JAKARTA - Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome dan Manggarai semakin mendekati penyelesaian.
Hingga awal Oktober 2025, progres konstruksi telah mencapai 74,37%, dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2026 mendatang.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang menjadi kontraktor utama proyek ini memastikan seluruh pekerjaan berjalan sesuai rencana. Fokus utama pengerjaan saat ini adalah struktur atas dan jalur rel yang menjadi tulang punggung transportasi massal tersebut.
Pengerjaan Detail di Setiap Stasiun
Direktur Operasi I Waskita Karya, Ari Asmoko, menjelaskan bahwa di Stasiun Rawamangun, pekerjaan sudah memasuki tahap finishing. Sementara itu, di Stasiun Pramuka BPKP dan Matraman, aktivitas arsitektur masih terus berlangsung.
Pada area Pasar Pramuka, pemasangan PCI girder sedang dikerjakan dengan intensif. Di Stasiun Manggarai, pembangunan struktur atas juga tengah berjalan guna memastikan semua bagian siap sebelum operasional.
Konsorsium dan Dana Proyek
KSO Waskita–Nindya LRS merupakan konsorsium kontraktor yang mengerjakan proyek ini. Konsorsium tersebut ditunjuk oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro), yang memiliki proyek dan bertugas mengelola pembangunan.
Anggaran proyek LRT Fase 1B mencapai Rp 4,1 triliun, yang merupakan Penyertaan Modal Daerah (PMD) dari APBD Provinsi DKI Jakarta. Pendanaan ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung transportasi publik yang lebih baik.
Manfaat Integrasi Transportasi
LRT Fase 1B diyakini menjadi penghubung penting dalam sistem transportasi Jakarta. Jalur baru ini menghubungkan wilayah timur kota dengan pusat transportasi besar, terutama Stasiun Manggarai.
Ari Asmoko mengatakan bahwa keberadaan jalur ini akan memperkuat integrasi moda transportasi di Manggarai. Masyarakat dapat dengan mudah memilih jenis transportasi yang sesuai kebutuhan berkat konektivitas yang semakin baik.
Pengurangan Kemacetan dan Emisi Karbon
Selain memperlancar mobilitas warga, LRT ini juga diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Dampak positifnya adalah penurunan kemacetan di kawasan padat seperti Matraman dan Pramuka.
Pengurangan kemacetan tersebut berkontribusi pada menurunnya emisi karbon. Proyek ini selaras dengan upaya menciptakan kota yang lebih hijau dan ramah lingkungan untuk generasi mendatang.
Detail Rute dan Stasiun
Lintasan LRT Jakarta Fase 1B memiliki panjang 6,4 kilometer, melintasi lima stasiun utama. Stasiun tersebut adalah Pemuda Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai.
Jalur ini melengkapi jaringan transportasi ibu kota dan menjadi jalur penting untuk memperlancar mobilitas penduduk. Integrasi stasiun-stasiun ini membuat LRT menjadi solusi efektif bagi perjalanan harian masyarakat.
Konektivitas dengan Fase 1A
LRT Fase 1B akan terhubung langsung dengan LRT Fase 1A yang telah beroperasi sejak 2019. Fase 1A sendiri membentang sepanjang enam stasiun dari Pegangsaan Dua hingga Velodrome.
Dengan penggabungan kedua fase, jaringan LRT di Jakarta akan memiliki total panjang 12,2 kilometer. Waktu tempuh antar ujung jalur diperkirakan sekitar 26 menit, menjadikan LRT pilihan cepat dan efisien.
Standar Kualitas dan Keselamatan Konstruksi
Waskita Karya menegaskan bahwa seluruh pekerjaan konstruksi mematuhi standar keselamatan dan kualitas internasional. Hal ini penting untuk memastikan fasilitas transportasi dapat beroperasi dengan baik dan aman bagi penumpang.
Perusahaan juga berkomitmen menjaga keberlanjutan proyek agar hasilnya bermanfaat jangka panjang. Pengawasan ketat dilakukan agar tidak ada kompromi terhadap kualitas dan keamanan.
Dampak Positif bagi Kota Jakarta
Penyelesaian proyek LRT Fase 1B akan menandai kemajuan signifikan dalam pembangunan sistem transportasi modern. Jalur ini akan memperlancar arus mobilitas warga sekaligus mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Transportasi publik yang semakin baik juga memperkuat citra Jakarta sebagai kota dengan infrastruktur maju. LRT menjadi simbol kemajuan dan inovasi dalam mengatasi tantangan transportasi perkotaan.
Dengan beroperasinya LRT Fase 1B, diharapkan lebih banyak warga beralih menggunakan transportasi umum. Hal ini dapat meningkatkan kualitas udara dan menurunkan polusi di kota metropolitan.
Ari Asmoko berharap proyek ini dapat rampung sesuai target dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Sistem transportasi yang terintegrasi dan nyaman menjadi kunci keberhasilan pembangunan kota berkelanjutan.