Longsor Tambang Freeport Picu Potensi Hentikan Operasi Smelter

Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:47:45 WIB
Longsor Tambang Freeport Picu Potensi Hentikan Operasi Smelter

JAKARTA - Kegiatan pengolahan konsentrat tembaga di smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, menghadapi ancaman berhenti sementara pada akhir Oktober 2025.

Ancaman ini muncul setelah pasokan bahan baku dari tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) terganggu akibat insiden longsor yang menimpa area tambang beberapa waktu lalu.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno menjelaskan, stok konsentrat tembaga saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan smelter hingga akhir bulan ini. "Maksudnya akhir Oktober itu akan kekurangan pasokan. Sementara berhenti," kata Tri.

Insiden longsor tersebut memaksa Freeport menutup sementara aktivitas tambang di GBC, yang merupakan salah satu tambang bawah tanah terbesar di dunia. Pemerintah memastikan langkah ini diambil untuk menjaga keselamatan pekerja serta menilai risiko operasional yang muncul akibat longsor.

Pemerintah Minta Evaluasi Menyeluruh Sebelum Produksi Kembali

Tri Winarno menambahkan, pemerintah telah meminta PTFI melakukan evaluasi menyeluruh sebelum memulai kembali operasi di Grasberg Block Cave. Evaluasi ini mencakup aspek geoteknik dan mitigasi risiko di area tambang bawah tanah. "Ya dia evaluasi dulu, jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi. Dia sudah kita minta untuk melibatkan pekerja yang lama yang tahu soal geoteknik, yang tahu soal terowongannya dulu, yang mendesain," ujarnya.

Langkah ini sejalan dengan keputusan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang menegaskan bahwa operasi tambang belum bisa dilanjutkan hingga hasil audit keselamatan dan teknis rampung. "Operasi kembali pasti menunggu setelah hasil audit," ujar Bahlil.

Audit ini menjadi kunci untuk memahami penyebab longsor dan menentukan langkah mitigasi yang harus diterapkan agar kejadian serupa tidak terulang. Pemerintah menekankan bahwa evaluasi dilakukan secara menyeluruh dan tidak terburu-buru, dengan fokus pada keselamatan pekerja serta keberlanjutan produksi.

Dampak Longsor: 7 Pekerja Tewas dan Produksi Terhenti

Insiden longsor yang terjadi pada 8 September 2025 menimbun sekitar 800.000 ton lumpur di area tambang dan menewaskan tujuh pekerja, yang seluruhnya telah dievakuasi. Pasca-evakuasi, pemerintah langsung melakukan audit menyeluruh terhadap kegiatan tambang bawah tanah PTFI. Langkah ini bertujuan untuk memastikan penyebab longsor, serta merumuskan rekomendasi perbaikan teknis dan operasional.

Bahlil menegaskan, pemerintah tidak ingin mengambil keputusan terburu-buru tanpa dasar yang jelas. "Kami tidak boleh menghukum sesuatu tanpa dasarnya. Kami audit dahulu apa permasalahannya dan penyebabnya. Setelah itu baru kami bisa memberikan rekomendasi baik itu dalam bentuk perbaikan atau yang lain, nanti kita lihat," tegasnya.

Kondisi ini membuat pasokan konsentrat tembaga ke smelter Freeport menjadi kritis. Jika tidak segera diatasi, smelter berpotensi berhenti beroperasi sementara pada akhir Oktober 2025. Hal ini tentu akan berdampak pada rantai pasok industri tembaga domestik dan kinerja ekspor. Pemerintah memandang penting agar evaluasi dan mitigasi dilakukan secara cermat sebelum operasi tambang dilanjutkan.

Longsor di Grasberg Block Cave menjadi peringatan penting mengenai risiko operasional tambang bawah tanah yang sangat kompleks. Pemerintah menekankan perlunya langkah preventif, audit menyeluruh, dan evaluasi teknis sebelum aktivitas tambang dilanjutkan. Smelter Freeport di Gresik, sebagai salah satu fasilitas pengolahan utama, sangat bergantung pada kelancaran pasokan dari tambang ini. Oleh karena itu, langkah mitigasi menjadi prioritas agar keselamatan pekerja terjaga dan operasional industri tembaga tetap berkelanjutan.

Terkini