JAKARTA - Meski sentimen global masih sarat ketidakpastian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025 dengan sedikit kenaikan 0,08% ke posisi 8.257,86.
Pergerakan indeks yang relatif datar ini menunjukkan pasar sedang menimbang berbagai risiko eksternal sekaligus mencari peluang di tengah volatilitas yang muncul dari kebijakan global dan aksi korporasi domestik.
Saham unggulan menjadi penopang utama indeks, di antaranya BRPT yang naik 3,88%, CUAN melonjak 8,97%, dan TPIA meningkat 4,85%. Sebaliknya, saham big caps di sektor perbankan justru menahan laju IHSG, dengan BBRI turun 3,27%, BBCA melemah 1,99%, dan BMRI turun 3,19%. Keseimbangan pergerakan ini mencerminkan adanya aliran modal yang selektif di pasar saham, di mana investor tetap mencari sektor yang menjanjikan di tengah kondisi global yang bergejolak.
Data Mega Capital Sekuritas yang dirilis Senin, 13 Oktober 2025menunjukkan investor asing melakukan aksi beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 1,18 triliun, sementara total pembelian bersih di seluruh pasar mencapai Rp 728,64 miliar.
Secara sektoral, 9 dari 11 sektor berhasil mencatatkan penguatan, dengan sektor transportasi menjadi yang paling unggul naik 3,04%. Sektor keuangan menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 1,26%, seiring tekanan dari saham perbankan besar.
Di tingkat global, perhatian pasar tetap tertuju pada kebijakan Amerika Serikat yang akan melarang ekspor sejumlah perangkat lunak tertentu mulai 1 November. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, sehingga menimbulkan risiko aksi jual di pasar saham domestik pada awal pekan mendatang. Sektor-sektor berorientasi ekspor seperti nikel, CPO, dan batubara dinilai paling berisiko terdampak negatif akibat tarif baru ini, sementara saham telekomunikasi seperti ISAT, TLKM, dan EXCL bisa menjadi pilihan defensif bagi investor yang menghindari risiko.
Selain itu, sektor pertambangan emas diperkirakan tetap menarik, dengan emiten seperti BRMS, ARCI, ANTM, dan EMAS menjadi incaran investor. Tren kenaikan harga emas global di masa gejolak ekonomi menjadikan saham pertambangan logam mulia lebih stabil, sehingga cocok untuk strategi investasi defensif.
Pasar juga tengah menyoroti langkah korporasi strategis, salah satunya rencana IPO Anugrah Neo Energy Materials (ANEM), perusahaan tambang nikel asal Singapura yang menargetkan penghimpunan dana minimal Rp 5 triliun. ANEM juga memperkuat rantai pasok domestik melalui akuisisi Multi Dinar Karya (MDK), operator tambang nikel di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Strategi ini menunjukkan fokus perusahaan dalam memperkuat posisi industri nikel nasional, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan bahan baku baterai kendaraan listrik di masa depan.
Dalam konteks perdagangan harian, investor dapat menimbang sejumlah saham unggulan berdasarkan analisis teknikal dan prospek sektoral. Berikut rekomendasi saham yang menjadi perhatian hari ini:
TLKM – Buy 2.960–3.000 | TP 3.040–3.100 | SL 2.780
TPIA – Buy 7.700–7.800 | TP 8.100–8.300 | SL 7.200
ANTM – Buy 3.250–3.270 | TP 3.350–3.400 | SL 3.020
WIRG – Buy 131–135 | TP 138–141 | SL 124
BKSL – Buy 144–147 | TP 152–155 | SL 135
Investor disarankan untuk tetap memperhatikan aksi korporasi dan sentimen global, serta menggunakan strategi manajemen risiko seperti stop loss (SL) untuk meminimalkan potensi kerugian di tengah volatilitas pasar. Saham-saham unggulan di sektor pertambangan, energi, dan telekomunikasi tetap menjadi pilihan utama karena memiliki fundamental yang kuat serta prospek jangka menengah yang menjanjikan.
IHSG yang bergerak stabil ini menunjukkan bahwa pasar sedang menunggu katalis yang lebih jelas, baik dari kebijakan dalam negeri maupun kondisi ekonomi global. Kombinasi antara aliran modal asing yang positif dan rekomendasi saham berbasis sektor defensif dapat membantu investor memanfaatkan peluang tanpa mengambil risiko berlebihan.
Dengan perhatian pada IPO strategis, penguatan sektor nikel, dan tren harga emas, investor memiliki peluang diversifikasi portofolio untuk tetap tumbuh di tengah ketidakpastian. Tetap memonitor rekomendasi saham harian, laporan sektoral, dan berita global menjadi kunci bagi keputusan investasi yang lebih aman dan terukur.