Senin, 08 September 2025

Liga 2 2025 Dihantam Kontroversi: Andik Vermansyah Luapkan Kekesalan ke PSSI dan LIB

Liga 2 2025 Dihantam Kontroversi: Andik Vermansyah Luapkan Kekesalan ke PSSI dan LIB
Liga 2 2025 Dihantam Kontroversi: Andik Vermansyah Luapkan Kekesalan ke PSSI dan LIB

JAKARTA -  Dunia sepak bola Indonesia kembali diguncang oleh kontroversi yang melibatkan Liga 2. Pertandingan babak 8 besar antara PSPS Pekanbaru dan Persiraja Banda Aceh menjadi sorotan setelah sejumlah kejadian di atas lapangan memicu kemarahan banyak pihak, termasuk pemain Persiraja Banda Aceh, Andik Vermansyah. Pemain yang dikenal dengan dedikasinya ini tidak segan-segan mengutarakan kekesalannya di media sosial dengan menandai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

PSPS Pekanbaru Raih Kemenangan Kontroversial

Pertandingan yang digelar di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, ternyata berjalan penuh emosi. Di hadapan sekitar 15.800 penonton yang memadati stadion, PSPS Pekanbaru berhasil meraih kemenangan tipis 1-0. Gol tunggal yang dicetak oleh Noriki Akada pada menit ke-73 menjadi penentu laga tersebut. Meskipun PSPS merayakan kemenangan, perhatian justru lebih tertuju pada keputusan wasit yang dianggap kontroversial sepanjang pertandingan.

Di babak pertama, keputusan wasit Amri Nurhadi menjadi bahan perbincangan ketika ia mengabaikan pelanggaran yang terjadi pada menit ke-18. Pemain Persiraja yang dijatuhkan di kotak penalti tidak mendapatkan hadiah tendangan penalti dari wasit, yang menurut banyak pihak seharusnya itu merupakan penalti yang jelas.

Kontroversi serupa terjadi kembali di menit ke-23. Kali ini, salah satu pemain Persiraja juga mengalami pelanggaran di area penalti PSPS Pekanbaru, namun lagi-lagi wasit Amri Nurhadi bersikukuh tidak memberikan penalti bagi Laskar Rencong. Keputusan wasit ini sontak menuai protes keras dari pemain dan ofisial tim Persiraja.

Luapan Kekesalan Andik Vermansyah

Usai pertandingan yang berakhir dengan kekalahan Persiraja, Andik Vermansyah mengutarakan kekecewaannya melalui akun media sosialnya. Dengan emosional, Andik menulis, "Jadi pemain bola pro 2008 sampai sekarang main bola kayak jadi wayang, @pt_lib @pssi @erickthohir. Liga bobrok." Ungkapan kekesalan ini mencerminkan perasaan frustrasi yang mendalam, serta harapan akan perubahan yang lebih baik di tubuh PSSI dan operator liga, PT LIB (Liga Indonesia Baru).

Andik Vermansyah bukanlah satu-satunya yang merespon negatif terhadap keputusan wasit dalam pertandingan tersebut. Beberapa waktu setelah pertandingan usai, Amri Nurhadi mendapat perlakuan tidak mengenakkan ketika dikepung oleh para pemain Persiraja. Insiden ini menunjukkan betapa tegangnya situasi yang terjadi akibat keputusan wasit yang dianggap merugikan.

Dukungan dan Harapan Masyarakat

Baca Juga

Literasi Bencana Kunci Jepang Minimkan Korban Tsunami

Fenomena kontroversi dalam liga sepak bola Indonesia bukanlah hal baru. Konflik dan ketidakpuasan terhadap kinerja wasit sering kali menjadi momok yang menodai cita-cita luhur olahraga ini. Masyarakat berharap adanya tindak tegas dari PSSI dan LIB untuk meninjau kembali sistem dan regulasi pertandingan.

Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang turut ditandai dalam unggahan Andik, mendapat perhatian dari para pecinta sepak bola tanah air. Erick yang dikenal memiliki visi besar dalam memajukan sepak bola Indonesia diharapkan dapat membawa perubahan signifikan. "Perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap kompetisi agar setiap pertandingan berlangsung dengan adil dan profesional," ujar salah seorang pengamat sepak bola.

Menuju Liga yang Lebih Profesional dan Bersih

Isu perbaikan kualitas liga, termasuk dalam hal manajemen pertandingan dan kinerja wasit, menjadi agenda penting yang harus disikapi oleh PSSI dan LIB. Perlu ada sistem pengawasan dan peningkatan kualitas wasit yang lebih ketat agar kompetisi berjalan dengan lebih baik dan menghindari celah-celah yang bisa menimbulkan kontroversi.

Selain itu, komunikasi antara PSSI, LIB, klub, dan pemain harus lebih terbuka dan konstruktif. Hal ini penting dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi secara profesional dan menghindari kesalahpahaman yang bisa memicu konflik di lapangan.

Kontroversi dalam pertandingan antara PSPS Pekanbaru dan Persiraja Banda Aceh memberi pelajaran penting bagi seluruh stakeholder sepak bola Indonesia. Harus ada tindakan nyata untuk memperbaiki sistem yang ada saat ini. Kejadian seperti ini tidak hanya merugikan pihak yang terlibat secara langsung, tetapi juga mencederai semangat fair play dan sportifitas yang sejatinya menjadi jiwa dari sebuah pertandingan olahraga.

Diharapkan ke depan, dengan dukungan dan komitmen dari semua pihak terkait, liga sepak bola Indonesia dapat menjadi lebih baik, profesional, dan bersih dari segala praktik yang merugikan. Masyarakat dan pecinta bola tanah air tentu menantikan perubahan positif ini demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih gemilang.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kementan Dorong Swasembada Gula Lewat Dukungan Petani

Kementan Dorong Swasembada Gula Lewat Dukungan Petani

SIM Keliling Jakarta Permudah Warga Perpanjangan Hari Ini

SIM Keliling Jakarta Permudah Warga Perpanjangan Hari Ini

Kemenag Tingkatkan Akses KIP Kuliah 2025

Kemenag Tingkatkan Akses KIP Kuliah 2025

Prabowo Subianto Dorong Supermarket Koperasi Desa

Prabowo Subianto Dorong Supermarket Koperasi Desa

Harga dan Spesifikasi Tecno Spark 40 Pro Series

Harga dan Spesifikasi Tecno Spark 40 Pro Series