JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menunjukkan optimisme tinggi terhadap kondisi keuangannya di tengah upaya pemerintah mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, memastikan bahwa kondisi likuiditas bank masih ample (lebih dari cukup) untuk menopang ekspansi pembiayaan produktif tanpa perlu tambahan dana dari pemerintah.
Keyakinan tersebut berlandaskan pada fundamental keuangan yang kuat, di mana Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp323 triliun, menunjukkan kepercayaan nasabah terhadap BSI tetap terjaga. “Dengan fundamental yang kuat serta didukung pertumbuhan DPK yang mencapai Rp323 triliun, kondisi BSI saat ini semakin solid dan mencukupi untuk ekspansi pembiayaan,” ujar Anggoro.
Kinerja positif ini turut diperkuat oleh tren pemulihan sektor perbankan pada penghujung kuartal III/2025. Dari total Rp200 triliun dana pemerintah yang ditempatkan di bank-bank Himbara, termasuk BSI, lebih dari separuhnya sudah terserap untuk pembiayaan produktif. Kondisi ini menandakan bahwa perbankan mulai aktif kembali mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan sektor riil.
Pertumbuhan Pembiayaan BSI Lampaui Rata-Rata Nasional
Sepanjang paruh pertama tahun 2025, BSI menunjukkan performa pembiayaan yang impresif. Hingga kuartal II/2025 (Juni 2025), total pembiayaan yang disalurkan BSI mencapai Rp293,24 triliun, atau tumbuh 13,93% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional pada periode yang sama.
“BSI optimistis menjadi bagian penting dari akselerasi pemulihan kredit nasional,” tegas Anggoro.
Dari total pembiayaan yang telah disalurkan, sekitar 72,22% mengalir ke segmen ritel dan konsumer, sementara 27,78% lainnya disalurkan ke segmen wholesale atau korporasi. Strategi fokus ke sektor ritel dinilai efektif menjaga stabilitas keuangan bank, terutama karena sektor ini memiliki risiko pembiayaan yang lebih terdiversifikasi.
Kualitas pembiayaan BSI pun masih sangat sehat. Rasio Non-Performing Financing (NPF) gross tercatat hanya 1,87%, jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa BSI tidak hanya agresif dalam menyalurkan pembiayaan, tetapi juga berhati-hati dalam menjaga kualitas portofolionya.
Kinerja yang stabil ini menjadi bukti bahwa likuiditas BSI tetap kuat, sehingga tidak memerlukan tambahan suntikan likuiditas dari pemerintah. Bahkan, Anggoro menegaskan, bank yang dipimpinnya siap memperluas ekspansi ke sektor-sektor produktif dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Fokus Salurkan Pembiayaan UMKM dan Ekosistem Syariah
BSI juga aktif mendukung pembiayaan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dari dana penempatan likuiditas sebesar Rp10 triliun yang diterima dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), lebih dari 50% sudah tersalurkan.
“Pokoknya sudah lebih tinggi dari 50%,” ungkap Anggoro.
Penyerapan dana tersebut diarahkan untuk memperkuat sektor UMKM yang terhubung dengan ekosistem ekonomi syariah, seperti usaha yang berhubungan dengan haji, umrah, gadai, cicil emas, hingga rantai pasok (supply chain) dari SMI.
“UMKM yang terkait dengan sistem haji, umrah, gadai juga termasuk, cicil emas termasuk, juga supply chain dari SMI,” jelasnya.
Selain sektor UMKM, BSI juga menyalurkan pembiayaan ke segmen ritel dan konsumsi, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam ekosistem BSI. “Kita juga bisa membiayai untuk KPR-KPR yang terkait dengan ekosistem kita. Retail dan konsumer,” tambahnya.
Anggoro memastikan bahwa seluruh dana penempatan pemerintah tersebut akan terserap sepenuhnya dalam waktu dekat. “Habis,” ujarnya singkat namun optimistis.
Langkah ini sejalan dengan visi BSI untuk menjadi motor penggerak ekonomi syariah nasional melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan strategi ekspansi terukur, fokus pada pembiayaan produktif, serta dukungan likuiditas yang solid, BSI siap memperkuat perannya dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
Optimisme BSI terhadap kondisi likuiditas yang solid mencerminkan kekuatan fundamental bank syariah terbesar di Indonesia. Dengan pertumbuhan pembiayaan yang tinggi, kualitas aset yang terjaga, serta penyaluran dana pemerintah yang tepat sasaran, BSI menegaskan kemampuannya untuk terus tumbuh tanpa perlu tambahan suntikan likuiditas.
Langkah ekspansi ke sektor UMKM, ritel, dan ekosistem ekonomi syariah menjadi bukti nyata komitmen BSI dalam memperkuat peran keuangan syariah dalam mendukung perekonomian nasional.