Transformasi Digital Dorong Potensi Ekonomi Indonesia Hingga USD 360 Miliar pada 2030
- Senin, 06 Januari 2025

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa transformasi digital memiliki potensi untuk menghasilkan nilai ekonomi hingga USD 360 miliar atau setara Rp 5.832 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.200) pada tahun 2030. Angka ini mencerminkan sepertiga dari total nilai ekonomi digital di kawasan ASEAN, memberikan kontribusi signifikan terhadap visi besar Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
“Ekonomi digital Indonesia saat ini menunjukkan tren yang sangat positif. Pada tahun 2024, transaksi digital diproyeksikan mencapai USD 90 miliar, menjadikannya yang terbesar di Asia Tenggara. Dominasi ini didorong oleh sektor e-commerce yang tumbuh 11% dengan nilai transaksi sebesar USD 65 miliar, berkat inovasi seperti video commerce,” ujar Meutya dalam keterangan tertulisnya.
Menteri Meutya menegaskan komitmennya untuk mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berdaulat dengan fokus pada tiga pilar utama:
Baca JugaPrabowo Soroti Tantangan Lapangan Kerja dan Persatuan Nasional
Pembangunan Infrastruktur Digital: Peningkatan akses dan kecepatan internet di seluruh Indonesia menjadi prioritas utama. Infrastruktur digital yang merata diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah terpencil.
Pengembangan Talenta Digital: Pemerintah menargetkan mencetak 9 juta talenta digital baru pada tahun 2030 melalui program unggulan seperti Digital Talent Scholarship. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan ekonomi digital.
Tata Kelola Ekosistem Digital: Diciptakan ruang digital yang aman dan berkelanjutan melalui kebijakan tata kelola yang adaptif. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap ekosistem digital nasional.
Kolaborasi Akademisi, Pemerintah, dan Dunia Usaha
Dalam acara yang diadakan di Universitas Brawijaya, Meutya Hafid mengajak para akademisi untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi digital. “Universitas memiliki potensi besar dalam membangun ekosistem digital lokal dan nasional. Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan dunia usaha adalah kunci utama untuk mencapai visi ini,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya inovasi yang berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak untuk menghadapi tantangan global, seperti gejolak geopolitik dan fragmentasi ekonomi. Dengan kolaborasi lintas sektor, Indonesia optimis dapat menjadi salah satu pemain utama dalam ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
Tantangan dan Optimisme Masa Depan
Meskipun prospek ekonomi digital terlihat cerah, Meutya Hafid mengingatkan tentang tantangan yang harus dihadapi, termasuk dinamika geopolitik global. Namun, ia menekankan bahwa melalui inovasi digital dan kerja sama yang erat antara berbagai pihak, Indonesia dapat menjadikan ekonomi digital sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi.
“Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang menciptakan peluang baru bagi masyarakat Indonesia untuk tumbuh dan berkembang dalam era digital ini,” tutup Meutya Hafid.
(kkz/kkz)

Kevin Khanza
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
WIKA Bangun Sistem Air Karian–Serpong, Dukung Akses 1,84 Juta Warga
- Minggu, 19 Oktober 2025
Garuda Indonesia Tunjuk Dua Direksi Asing, Upaya Perkuat Manajemen dan Finansial
- Minggu, 19 Oktober 2025
PTPP Catat Kontrak Baru Tertinggi di BUMN Karya, Lampaui Rp16,68 Triliun
- Minggu, 19 Oktober 2025
Berita Lainnya
Kemensos Salurkan BLTS Rp300 Ribu, Cek Nama Penerima di Cekbansos.kemensos.go.id
- Minggu, 19 Oktober 2025
Kemensos Salurkan BLTS Rp300 Ribu, Cek Nama Penerima di Cekbansos.kemensos.go.id
- Minggu, 19 Oktober 2025
Terpopuler
1.
3.
4.
Hutama Karya Perkuat Bisnis Berkelanjutan Lewat Peta Jalan ESG
- 19 Oktober 2025
5.
Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan Online dengan Mudah
- 18 Oktober 2025