Pasar Saham Bergejolak, AAJI Sarankan Investasi Terukur
JAKARTA - Pasar saham global kembali menunjukkan volatilitas akibat kebijakan ekonomi internasional. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,menetapkan pembaruan tarif impor, yang memicu reaksi negatif di berbagai bursa saham dunia, termasuk Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan signifikan, mempengaruhi sentimen investor domestik dan perusahaan yang berorientasi pada pasar modal.
Situasi ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi industri yang secara langsung menempatkan portofolio di pasar saham, salah satunya sektor asuransi jiwa. Gejolak pasar menekankan perlunya strategi investasi yang lebih hati-hati dan terukur, agar risiko kerugian dapat diminimalisir tanpa mengorbankan tujuan jangka panjang.
Baca JugaPenjualan Alat Kesehatan Melesat, Laba Itama Ranoraya Naik Signifikan Kuartal III 2025
AAJI Sarankan Instrumen Investasi Lebih Stabil
Menanggapi kondisi pasar saham yang bergejolak, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mendorong perusahaan asuransi jiwa untuk menempatkan investasi pada instrumen dengan karakteristik stabil dan risiko terukur.
“Sesuai kondisi saat ini, salah satu instrumen yang paling sesuai dengan karakteristik bisnis industri asuransi jiwa adalah Surat Berharga Negara (SBN),” jelas Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, kepada Kontan pada Selasa (8/4).
AAJI menekankan pentingnya pemilihan instrumen investasi yang sejalan dengan profil bisnis perusahaan asuransi jiwa. Instrumen yang stabil memungkinkan perusahaan tetap dapat memenuhi kewajiban jangka panjang kepada pemegang polis, bahkan ketika pasar saham mengalami fluktuasi signifikan.
Surat Berharga Negara Jadi Pilihan Aman Asuransi
Menurut Togar, SBN menjadi pilihan utama karena memiliki risiko rendah, stabilitas imbal hasil yang baik, serta tenor jangka panjang yang cocok dengan kebutuhan industri asuransi jiwa. Hal ini sejalan dengan prinsip prudential dalam manajemen investasi, yakni menjaga keseimbangan antara risiko dan imbal hasil.
Selain itu, semua investasi perusahaan asuransi jiwa di Indonesia diatur oleh regulasi yang ketat, termasuk POJK Nomor 5 Tahun 2023 dan SEOJK Nomor 5/SEOJK.05/2022. Kedua regulasi ini menetapkan batasan dan pedoman yang jelas untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan serta melindungi kepentingan pemegang polis.
SBN menawarkan keuntungan tambahan berupa kepastian pembayaran bunga dan pengembalian pokok, sehingga perusahaan asuransi dapat merencanakan alokasi dana dengan lebih akurat dan aman, terutama di tengah ketidakpastian pasar saham.
Strategi Investasi Adaptif Jaga Kesehatan Keuangan
Togar menambahkan, meskipun SBN menjadi opsi yang aman, strategi investasi setiap perusahaan asuransi jiwa tetap bervariasi tergantung pada profil risiko masing-masing. Dinamika ekonomi makro dan fluktuasi pasar global harus menjadi pertimbangan utama dalam menentukan alokasi portofolio.
“Dengan strategi investasi yang cermat, disiplin, dan adaptif terhadap kondisi pasar, industri asuransi jiwa dapat terus menjaga kestabilan keuangan dan memenuhi kewajiban jangka panjang kepada para nasabah,” ungkap Togar.
Adaptasi ini mencakup diversifikasi portofolio, pengelolaan risiko pasar, dan penyesuaian alokasi aset sesuai dengan perubahan ekonomi. Dengan demikian, perusahaan asuransi tidak hanya melindungi modal, tetapi juga memastikan layanan dan komitmen terhadap nasabah tetap terjaga.
Volatilitas pasar saham akibat kebijakan perdagangan global menekankan perlunya perusahaan asuransi jiwa untuk lebih selektif dalam menempatkan investasi. AAJI mendorong penggunaan instrumen yang lebih aman seperti SBN, yang menawarkan stabilitas, imbal hasil terukur, dan tenor panjang.
Dengan strategi investasi yang adaptif dan disiplin, perusahaan asuransi jiwa di Indonesia dapat menghadapi ketidakpastian pasar, menjaga kesehatan keuangan, dan tetap memenuhi komitmen kepada pemegang polis.
Rekomendasi
