Kontroversi Wasit Liga 2: Kericuhan Laga PSPS Riau vs Persiraja Banda Aceh
- Rabu, 12 Februari 2025

JAKARTA - Dalam pertandingan lanjutan babak play-off Liga 2 2024/2025, laga antara PSPS Riau dan Persiraja Banda Aceh diwarnai dengan kontroversi. Laga yang berlangsung pada Selasa, 11 Februari 2025 di Stadion Kaharuddin Nasution Rumbai, Pekanbaru ini, diakhiri dengan tindakan yang mencoreng nilai sportivitas sepak bola. Kepemimpinan wasit, Amri Nurhadi, menjadi sorotan tajam setelah memicu kontroversi dan kericuhan di lapangan.
Sejak sepak mula, pertandingan ini memang telah menunjukkan tensi tinggi. Kedua tim berlomba-lomba mencari poin penuh untuk meraih tiket promosi ke Liga 1 musim depan, sebuah impian besar bagi kedua belah pihak yang tak ingin disia-siakan. Ketika babak pertama berakhir dengan skor kacamata, suasana di dalam dan luar lapangan semakin tegang.
Gol penentu kemenangan muncul pada menit ke-73 ketika Noriki Akada, pemain PSPS, berhasil memanfaatkan umpan tendangan bebas dari Fardan Harahap dengan sundulan yang menggetarkan jala gawang Persiraja. Gol ini merubah skor menjadi 1-0, sekaligus menutup pertandingan dengan kemenangan tipis untuk PSPS Riau.
Namun, gol tersebut bukanlah penutup yang damai bagi laga itu. Atmosfer panas yang membara sejak awal pertandingan memuncak setelah pertandingan berakhir, seiring dengan ekspresi tidak puas dari para pemain Persiraja. Banyak dari mereka merasa kecewa dengan sejumlah keputusan wasit yang dianggap merugikan mereka, dan hal ini berujung pada tindakan intimidatif terhadap wasit Amri Nurhadi.
Seorang narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan, "Ketidakpuasan pemain Persiraja memang tampak jelas ketika beberapa keputusan wasit di lapangan dianggap kontroversial. Namun, kami juga harus menghormati keputusan wasit dan menerimanya sebagai bagian dari permainan."
Sumber lain menambahkan bahwa kejadian ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk pelatih dan manajer dari kedua tim. Para pencinta sepak bola, baik pendukung PSPS maupun Persiraja, turut melayangkan kritik terhadap kepemimpinan wasit dalam pertandingan tersebut.
Kontroversi ini bukanlah hal baru dalam sejarah Liga 2. Sudah sering kali keputusan-keputusan wasit di lapangan memicu protes dari pemain dan memancing emosi suporter. Terlebih lagi, dengan taruhan yang besar seperti promosi ke Liga 1, ekspektasi dan tekanan semakin membesar di setiap pertandingan.
Erick Thohir, Ketua PSSI, yang kebetulan baru saja bertemu dengan pejabat terkait untuk membahas peningkatan kualitas kepemimpinan wasit di Indonesia, mengungkapkan keprihatinannya. "Kualitas kepemimpinan dan keputusan wasit adalah hal yang sangat penting dalam pertandingan. Kami terus berupaya untuk meningkatkan kualitas wasit melalui pelatihan dan evaluasi berkelanjutan," ungkap Erick.
Situasi ini juga mengundang reaksi dari komunitas sepak bola nasional. Beberapa pihak mengusulkan perlunya penggunaan teknologi, seperti VAR (Video Assistant Referee), di Liga 2 untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan yang lebih akurat. Meski begitu, penambahan teknologi tersebut memerlukan persiapan yang matang baik dari segi infrastruktur maupun pemahaman semua pihak terkait.
Suporter Persiraja merasa tim kesayangan mereka dirugikan dan menuntut keadilan. Banyak di antara mereka berharap ada investigasi lebih lanjut terkait insiden ini dan mempertimbangkan ulang keputusan-keputusan yang dianggap kontroversial.
Di sisi lain, manajemen PSPS Riau menyambut baik hasil pertandingan dan menekankan pentingnya menjaga sportivitas. "Kami sangat bangga dengan hasil ini dan berharap seluruh pemain serta suporter tetap dalam semangat sportivitas. Setiap pertandingan pasti ada menang dan kalah, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita menunjukkan sikap yang baik," ujar salah seorang pejabat klub PSPS.
Bagaimanapun, insiden ini semakin memperpanjang daftar panjang perseteruan di lapangan hijau yang dipicu oleh keputusan wasit. Masyarakat sepak bola berharap agar asosiasi dapat mengambil langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki kondisi ini agar tidak berlarut-larut dan menciderai semangat fair play yang seharusnya dijunjung tinggi.
Dalam kompetisi yang menguras emosi dan energi, semua pihak diharapkan untuk selalu menjaga sportivitas dan integritas di tengah persaingan yang ketat. Hasil dari laga ini tetap menjadi kemenangan bagi PSPS Riau, namun meninggalkan pekerjaan rumah bagi pengelola liga untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas perwasitan di Indonesia, tidak hanya untuk Liga 2 tetapi juga dalam skala yang lebih luas.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025