JAKARTA - Hilirisasi kelapa menjadi sorotan utama industri dan pemerintah Indonesia sebagai strategi meningkatkan nilai tambah produk lokal sekaligus memperkuat kesejahteraan petani.
Alih-alih mengekspor kelapa utuh, Indonesia kini menyiapkan langkah untuk mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tinggi, seperti minyak kelapa murni dan santan, yang memiliki daya saing global.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan bahwa kebijakan ini menandai era baru dalam industri kelapa nasional. Indonesia diharapkan tidak lagi tergantung pada ekspor kelapa utuh, tetapi mengoptimalkan potensi pengolahan dalam negeri untuk menghasilkan produk turunan bernilai tinggi. Strategi ini sekaligus menempatkan industri kelapa Indonesia dalam peta global sebagai produsen produk olahan berkualitas.
Sambu Group, salah satu produsen olahan kelapa dengan merek KARA, menyambut baik rencana hilirisasi ini. Corporate Communication Manager Sambu Group, Dwianto Arif W, menekankan bahwa hilirisasi kelapa adalah cita-cita bersama pemangku kepentingan, namun implementasinya harus didukung dengan kepastian pasokan dan tata niaga yang efektif.
Menurut Dwianto, pemerintah perlu memastikan adanya regulasi perdagangan kelapa yang memoderasi arus keluar masuk komoditas ini, mirip dengan praktik di negara lain. Dengan kepastian bahan baku yang stabil, industri bisa lebih percaya diri menambah kapasitas produksi, berinovasi, dan bersaing di pasar global. Hal ini juga akan mendorong investor untuk masuk ke sektor hilir dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan.
Pasar produk turunan kelapa, baik di dalam negeri maupun internasional, terus mengalami tren pertumbuhan. Produk olahan kelapa kini semakin diminati untuk kebutuhan pangan, kosmetik, hingga energi terbarukan. Indonesia, sebagai salah satu penghasil kelapa terbesar di dunia, memiliki peluang strategis untuk memanfaatkan tren ini dan menempatkan produk lokal dalam kompetisi global.
Meski demikian, Dwianto mengingatkan bahwa keberhasilan hilirisasi tidak hanya bergantung pada pengembangan industri hilir, tetapi juga memperkuat sektor hulu. Peremajaan tanaman kelapa, regenerasi petani, serta penyediaan bibit unggul menjadi langkah krusial untuk menjaga pasokan dan kualitas bahan baku.
Selain itu, perhatian terhadap perawatan lahan perkebunan dan efisiensi rantai pasok menjadi faktor penentu. Memangkas jalur distribusi dari petani ke industri akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, sekaligus mengurangi biaya produksi. Dukungan teknis dan finansial dari pemerintah serta pelaku industri juga menjadi kunci agar sektor hulu tetap produktif.
Dwianto menekankan bahwa koordinasi antara pemerintah, petani, dan pelaku industri sangat penting. Dengan implementasi yang terencana dan terkoordinasi, hilirisasi kelapa tidak hanya meningkatkan kapasitas industri, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi lokal. Lapangan kerja terbuka lebih luas, kesejahteraan petani meningkat, serta kontribusi terhadap pendapatan negara menjadi lebih optimal.
Rencana hilirisasi ini juga sejalan dengan strategi pembangunan ekonomi berbasis nilai tambah. Produk turunan kelapa memiliki margin yang lebih tinggi dibandingkan ekspor kelapa utuh. Oleh karena itu, mengalihkan fokus ke hilirisasi dapat memperkuat daya saing Indonesia di pasar global sekaligus menahan laju ekspor komoditas mentah.
Sambu Group menekankan pentingnya perencanaan jangka panjang agar industri kelapa tidak hanya berkembang sesaat, tetapi berkelanjutan. Industri hilir harus didukung infrastruktur pengolahan, teknologi produksi, serta jaringan distribusi yang efisien. Di sisi lain, sektor hulu juga harus dijaga agar pasokan bahan baku tetap stabil dan berkualitas.
Secara keseluruhan, hilirisasi kelapa menawarkan peluang besar bagi Indonesia. Dengan perencanaan matang dan koordinasi menyeluruh antara pemerintah, industri, dan petani, hilirisasi kelapa diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah, membuka lapangan kerja, memperkuat ekonomi daerah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Dwianto menutup pernyataannya dengan harapan bahwa kebijakan ini akan menyejahterakan semua pihak: “Dengan implementasi yang terencana dan terkoordinasi baik, diharapkan hilirisasi kelapa juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani kelapa, membuka lapangan kerja, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan pendapatan negara.”
Hilirisasi kelapa bukan sekadar langkah industri, tetapi momentum strategis untuk menegaskan kedaulatan ekonomi Indonesia di pasar global, sekaligus memastikan kesejahteraan petani tetap menjadi prioritas.