Frekuensi Buang Air Kecil Normal Menurut Para Ahli

Kamis, 09 Oktober 2025 | 12:03:57 WIB
Frekuensi Buang Air Kecil Normal Menurut Para Ahli

JAKARTA - Buang air kecil (BAK) adalah proses alami yang krusial bagi kesehatan tubuh. Tidak sekadar membuang limbah, frekuensi kencing yang tepat membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah infeksi saluran kemih, serta mendukung proses detoksifikasi alami. 

Namun, seberapa sering sebenarnya seseorang harus buang air kecil dalam sehari?

Menurut Dr. Jamin Brahmbhatt, ahli urologi di Orlando Health dan kontributor CNN, orang sehat umumnya buang air kecil sekitar 6 hingga 8 kali sehari. “Bagi kebanyakan orang, wajar saja jika mereka perlu buang air kecil setiap tiga hingga empat jam di siang hari,” jelas Brahmbhatt.

Sementara di malam hari, idealnya seseorang hanya bangun sekali atau bahkan tidak sama sekali untuk buang air kecil. Bangun lebih sering bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu.

Variasi Normal dan Faktor yang Mempengaruhi

Setiap individu memiliki ritme berbeda. Beberapa orang bisa saja buang air kecil hingga 10 kali sehari, terutama jika mereka mengonsumsi banyak cairan. Minuman seperti alkohol, teh, dan kopi diketahui dapat meningkatkan frekuensi kencing karena efek diuretik sekaligus iritasi pada kandung kemih, menurut Dr. David Shusterman, ahli urologi bersertifikat di NY Urology, New York City.

“Sejujurnya, setiap orang sedikit berbeda, jadi tidak ada angka pasti yang cocok untuk semua orang,” tambah Brahmbhatt. Ia menekankan pentingnya memahami kebiasaan pribadi. 

Jika frekuensi kencing tiba-tiba berubah, baik menjadi lebih sering atau lebih jarang, hal ini sebaiknya diperiksa oleh tenaga medis, terutama bila mengganggu kualitas hidup.

Cuaca panas dan aktivitas fisik juga memengaruhi frekuensi buang air kecil. Saat banyak berkeringat, tubuh kehilangan cairan melalui keringat sehingga jumlah urin yang dihasilkan bisa lebih sedikit.

Kondisi yang Bisa Memengaruhi Frekuensi Kencing

Jika peningkatan frekuensi kencing tidak disebabkan oleh asupan cairan yang berlebihan, beberapa kondisi medis mungkin menjadi penyebab:

Sindrom kandung kemih overaktif: menyebabkan dorongan kencing mendadak dan sering.

Diabetes: gula darah tinggi dapat memicu produksi urin berlebih.

Infeksi saluran kemih: menimbulkan sensasi ingin buang air kecil terus-menerus.

Obat-obatan tertentu: diuretik, misalnya yang diresepkan untuk tekanan darah atau penyakit jantung, bisa meningkatkan frekuensi kencing.

Kehamilan juga dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil. Shusterman menjelaskan bahwa perubahan metabolisme dan kebutuhan cairan selama kehamilan membuat ibu hamil lebih sering kencing.

Kapan Harus Waspada

Menurut para ahli, mengetahui pola kencing normal bagi diri sendiri adalah kunci. Jika seseorang tiba-tiba mengalami:

Kencing lebih sering tanpa perubahan konsumsi cairan

Kencing lebih jarang disertai gejala lain seperti nyeri atau pembengkakan

Rasa tidak nyaman di kandung kemih atau urin keruh

Maka sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. Pemeriksaan bisa membantu mendeteksi masalah kesehatan sejak dini, termasuk infeksi, diabetes, atau gangguan kandung kemih.

Tips Menjaga Pola Kencing Sehat

Cukupi kebutuhan cairan, tapi hindari minum berlebihan sekaligus.

Batasi konsumsi diuretik berlebihan seperti kopi, teh, atau alkohol.

Kenali pola tubuh dan catat frekuensi kencing harian jika perlu.

Perhatikan gejala lain seperti nyeri, urin berwarna abnormal, atau pembengkakan tubuh.

Brahmbhatt menyimpulkan bahwa yang paling penting adalah mengenali kebiasaan kencing normal masing-masing individu. Perubahan mendadak dalam pola ini bisa menjadi alarm bagi tubuh, dan perhatian medis bisa membantu mencegah komplikasi lebih lanjut.

“Yang penting adalah mengetahui apa yang normal bagi Anda. Jika tiba-tiba lebih sering pergi ke kamar mandi – atau lebih jarang – mungkin ada baiknya Anda memeriksakan diri, terutama jika hal itu mengganggu kualitas hidup,” ujarnya.

Dengan memahami frekuensi buang air kecil normal, seseorang dapat lebih mudah mendeteksi masalah kesehatan sejak awal, serta menerapkan pola hidup sehat yang mendukung fungsi kandung kemih dan keseimbangan tubuh secara keseluruhan.

Terkini