam diskusi “Laporan Khusus Satu Tahun Prabowo-Gibran” di Kompas TV bahwa pembagian tugas akan diatur melalui Keputusan Presiden (Keppres).
Menurutnya, BGN akan fokus pada penyelenggaraan MBG, sementara pengawasan akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Pembagian ini diharapkan membuat program lebih transparan dan terkontrol di seluruh tingkatan, mulai dari desa hingga kota besar.
“Kalau sekarang itu semua dikerjakan oleh BGN, penyelenggaraan dan pengawasan semuanya. Nanti ini dibagi. Tata kelola kita perbaiki. Nanti BGN penyelenggara dan pengawasan beda,” ujar Zulhas.
Pembagian Tugas Antara Penyelenggara dan Pengawas
Dalam implementasinya, BGN tetap menjadi ujung tombak penyelenggaraan program, termasuk distribusi makanan, koordinasi dapur umum, dan pemantauan logistik. Sementara itu, pengawasan dipercayakan kepada Kemenkes karena memiliki akses ke puskesmas dan jaringan kesehatan desa, serta Kemendagri yang bisa menindaklanjuti pengawasan hingga tingkat kepala desa dan wali kota.
Zulhas juga menerima mandat sebagai Ketua Tim Koordinasi Tata Kelola MBG melalui Keppres yang diterimanya beberapa hari lalu. Ia menegaskan bahwa tujuan utama koordinasi ini adalah menyempurnakan pelaksanaan MBG dengan belajar dari pengalaman di berbagai daerah. Kota-kota besar dinilai lebih baik dalam pelaksanaan program karena tingkat kesadaran masyarakatnya tinggi, sementara beberapa kabupaten masih menghadapi kendala di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) yang belum optimal.
“Seperti kota-kota itu lebih bagus karena kesadaran masyarakat tinggi. Tapi di kabupaten mungkin kurang, itu juga SPPG-nya tidak begitu sehingga terjadi banyak masalah. Itu akan kita perbaiki, tata kelolanya disempurnakan,” tutur Zulhas.
Target Penerima MBG dan Tantangan Implementasi
Pemerintah menargetkan MBG menjangkau 82,9 juta orang hingga akhir 2025. Namun, hingga Oktober 2025, jumlah penerima baru mencapai 36,7 juta orang dengan 12.508 mitra dapur umum atau SPPG aktif. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebut bahwa target ini kemungkinan tercapai pada Februari 2026 karena berbagai hambatan dalam pengurusan pendaftaran SPPG.
Meskipun demikian, pemerintah tetap optimistis target nasional dapat tercapai jika semua prosedur berjalan lancar. Presiden Prabowo Subianto menekankan agar pencapaian jumlah penerima tidak dipaksakan. Fokus utama harus pada kualitas pelaksanaan MBG agar aman, bergizi, dan bebas dari kasus insiden pangan.
“Memang Kepala BGN bekerja keras supaya hari ini mencapai 40 juta, tapi saya sampaikan ‘jangan dipaksakan, ojo ngoyo, yang penting baik pelaksanaannya,’” kata Prabowo saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara.
Fokus Pemerintah Pada Kualitas dan Keamanan Pangan
Perbaikan tata kelola MBG menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga kualitas pelayanan dan keamanan pangan. Dengan pembagian peran antara BGN sebagai penyelenggara dan Kemenkes-Kemendagri sebagai pengawas, program ini diharapkan lebih terkontrol, sehingga insiden seperti keracunan makanan dapat diminimalkan.
Langkah ini juga mencerminkan evaluasi menyeluruh dari pengalaman pelaksanaan MBG selama ini, termasuk penguatan SPPG dan peningkatan koordinasi antar-instansi terkait. Pemerintah menekankan bahwa efektivitas program tidak hanya diukur dari jumlah penerima, tetapi juga dari kualitas makanan, distribusi tepat waktu, serta kepatuhan standar gizi.
Dengan koordinasi yang lebih baik, diharapkan MBG bisa memberikan dampak nyata bagi kesehatan masyarakat sekaligus menjadi model program sosial yang efisien dan transparan. Upaya perbaikan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjadikan program MBG sebagai salah satu program gizi terbesar dan teraman di dunia.