Bocor Daftar 46 Konglomerat Pembeli Patriot Bond Danantara

Jumat, 03 Oktober 2025 | 10:07:56 WIB
Bocor Daftar 46 Konglomerat Pembeli Patriot Bond Danantara

JAKARTA - Isu mengenai keterlibatan taipan dalam instrumen investasi baru milik Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menjadi sorotan publik. Patriot Bond, yang ditargetkan mampu menghimpun dana hingga Rp50 triliun, disebut berhasil menarik minat sejumlah konglomerat papan atas Indonesia. 

Namun, beredarnya dokumen berisi 46 nama pebisnis kaya Tanah Air yang diklaim sebagai pembeli Patriot Bond memunculkan tanda tanya: benar atau sekadar rumor?

Berdasarkan informasi yang beredar, komitmen dana yang tercatat mencapai Rp51,75 triliun, lebih tinggi dari target awal. Nama-nama besar seperti Budi Hartono (Djarum), Prajogo Pangestu (Barito), Antony Salim (Salim & DCI), hingga Franky Widjaja (Sinar Mas) tercantum dalam daftar itu. Selain mereka, ada pula sederet taipan lain seperti Boy Thohir, Edwin Soeryadjaya, Low Tuck Kwong, James Riady, hingga Dato Sri Tahir.

Partisipasi Jumbo Hingga Menengah

Dari dokumen tertanggal 19 September 2025 pukul 13.00 WIB, sejumlah konglomerat disebut menyetor dana dalam jumlah fantastis, mencapai Rp3 triliun per orang. Misalnya Antony Salim, Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma, Franky Widjaja, Boy Thohir & Edwin Soeryadjaya, Budi Hartono, serta Low Tuck Kwong.

Sementara itu, beberapa nama lain masuk dengan komitmen menengah, sekitar Rp1,5 triliun. Mereka adalah James Riady (Lippo Group), Hilmi Panigoro (Amman Mineral), Gunawan Lim (Harita), hingga Eddy Sariaatmadja (Emtek Group). Ada juga kontribusi lebih kecil namun tetap signifikan, seperti Arif Rachmat (Triputra) Rp750 miliar, Alexander Tedja (Pakuwon) Rp1,1 triliun, William Katuari (Wings) Rp1,1 triliun, hingga Martua Sitorus (KPN) Rp1 triliun.

Skema Private Placement dan Prinsip Voluntary

BPI Danantara menegaskan bahwa Patriot Bond tidak ditawarkan kepada publik, melainkan melalui skema private placement. Artinya, hanya investor tertentu dengan kapasitas finansial mumpuni yang bisa berpartisipasi. Pihak Danantara juga menekankan bahwa partisipasi dalam obligasi ini bersifat sukarela, tanpa paksaan.

Rosan Roeslani, CEO BPI Danantara, bahkan sempat menyampaikan bahwa sejumlah konglomerat papan atas telah menyatakan ketertarikan. Ia menyebut Prajogo Pangestu hingga pemilik Djarum Group termasuk dalam barisan calon investor. “Semua ikut berpartisipasi,” kata Rosan di Istana Merdeka, Jakarta, awal bulan ini.

Instrumen Patriotik untuk Proyek Strategis

Dana yang dihimpun melalui Patriot Bond nantinya diarahkan ke proyek-proyek nasional, salah satunya pengelolaan sampah (waste management). Dengan target senilai USD 3,1 miliar atau sekitar Rp50 triliun, obligasi ini menjadi salah satu terobosan pembiayaan pembangunan.

Melalui program bertajuk “Patriot Bonds: A Love Letter for Indonesia’s Future”, Danantara ingin menghadirkan instrumen investasi yang tidak sekadar berorientasi pada imbal hasil, melainkan juga kontribusi nyata bagi keberlanjutan bangsa. Menariknya, Patriot Bond menawarkan yield di bawah pasar, menandakan orientasi patriotisme yang lebih kuat dibanding profit semata.

Instrumen ini dikelola oleh Mandiri Sekuritas, dengan pengawasan ketat demi menjaga transparansi dan tata kelola.

Kantongi Peringkat AAA dari Fitch

Momentum penerbitan Patriot Bond semakin diperkuat dengan capaian BPI Danantara yang meraih peringkat AAA (idn) dari Fitch Ratings Indonesia. Predikat tertinggi dari 11 tingkatan ini menandakan keyakinan lembaga internasional terhadap kapasitas Danantara.

Dalam dokumen resmi, manajemen Danantara mengakui bahwa lembaga mereka tergolong baru dan belum memiliki rekam jejak panjang. Meski begitu, Fitch menilai prospek dan tata kelola Danantara cukup kuat untuk mendukung penerbitan obligasi jumbo ini. “Obligasi patriotik senilai Rp50 triliun ini akan menjadi obligasi pertama yang kami terbitkan,” ungkap manajemen.

Daftar Nama Konglomerat Terbesar

Dari daftar yang beredar, beberapa investor dengan komitmen jumbo antara lain:

Antony Salim (Salim & DCI)

Prajogo Pangestu (Barito)

Sugianto Kusuma (Agung Sedayu & Erajaya)

Franky Widjaja (Sinar Mas)

Boy Thohir & Edwin Soeryadjaya (Adaro & Saratoga)

Budi Hartono (Djarum)

Low Tuck Kwong (Bayan Resources)

Tommy Winata (Artha Graha) – Rp1,6 triliun

James Riady (Lippo) – Rp1,5 triliun

Sukanto Tanoto (RGE Group) – Rp1,5 triliun

Selain itu, tercatat pula nama-nama besar lain seperti Djoko Susanto (Alfa Group), Alexander Tedja (Pakuwon), Nurhayati Subakat (Paragon), hingga Putra Sampoerna (Sampoerna Agro).

Antara Fakta dan Spekulasi

Meski daftar 46 konglomerat sudah tersebar luas, validitas dokumen tersebut masih menyisakan tanda tanya. Danantara sendiri belum memberikan konfirmasi langsung terkait detail nama investor. Namun, pernyataan CEO Rosan Roeslani tentang keterlibatan sejumlah pebisnis kakap memperkuat dugaan bahwa partisipasi itu memang nyata.

Apapun kebenarannya, satu hal jelas: Patriot Bond berhasil menarik perhatian publik sekaligus menandai model kolaborasi baru antara negara dan kalangan swasta. Dengan peringkat AAA dari Fitch, skema sukarela, dan fokus pada proyek strategis, Patriot Bond digadang-gadang sebagai instrumen keuangan patriotik yang akan memberi warna baru pada dunia investasi Indonesia.

Terkini