Kementerian Pekerjaan Umum Percepat Penyelesaian 61 Bendungan untuk Dukung Swasembada Pangan
- Minggu, 15 Desember 2024
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus berupaya mempercepat pembangunan bendungan di seluruh Indonesia guna mendukung Asta Cita Presiden Prabowo, terutama dalam mewujudkan swasembada pangan. Hingga saat ini, sebanyak 47 bendungan telah selesai dibangun, dengan target total 61 bendungan pada tahun 2026.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menekankan pentingnya bendungan sebagai tulang punggung swasembada pangan. "Hingga saat ini, sudah terbangun 47 bendungan. Pada tahun-tahun mendatang, kita akan lanjutkan pembangunan sehingga jumlah total mencapai 61 bendungan pada 2026. Bendungan ini adalah salah satu backbone utama dari swasembada pangan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (15/12/2024).
Selain pembangunan bendungan, Dody juga menyoroti perlunya normalisasi jaringan irigasi primer dan sekunder yang sebagian besar dibangun sejak zaman kolonial. Rehabilitasi ini bertujuan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas lahan. "Jaringan irigasi primer dan sekunder kita banyak yang sudah tua sehingga perlu direhabilitasi. Targetnya, rehabilitasi ini akan terus berjalan hingga 2025-2026, agar IP semakin meningkat dan swasembada pangan bisa segera terwujud," tambahnya.
Baca JugaPPN 12% Tidak Berlaku untuk Beras Premium Produksi Dalam Negeri
Rehabilitasi Irigasi Sekunder di Subang
Sebagai bagian dari upaya intensifikasi pertanian, Dody meninjau Rehabilitasi Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi Sekunder Jengkol, Pengkolan, Sukamandi, dan Beres di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (14/12/2024). Rehabilitasi ini menggunakan pasokan air dari Bendungan Jatiluhur untuk mengairi area pertanian.
Proyek ini dimulai pada Maret 2023 dan ditargetkan selesai pada Desember 2024. Total luas irigasi yang terlayani mencapai 12.574 hektare, dengan panjang saluran irigasi yang telah direhabilitasi sejauh 42.536 meter dari total 87.274 meter.
"Kami merehabilitasi jaringan irigasi ini untuk memastikan sawah-sawah di daerah hilir tetap terairi, terutama saat musim kemarau. Meski baru sekitar 50% selesai, dampaknya sudah signifikan. Indeks Pertanaman meningkat dari 179% menjadi 210%, luas tanam bertambah 3.898 hektare, dan hasil panen naik dari 5-6 ton per hektare menjadi 6-7 ton per hektare," jelas Dody.
Dampak Sosial dan Ekonomi Rehabilitasi Irigasi
Rehabilitasi jaringan irigasi juga memberikan dampak positif bagi petani, khususnya di wilayah hilir yang sebelumnya kesulitan mendapatkan air. "Yang paling utama sebenarnya adalah efek sosialnya. Dengan adanya air yang merata, kehidupan petani di daerah hilir menjadi lebih baik," ungkap Dody.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Mochammad Dian Alma’ruf, menyampaikan bahwa proyek ini mencakup empat kecamatan di Subang: Ciasem, Patokbeusi, Blanakan, dan Pabuaran, yang terdiri dari 18 desa. "Jaringan irigasi ini mampu mengairi area seluas 12.574 hektare. Kami harap suplai air akan terus terjaga untuk mendukung setiap masa tanam," jelasnya.
Dengan percepatan pembangunan bendungan dan rehabilitasi jaringan irigasi, pemerintah optimis dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat.
(kkz/kkz)
Kevin Khanza
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Direktur Ekonomi Digital CELIOS Kritik Rencana Kenaikan Tarif PPN 12%
- Senin, 23 Desember 2024
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Diduga Menjadi Korban Serangan Ransomware: Apa yang Terjadi?
- Jumat, 20 Desember 2024
Terpopuler
1.
2.
Mandiri Internet Bisnis adalah: Fitur hingga Cara Daftar
- 18 Desember 2024
3.
Asuransi Mobil Toyota: Jenis, Manfaat, hingga Syarat Klaim
- 18 Desember 2024
4.
19 Istilah dalam Jual Beli Online yang Penting Dipahami
- 18 Desember 2024
5.
Mandiri Prioritas adalah: Syarat, Keuntungan, dan Biaya
- 18 Desember 2024