JAKARTA - Pencapaian sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 menjadi sinyal positif bagi perekonomian nasional. Produk-produk UMKM berhasil mencatatkan transaksi ekspor senilai 474,7 juta dolar AS atau sekitar Rp7,8 triliun. A
ngka ini menunjukkan potensi besar pelaku UMKM untuk menjadi motor penggerak ekspor Indonesia di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperkuat peran UMKM melalui strategi pendampingan dan pemantauan berkelanjutan.
“Secara khusus kami juga mencatat transaksi yang dihasilkan oleh UMKM mencapai 474,7 juta dolar AS atau setara dengan Rp7,8 triliun,” ujar Budi Santoso dalam seremoni penutupan TEI 2025 di Kabupaten Tangerang, Banten.
Menurutnya, pencapaian tersebut tidak hanya mencerminkan minat tinggi pasar internasional terhadap produk Indonesia, tetapi juga menjadi peluang bagi UMKM untuk naik kelas dan mengukuhkan posisinya di pasar ekspor dunia.
Pendampingan Tiga Tahap Jadi Kunci Keberlanjutan Ekspor
Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak hanya berfokus pada peningkatan nilai transaksi selama pameran, tetapi juga memastikan keberlanjutan kerja sama ekspor. Budi Santoso menjelaskan, pendampingan UMKM dalam TEI 2025 dilakukan melalui tiga tahapan utama: business matching, kontrak dagang, dan monitoring pasca pameran.
“Tadi khususnya untuk UMKM, transaksinya cukup bagus. UMKM ini harus tetap kita dampingi, jadi di dalam Trade Expo Indonesia itu ada tiga tahap. Tahap pertama, sebelum TEI, kita terus melakukan business matching,” ujar Budi.
Tahap awal ini menjadi momentum penting untuk mempertemukan pelaku UMKM dengan calon pembeli dari berbagai negara. Sebelum para buyer datang ke Indonesia, Kemendag memperkenalkan produk-produk UMKM melalui sesi pertemuan bisnis yang sudah dipersiapkan dengan matang.
“Dengan harapan pada saat TEI tanggal 15 Oktober sampai 19 Oktober ini terjadi kontrak dagang, dan Alhamdulillah terjadi banyak kontrak dagang,” ujarnya.
Melalui strategi ini, pelaku UMKM tidak hanya mengandalkan momen pameran, tetapi juga telah lebih dulu membangun komunikasi bisnis yang berpeluang menghasilkan kontrak jangka panjang.
Monitoring Transaksi, Jaminan Kepercayaan Mitra Internasional
Setelah proses business matching dan kontrak dagang, tahapan berikutnya adalah monitoring atau pemantauan terhadap kesepakatan yang telah ditandatangani. Budi Santoso menegaskan bahwa Kemendag tidak akan berhenti pada penandatanganan kontrak, tetapi akan memastikan pelaksanaan kerja sama berjalan lancar dan berkelanjutan.
“Kenapa? Terutama kepada teman-teman UMKM, kadang-kadang kalau pengiriman pertama masih bagus, kedua kadang-kadang kurang bagus, ketiga dan seterusnya kurang bagus itu jangan sampai terjadi, dan terus kita akan melakukan pendampingan baik yang di dalam negeri maupun yang di luar negeri,” ujar Budi.
Pemantauan ini menjadi sangat penting karena kepercayaan mitra dagang internasional sangat bergantung pada konsistensi kualitas produk dan ketepatan waktu pengiriman.
Budi juga menekankan pentingnya kesadaran pelaku UMKM untuk menjaga standar tinggi dalam setiap tahapan ekspor. Menurutnya, kesempatan untuk masuk ke pasar global bukan hal mudah, sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Jadi tolong saudara-saudara kita pelaku UMKM jangan disia-siakan kesempatan ini dan terus kita perjuangkan mudah-mudahan UMKM kita semakin banyak yang bisa menembus pasar ekspor,” katanya.
Dukungan Pemerintah untuk UMKM Naik Kelas
Capaian transaksi UMKM di TEI 2025 memperlihatkan besarnya potensi sektor ini untuk memperkuat perekonomian nasional. Pemerintah melalui Kemendag berkomitmen memberikan dukungan penuh agar pelaku UMKM tidak hanya sukses pada transaksi pertama, tetapi mampu menjadi pemain global yang tangguh.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui pendampingan intensif dan peningkatan kapasitas pelaku UMKM, termasuk pelatihan dalam manajemen ekspor, peningkatan kualitas produk, serta penguatan akses pasar internasional.
Strategi tiga tahap yang diterapkan Kemendag—mulai dari business matching, kontrak dagang, hingga monitoring—mencerminkan pendekatan jangka panjang pemerintah dalam membangun ekosistem ekspor UMKM yang berkelanjutan.
Dengan strategi ini, pelaku UMKM diharapkan dapat menjaga kepercayaan mitra internasional, memperluas jaringan pasar, serta berkontribusi lebih besar terhadap kinerja ekspor nasional.
Langkah Nyata Menuju UMKM Go Global
Keberhasilan UMKM mencatat transaksi ekspor hingga Rp7,8 triliun di TEI 2025 menjadi tonggak penting bagi transformasi sektor ini. Momentum tersebut mempertegas bahwa UMKM Indonesia memiliki daya saing yang cukup kuat untuk masuk ke pasar global, asalkan didukung dengan pendampingan, konsistensi kualitas, dan kemitraan strategis.
Budi Santoso berharap para pelaku UMKM dapat terus menjaga semangat dan komitmen dalam memenuhi permintaan pasar internasional. Pemerintah, melalui Kemendag, siap menjadi mitra strategis yang mengawal proses ekspor dari awal hingga akhir.
“Ini kesempatan yang bagus buat para UMKM Indonesia karena tidak mudah untuk mendapatkan pembeli,” tegas Budi.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, UMKM Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu pilar penting dalam memperkuat fondasi ekspor nasional, sekaligus membuka peluang ekonomi baru di pasar internasional.