Anies Baswedan dan Masa Depan Politiknya: Mengikuti Jejak Prabowo Subianto Menjadi Menteri?
- Rabu, 12 Februari 2025

JAKARTA - Isu menarik mencuat di tengah perpolitikan Tanah Air mengenai kemungkinan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengikuti jejak Prabowo Subianto bergabung menjadi menteri dalam Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Wacana ini menarik perhatian publik karena mengingatkan pada langkah serupa yang diambil oleh Prabowo Subianto pada tahun 2019 ketika ia menerima tawaran untuk bergabung dalam kabinet Joko Widodo.
M. Hatta Taliwang, seorang aktivis senior dan mantan anggota DPR, mengungkapkan fenomena ini dalam sebuah tulisan yang menggugah banyak pertanyaan. Menurutnya, fenomena "Ordal Jadi RI-1" atau orang dalam lingkaran kekuasaan menjadi RI-1 bukanlah hal yang baru, melainkan suatu kenyataan dalam sejarah politik Indonesia. "Hampir semua Presiden Indonesia yang berhasil mengemban jabatan tersebut berasal dari kalangan 'orang dalam',” ungkap Hatta. Dalam konteks ini, nama-nama seperti Soeharto, BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi contoh konkret.
Relevansi Fenomena Politik Masa Kini
Fenomena ini, menurut Hatta Taliwang, selalu berhasil memancing perhatian publik untuk selalu kritis terhadap pola politik yang berkembang. Prabowo Subianto, setelah sempat menjadi rival Joko Widodo dalam dua kali pemilihan presiden, memutuskan untuk memasuki pemerintahan di kabinet Jokowi. Langkah ini sempat menimbulkan pro kontra yang tajam di kalangan pendukungnya. Namun, taktik politik ini dinilai berhasil menjadi strategi jitu dalam membantunya memenangkan Pilpres 2024 setelah menggandeng putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden.
Potensi Anies Baswedan Menempuh Jalur Serupa
Dalam konteks perpolitikan Indonesia yang dinamis, muncul pertanyaan mendasar tentang apakah Anies Baswedan mungkin akan mengikuti langkah Prabowo tersebut. "Apakah akan berduet atau kembali menjadi rival di Pilpres 2029?" Sebuah pertanyaan yang tentunya masih harus menunggu jawaban dari kedua tokoh politik ini. Masyarakat dan pengamat politik tampaknya tetap menantikan setiap langkah dan keputusan Anies, terutama setelah kekalahannya dalam Pilpres 2024 melawan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Diskursus mengenai bergabungnya Anies dalam kabinet Prabowo mungkin juga menjadi bagian dari strategi politik yang lebih besar, mirip dengan langkah yang diambil Prabowo empat tahun lalu. Tentu saja ini menimbulkan perdebatan yang wajar dalam demokrasi, di mana opini yang berbeda selalu akan ada sebagaimana diungkapkan oleh para pengamat politik.
“Pilihan politik itu dinamis. Apapun yang terjadi adalah bagian dari ihwal politik yang selalu berubah seiring waktu dan konteks yang berkembang,” ungkap seorang pengamat politik dari Universitas Indonesia.
Dinamika Pilpres 2029
Pilpres 2029 seolah masih jauh di depan mata, namun pergerakan dan strategi politik sudah mulai dimainkan oleh tokoh-tokoh nasional. Ada pihak yang berpendapat bahwa Anies Baswedan sebaiknya berhati-hati dalam menempatkan langkah politiknya agar tidak terjerumus dalam stigma politik yang dapat merugikan citra dirinya sebagai simbol oposisi.
"Apakah Anies akan tetap menjadi simbol oposisi atau akan berkompromi dengan lingkaran kekuasaan?" Pertanyaan ini mengemuka sebagai bahan diskusi di banyak forum dan seminar politik.
Namun, bagi Anies sendiri, keputusan untuk mengikuti langkah Prabowo atau mengambil jalur lain tentu akan dipertimbangkan dengan matang, mengingat dinamika politik dan aspirasi masyarakat yang luas. Strategi yang dipilih Anies juga akan sangat bergantung pada perkembangan politik nasional dan hubungan kekuatan di dalam negeri.
Pada akhirnya, semua keputusan berada di tangan kedua tokoh politik tersebut—Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Ijtihad politik dari kedua tokoh ini akan menentukan dinamika politik Indonesia ke depan. Setiap langkah pasti akan memunculkan pro dan kontra seiring bagian dari dinamika politik yang berwarna.
"Segala sesuatunya akan kembali pada pilihan masing-masing dan bagaimana mereka membaca landscape politik yang ada," demikian pendapat seorang pakar politik masa kini.
Berbagai spekulasi akan terus berdatangan, dan publik dengan sendirinya akan menilai dan memberikan suara ketika waktu pelaksanaan pemilihan tiba. Namun yang pasti, dinamika politik Indonesia dengan segala kompleksitas dan keunikannya akan selalu menarik untuk disimak dan dicermati. Wallahua’lam bish-shawab.

Herman
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025