Potensi Musik Digital Dorong Ekonomi Kreatif Nasional

Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:50:23 WIB
Potensi Musik Digital Dorong Ekonomi Kreatif Nasional

JAKARTA - Musik bukan sekadar hiburan; bagi Indonesia, ia menjadi motor ekonomi, penggerak diplomasi budaya, dan wadah kreativitas bangsa. Hal ini ditegaskan Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat membuka Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025, yang digelar selama empat hari, 8–11 Oktober 2025.

Dalam pertemuan yang menghadirkan musisi, pegiat industri kreatif, dan pemangku kepentingan, Fadli Zon menekankan bahwa musik Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama di ranah digital. 

Menurutnya, pendapatan pasar musik digital Indonesia pada 2025 diproyeksikan mencapai 231,64 juta dolar AS, dengan pertumbuhan rata-rata 3,57 persen per tahun hingga 2030, menembus 276 juta dolar AS. Musik streaming sendiri menjadi salah satu penyumbang signifikan, diperkirakan bernilai 155 juta dolar AS pada tahun ini.

"Musik Indonesia hari ini tidak bisa dipandang sebelah mata, Indonesia memiliki potensi besar," ujar Fadli Zon.

Musik Sebagai Penggerak Ekonomi dan Kebudayaan

Fadli menegaskan bahwa musik tidak hanya menyatukan masyarakat, tetapi juga membuka peluang ekonomi. Ia menyoroti bahwa industri musik digital tumbuh dari semangat para pelaku kreatif yang membangun ekosistem dari bawah, sambil tetap menjaga denyut nadi musik di panggung-panggung nyata.

"Musik Indonesia makin hidup di ruang digital, namun denyut nadi industrinya tetap berdetak di panggung-panggung nyata, di tangan para pekerja musik yang mencipta dan menampilkan karya dengan sepenuh hati," kata Fadli.

Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 dirancang sebagai wadah kolaborasi lintas sektor, memastikan musik berperan sebagai infrastruktur kebudayaan yang kokoh sekaligus penggerak ekonomi berkelanjutan. Fadli menekankan bahwa agenda konferensi mencakup penguatan diplomasi budaya, pembentukan kebijakan berpihak pada musisi, serta kesejahteraan pekerja musik.

"Kita ingin memastikan bahwa musik mampu menjadi salah satu infrastruktur kebudayaan yang kokoh dan penggerak ekonomi berkelanjutan," ujarnya.

Sinergi Kebijakan dan Nilai Budaya

Kementerian Kebudayaan bekerja membangun ekosistem yang produktif secara ekonomi sekaligus berakar pada nilai budaya. Upaya ini sejalan dengan arah Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang menempatkan kreativitas sebagai penggerak pembangunan nasional.

Melalui KMI 2025, para pemangku kepentingan diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang mendukung ekosistem musik digital dan tradisi, sekaligus memfasilitasi pertumbuhan ekonomi kreatif secara berkelanjutan.

Seruan dan Apresiasi kepada Musisi

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo menyampaikan apresiasi kepada komunitas musisi, musisi tradisi, dan pemangku kepentingan lain atas kontribusi mereka dalam menyalakan semangat ekosistem musik Indonesia.

"Kita akan bersama-sama menentukan arah ekosistem musik. Seperti halnya Presiden dan Menteri Kebudayaan yang selalu mengatakan bahwa dalam membangun bangsa, kita harus merangkul semua, siap berdialog dengan semua orang, dengan semangat kesatuan demi Indonesia," ujar Giring.

Ia juga menyinggung peran Glenn Fredly, yang sejak 2018 membawa seluruh ekosistem musik ke Ambon, membangun momentum kolaborasi dan kebersamaan. Giring menekankan pentingnya melanjutkan perjuangan Bung Glenn untuk memajukan musik Indonesia.

Tak hanya itu, Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad mendorong generasi muda untuk meneruskan semangat Bung Glenn. Menurutnya, musik adalah suara hati rakyat, sekaligus sarana ekspresi dan perjuangan.

"Saat ini yang perlu kita lakukan adalah meneruskan perjuangan Bung Glenn," kata Raffi.

Musik Digital Sebagai Peluang Ekonomi Masa Depan

Dengan pertumbuhan pasar musik digital yang signifikan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mendorong ekonomi kreatif nasional. Ekosistem yang kuat memungkinkan musisi lokal bersaing di ranah global, sambil tetap memperkuat identitas budaya Indonesia.

KMI 2025 menjadi titik temu antara kebijakan pemerintah, pelaku industri, dan musisi, untuk memastikan musik menjadi infrastruktur ekonomi, diplomasi, dan identitas budaya yang berkelanjutan.

Melalui konferensi ini, Kemenbud berharap musik digital dan panggung nyata dapat saling mendukung: digital sebagai peluang ekonomi dan jangkauan global, panggung nyata sebagai tempat karya kreatif lahir dan dihargai.

Konferensi Musik Indonesia 2025 menegaskan bahwa musik lebih dari hiburan; ia adalah alat pemersatu bangsa, penggerak ekonomi, dan diplomasi budaya. Dengan pasar musik digital yang terus berkembang, Indonesia memiliki peluang strategis untuk memperkuat ekonomi kreatif, kesejahteraan musisi, dan identitas budaya di tingkat nasional dan global.

Terkini