Ambon Perkuat Identitas Kota Musik Dunia di KMI 2025

Senin, 13 Oktober 2025 | 11:07:54 WIB
Ambon Perkuat Identitas Kota Musik Dunia di KMI 2025

JAKARTA - Musik tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat Ambon, tetapi juga bagian dari identitas dan kehidupan sosial yang membentuk kota ini. Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Rence Alfons, komposer asal Ambon sekaligus Founder Molucca Bamboowind Orchestra (MBO), saat menghadiri Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 di Jakarta.

Dalam audiensi bersama Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, Rence mengingatkan bahwa predikat Ambon sebagai Kota Kreatif Berbasis Musik Dunia yang diberikan UNESCO pada 2019 bukanlah pencapaian akhir, melainkan tanggung jawab besar yang harus terus dijaga.

“UNESCO memberikan pengakuan, tapi menjaga pengakuan itu jauh lebih sulit daripada mendapatkannya,” ujarnya.

Musik sebagai Jantung Kehidupan Ambon

Menurut Rence, keberadaan status Kota Kreatif Berbasis Musik Dunia mestinya tercermin dari strategi nyata dalam pengembangan musik di Ambon. Ia menekankan, penguatan ekosistem musik tidak cukup hanya melalui festival atau acara musiman, melainkan harus terintegrasi dengan pendidikan, inovasi, dan kolaborasi lintas budaya.

“Musik di Ambon bukan hanya ekspresi seni, tapi juga jantung kehidupan sosial. Kami ingin pemerintah membantu memperkuat infrastruktur, kurikulum musik di sekolah, dan jejaring internasional yang membuat Ambon tetap relevan di dunia,” jelasnya.

Sebagai pendiri Molucca Bamboowind Orchestra (MBO), kelompok musik yang memadukan instrumen bambu tradisional dengan format orkestra modern, Rence telah lama memperlihatkan bagaimana tradisi dan inovasi bisa saling mendukung. Baginya, musik adalah jembatan yang menghubungkan warisan budaya dengan tuntutan zaman.

Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

Dalam pertemuan dengan Wamen Giring Ganesha, Rence juga menegaskan bahwa menjaga keberlanjutan gelar Ambon City of Music memerlukan koordinasi lintas kementerian. Dukungan dari sektor ekonomi kreatif, pendidikan, hingga pemerintah daerah harus berjalan beriringan dengan program kebudayaan.

“Ambon sudah punya ekosistem yang kuat ada sekolah musik, komunitas, festival, dan musisi diaspora yang aktif. Tapi untuk menjaga status kota kreatif berbasis musik dunia, perlu kebijakan yang konsisten, bukan proyek musiman,” tambahnya.

Pernyataan ini memperlihatkan pentingnya kesinambungan kebijakan dalam membangun fondasi musik di Ambon. Tidak hanya sekadar label internasional, tetapi lebih jauh sebagai strategi pembangunan kreatif yang memberi dampak sosial dan ekonomi.

Musik sebagai Identitas dan Bahasa Persatuan

Bagi masyarakat Ambon, musik bukan sekadar karya seni. Ia adalah identitas yang mengikat komunitas di tengah berbagai tantangan sosial maupun ekonomi. Rence menekankan bagaimana harmoni yang lahir dari musik mencerminkan nilai hidup berdampingan di kota tersebut.

“Di Ambon, anak-anak belajar harmoni sejak kecil, bukan hanya lewat nada, tapi lewat hidup berdampingan,” ucapnya.

Pernyataan ini memperlihatkan bahwa musik di Ambon hadir sebagai bahasa universal yang menyatukan perbedaan. Dari desa hingga kota, dari festival lokal hingga panggung internasional, suara musik Ambon selalu membawa pesan kebersamaan.

Momentum KMI 2025

Dengan tema “Satu Nada Dasar”, penyelenggaraan KMI 2025 menjadi ruang refleksi penting, terutama bagi daerah yang membawa identitas musik kuat seperti Ambon. Di tengah diskusi besar mengenai tata kelola dan digitalisasi industri musik, suara dari timur Indonesia mengingatkan kembali pentingnya akar budaya dan nilai komunitas.

Rence berharap momentum KMI 2025 tidak berhenti pada dialog semata, melainkan ditindaklanjuti dengan program nyata. Beberapa inisiatif yang ia dorong antara lain:

Pelatihan musisi muda agar memiliki daya saing global.

Dukungan infrastruktur kreatif, termasuk fasilitas musik dan ruang pertunjukan.

Penguatan riset serta dokumentasi musik tradisi Maluku sebagai warisan budaya yang dapat terus dipelajari.

“Kami ingin agar Ambon tak hanya dikenal karena labelnya sebagai Kota Kreatif Berbasis Musik Dunia, tapi karena terus melahirkan karya dan generasi baru yang menghidupi musiknya,” pungkasnya.

Ambon dalam Peta Musik Nasional

Sejak ditetapkan sebagai Kota Kreatif Berbasis Musik oleh UNESCO, Ambon telah menjadi rujukan dalam pengembangan ekosistem musik berbasis komunitas di Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat menjaga momentum tersebut, sehingga Ambon tetap menjadi pusat inspirasi, baik bagi musisi lokal maupun internasional.

Bagi Rence Alfons, perjalanan musik Indonesia menuju panggung dunia tidak bisa dilepaskan dari suara-suara daerah. Ambon dengan segala kekayaan tradisi dan semangat inovasi diyakini akan terus memainkan peran penting.

“Dari Ambon, suara itu terus mengalun, dari denting bambu hingga harmoni orkestra, membawa pesan bahwa musik bukan hanya bunyi, tapi identitas yang menghubungkan manusia dan tanah kelahirannya,” tutupnya.

Perjuangan mempertahankan status Ambon sebagai Kota Kreatif Berbasis Musik Dunia adalah perjalanan panjang yang menuntut konsistensi. Bukan hanya soal predikat UNESCO, tetapi bagaimana kota ini terus menghadirkan karya, membangun generasi baru, dan menjaga musik sebagai bahasa persatuan.

Melalui forum besar seperti KMI 2025, suara Ambon kembali digaungkan: bahwa musik bukan sekadar hiburan, melainkan fondasi budaya, identitas, dan sekaligus masa depan pembangunan kreatif Indonesia

Terkini

DAMRI Tingkatkan Layanan Cepat untuk Rute Jarak Jauh

Senin, 13 Oktober 2025 | 17:06:52 WIB

KAI Daop 7 Luncurkan Promo Tarif Parsial Mulai Rp70 Ribu

Senin, 13 Oktober 2025 | 17:06:50 WIB

PTPP Perluas Tol Surabaya Gempol Demi Mobilitas Efisien

Senin, 13 Oktober 2025 | 17:06:49 WIB

Wamen PU Pastikan Program Padat Karya Berlanjut 2026

Senin, 13 Oktober 2025 | 17:06:45 WIB