JAKARTA - Garuda Indonesia kini berada dalam fase kebangkitan setelah melewati masa-masa sulit akibat dampak pandemi COVID-19.
Maskapai pelat merah tersebut terus memperkuat langkah pemulihan operasional dan finansial untuk memastikan kembali ke jalur keuntungan pada tahun 2026 mendatang.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyampaikan semangat baru perusahaan dalam memperbaiki kinerja dan memperluas jangkauan layanan. Ia menegaskan bahwa perusahaan harus menjadi lebih besar, sehat, dan berdaya saing di pasar internasional seperti yang diamanatkan Presiden Republik Indonesia.
Upaya Transformasi dan Peningkatan Kinerja Operasional
Sejak tahun 2023, Garuda Indonesia fokus menjalankan program restrukturisasi besar-besaran untuk menyehatkan kondisi keuangan dan meningkatkan efisiensi.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah memperketat pengelolaan biaya operasional dan mengoptimalkan rute penerbangan yang menguntungkan.
Wamildan menuturkan, “Akhir tahun 2026, Garuda Indonesia harus bisa mencetak profit. Ini sesuai arahan presiden bahwa Garuda Indonesia harus menjadi lebih besar, melayani rakyat dan dikenal di internasional.” Pernyataan tersebut menjadi motivasi kuat bagi seluruh jajaran perusahaan untuk mencapai target profitabilitas.
Perusahaan juga memperkuat sistem perawatan pesawat dan memperbarui proses digitalisasi dalam layanan penumpang. Langkah ini bertujuan agar efisiensi bisa tercapai tanpa menurunkan standar kenyamanan dan keselamatan penerbangan.
Di sisi lain, Garuda Indonesia terus memperluas kolaborasi dengan mitra global dalam bidang operasional, teknologi, dan manajemen penerbangan. Sinergi ini diharapkan mempercepat pemulihan dan membuka peluang investasi baru yang menguntungkan bagi perusahaan.
Strategi Ekspansi dan Peningkatan Pangsa Pasar Nasional
Saat ini Garuda Indonesia menguasai sekitar 30 persen pangsa pasar penerbangan nasional, dan perusahaan menargetkan kenaikan menjadi 50 persen dalam waktu lima tahun ke depan. Target ambisius ini diiringi dengan upaya penguatan layanan di rute-rute potensial yang memberikan keuntungan jangka panjang.
“Target naik menjadi 50 persen dalam lima tahun ke depan, serta memastikan melayani rute-rute yang untung,” ujar Wamildan menegaskan arah kebijakan perusahaan. Strategi peningkatan pasar ini tidak hanya menekankan pada jumlah rute, tetapi juga pada profitabilitas dan efisiensi biaya operasional.
Garuda Indonesia kini lebih selektif dalam menentukan jalur penerbangan dengan memperhitungkan faktor permintaan, potensi pendapatan, dan tingkat keterisian kursi. Langkah ini terbukti efektif meningkatkan kinerja pendapatan sejak awal 2025, terutama di sektor penerbangan domestik.
Selain memperkuat pasar dalam negeri, Garuda Indonesia juga memperluas jaringan internasional ke kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Australia.
Dengan memanfaatkan potensi wisata dan bisnis di wilayah tersebut, perusahaan berharap mampu memperluas basis pelanggan dan memperkuat posisi sebagai maskapai nasional unggulan.
Penambahan Armada dan Optimalisasi Aset Perusahaan
Salah satu tantangan utama Garuda Indonesia adalah keterbatasan jumlah armada setelah proses restrukturisasi selama pandemi. Sebelum COVID-19, Garuda memiliki sekitar 140 pesawat aktif, namun kini hanya tersisa sekitar 70 unit yang beroperasi secara reguler.
Untuk mengatasi hal ini, manajemen telah menyiapkan langkah strategis berupa penambahan armada baru dan pengaktifan kembali pesawat yang sempat tidak beroperasi.
Penambahan tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan memperhitungkan efisiensi bahan bakar dan proyeksi permintaan penumpang.
Garuda Indonesia juga bernegosiasi dengan perusahaan leasing internasional untuk memperoleh skema sewa pesawat yang lebih kompetitif. Dengan langkah ini, perusahaan berharap dapat menekan beban biaya sekaligus meningkatkan kapasitas layanan di rute-rute unggulan.
Selain itu, manajemen berkomitmen memperkuat sinergi dengan anak usaha Citilink dalam memperluas jaringan penerbangan berbiaya rendah. Citilink akan berperan sebagai pelengkap bagi Garuda dalam melayani pasar dengan segmen berbeda namun saling mendukung dalam strategi pertumbuhan grup.
Langkah optimalisasi aset juga dilakukan melalui pemanfaatan fasilitas perawatan dan logistik yang dimiliki perusahaan. Hal ini termasuk efisiensi pemeliharaan pesawat dan peningkatan produktivitas unit bisnis pendukung seperti kargo udara dan layanan katering.
Jalan Menuju Profitabilitas dan Keberlanjutan Bisnis
Transformasi besar-besaran yang dilakukan Garuda Indonesia bukan hanya ditujukan untuk memperbaiki kondisi keuangan jangka pendek. Tujuan utamanya adalah membangun fondasi yang kokoh agar perusahaan dapat bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan dalam industri penerbangan global.
Optimisme manajemen semakin kuat karena dukungan pemerintah terhadap restrukturisasi utang yang telah berhasil diselesaikan secara bertahap. Dengan beban keuangan yang lebih ringan, perusahaan kini memiliki ruang lebih luas untuk berinvestasi dan melakukan ekspansi layanan.
Selain memperkuat sektor penumpang, Garuda Indonesia juga mengembangkan bisnis kargo sebagai salah satu sumber pendapatan utama. Pengiriman barang dan logistik udara menjadi sektor yang menunjukkan pertumbuhan stabil sejak pandemi, dan Garuda ingin memaksimalkan potensi tersebut.
Perusahaan juga berkomitmen menjalankan prinsip keberlanjutan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan. Inisiatif ini termasuk penggunaan bahan bakar efisien, digitalisasi proses penerbangan, serta peningkatan kesadaran terhadap emisi karbon di industri transportasi udara.
Kinerja positif Garuda Indonesia pada paruh kedua 2025 menjadi sinyal kuat bahwa maskapai ini berada di jalur pemulihan yang tepat.
Tingkat keterisian kursi (load factor) yang meningkat hingga 88 persen menunjukkan adanya kepercayaan publik yang terus tumbuh terhadap layanan Garuda Group.
Manajemen memastikan seluruh langkah transformasi dijalankan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan orientasi kepada pelanggan. Garuda Indonesia berkomitmen untuk melayani rakyat Indonesia dengan standar tinggi, sekaligus memperkuat citra positif di mata dunia.
Wamildan menegaskan bahwa visi Garuda Indonesia adalah menjadi perusahaan yang sehat, berdaya saing, dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Dengan semangat kerja keras dan inovasi, Garuda Indonesia optimistis dapat menutup tahun 2026 dengan keuntungan yang membanggakan bagi bangsa.