JAKARTA - Beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, tengah mengalami suhu tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Kondisi panas ekstrem ini membuat masyarakat merasa tidak nyaman, terutama saat beraktivitas di dalam rumah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa suhu udara yang mencapai level ekstrem ini diprediksi akan mulai mereda pada akhir Oktober hingga awal November. Hal ini seiring dengan datangnya musim hujan yang diharapkan membawa penurunan suhu secara bertahap.
Meski begitu, banyak warga tetap mencari cara agar rumah mereka tidak terasa seperti “oven” di tengah cuaca panas yang menyengat. Pendingin ruangan atau AC menjadi solusi cepat yang banyak dipilih masyarakat perkotaan.
Namun, penggunaan AC dalam waktu lama tidak hanya menguras daya listrik, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan jika tidak dirawat dengan baik. Karena itu, penting bagi masyarakat mengetahui cara alami dan hemat energi agar rumah tetap sejuk tanpa perlu bergantung pada AC.
Tutup Jendela dan Tirai Saat Cuaca Panas
Salah satu langkah sederhana yang sering diabaikan adalah menutup jendela dan tirai pada siang hari. Cara ini ternyata dapat mencegah panas matahari langsung masuk ke dalam ruangan.
Adam Rysanek, profesor di School of Architecture and Landscape Architecture University of British Columbia, menjelaskan bahwa menutup jendela justru efektif menjaga suhu ruangan. “Kedengarannya berlawanan dengan intuisi, tetapi saat suhu luar ruangan melebihi suhu dalam ruangan, Anda perlu menutup bangunan agar tidak memanaskan ruangan,” ujarnya.
Langkah ini memang tidak sepenuhnya efektif untuk ruangan yang langsung terpapar sinar matahari, namun tetap mampu mengurangi penumpukan panas. Banyak orang yang telah mencobanya merasakan suhu di dalam rumah menjadi lebih stabil.
Selain itu, membuka jendela kembali saat sore atau malam hari dapat membantu menyeimbangkan suhu udara di dalam ruangan. Pergantian udara segar dari luar bisa membantu menciptakan rasa nyaman alami tanpa bantuan mesin pendingin.
Mengatur Aliran Udara dengan Dua Kipas Angin
Tidak hanya menutup jendela, penggunaan dua kipas angin secara strategis juga dapat membantu menjaga sirkulasi udara tetap lancar. Rysanek menyebut bahwa udara bekerja layaknya aliran air yang memerlukan jalur keluar dan masuk untuk bergerak.
Menurutnya, udara tidak akan mengalir dengan baik jika hanya mengandalkan satu jendela tanpa pengaturan arah angin yang tepat. “Kecil kemungkinan udara akan mengalir masuk melalui satu jendela dan keluar melalui jendela lainnya di jalur yang sama kecuali Anda memintanya,” kata Rysanek menegaskan.
Untuk hasil maksimal, satu kipas dapat ditempatkan di jendela untuk mendorong udara panas keluar ruangan. Sementara itu, kipas kedua diarahkan pada jendela lain untuk menarik udara segar dari luar agar sirkulasi berjalan seimbang.
Langkah sederhana ini menciptakan efek aliran silang yang mampu menurunkan suhu ruangan beberapa derajat. Dengan kombinasi dua kipas angin yang diposisikan dengan benar, udara panas dapat digantikan udara baru yang lebih sejuk tanpa bantuan AC.
Mengubah Rutinitas Memasak dan Membersihkan Rumah
Selain pengaturan sirkulasi udara, aktivitas harian di rumah juga memengaruhi peningkatan suhu ruangan. Memasak menggunakan oven atau kompor di tengah hari bisa membuat panas terkumpul dan menyebar ke seluruh ruangan.
Untuk mengatasinya, disarankan agar memasak dilakukan lebih pagi ketika udara masih sejuk. Begitu pula dengan kegiatan rumah tangga seperti menyetrika atau menggunakan penyedot debu sebaiknya dilakukan pada malam hari agar panas dari peralatan tersebut tidak menambah suhu ruangan.
Mengubah rutinitas sederhana ini dapat membantu menurunkan suhu dalam rumah secara signifikan. Selain itu, hal ini juga bisa menghemat energi karena tidak perlu menyalakan pendingin ruangan tambahan.
Dengan penyesuaian jadwal aktivitas, rumah dapat tetap terasa nyaman tanpa perlu mengeluarkan biaya besar. Langkah-langkah kecil ini justru memberikan dampak besar terhadap kenyamanan dan efisiensi energi rumah tangga.
Gunakan Lampu Hemat Energi dan Atur Ruangan
Pemilihan jenis lampu juga berpengaruh terhadap suhu di dalam rumah. Lampu bohlam pijar konvensional mengeluarkan panas yang lebih tinggi dibandingkan lampu LED atau hemat energi.
Mengganti bohlam pijar dengan lampu LED bisa membantu menjaga suhu ruangan tetap stabil. Selain lebih sejuk, penggunaan lampu LED juga lebih efisien dalam hal konsumsi energi listrik sehingga biaya bulanan dapat ditekan.
Selain mengganti lampu, menutup ruangan yang jarang digunakan juga menjadi langkah bijak. Ruangan yang tidak memiliki ventilasi atau tidak dipakai sebaiknya ditutup agar udara dingin dari kipas atau ventilasi alami hanya berfokus di area yang digunakan.
Cara ini terbukti efektif menjaga kesejukan ruangan utama, seperti ruang keluarga atau kamar tidur. Dengan sirkulasi udara yang lebih terfokus, suhu di area tersebut terasa lebih nyaman bahkan tanpa alat pendingin.
Rumah Sejuk Tanpa AC Itu Mungkin
Menghadapi cuaca panas ekstrem memang membutuhkan penyesuaian gaya hidup agar tetap nyaman di rumah. Menutup jendela saat siang, menggunakan dua kipas angin, dan mengubah rutinitas memasak adalah langkah sederhana yang bisa dilakukan siapa saja.
Selain itu, penggunaan lampu hemat energi serta pengaturan ruangan juga memberi pengaruh besar terhadap suhu di dalam rumah. Kombinasi langkah-langkah kecil tersebut bisa menciptakan perbedaan nyata tanpa biaya tambahan yang besar.
BMKG memperkirakan suhu panas akan mulai mereda menjelang awal November, tetapi kesadaran menjaga lingkungan rumah tetap sejuk harus tetap dijaga. Upaya kecil ini bukan hanya untuk kenyamanan pribadi, tetapi juga bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim yang kini semakin nyata.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, masyarakat dapat menciptakan rumah yang tetap nyaman, sejuk, dan ramah energi di tengah cuaca ekstrem.
Tanpa perlu mengandalkan AC, rumah pun bisa menjadi tempat perlindungan yang sejuk dan menenangkan bagi seluruh anggota keluarga.