Kemenhub Mantapkan Transisi Menuju Transportasi Nasional Rendah Karbon
- Senin, 27 Oktober 2025
JAKARTA - Upaya pemerintah menekan emisi gas rumah kaca semakin konkret.
Melalui berbagai kebijakan lintas moda transportasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen penuh untuk mewujudkan sistem transportasi nasional yang lebih bersih, efisien, dan rendah karbon.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Indonesia dalam mencapai target penurunan emisi serta mendukung pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga
Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) Kemenhub Tatan Rustandi menegaskan bahwa sektor transportasi menjadi salah satu kontributor besar terhadap emisi karbon nasional, sekaligus memiliki potensi besar dalam mitigasinya.
“Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui berbagai program dan kebijakan. Transportasi jadi salah satu sektor yang diharapkan berkontribusi lebih besar dalam pencapaian target penurunan tersebut,” ujar Tatan.
Kebijakan Nasional Transportasi Hijau
Kebijakan mitigasi emisi gas rumah kaca di sektor transportasi tertuang dalam KM Nomor 8 Tahun 2023, yang mencakup efisiensi energi serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan di semua moda transportasi darat, laut, udara, maupun perkeretaapian.
Tatan menjelaskan, transisi energi di sektor transportasi dilakukan melalui berbagai inisiatif nyata, antara lain:
Kendaraan listrik di jalan raya,
Kereta api berbahan bakar biofuel dan listrik,
Kapal laut berbahan bakar biofuel,
Serta penggunaan Bioavtur Jet 2.4 di maskapai nasional.
Selain sarana transportasi, infrastruktur pendukungnya pun disiapkan dengan prinsip ramah lingkungan. “Transisi juga menyentuh prasarana, dengan membangun infrastruktur yang dilengkapi solar panel (PLTS), SBNP solar cell, hingga bangunan hijau di pelabuhan dan terminal,” jelasnya.
Transportasi Darat: Elektrifikasi dan Pengawasan Emisi
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub memegang peran penting dalam mengurangi emisi karbon. Menurut Muiz Thohir, Direktur Angkutan Jalan Kemenhub, sejumlah strategi telah disusun, termasuk:
Elektrifikasi angkutan umum perkotaan,
Pengujian dan penetapan ambang batas emisi gas buang,
Subsidi layanan transportasi massal,
Penataan jaringan transportasi,
Pemberlakuan disinsentif kendaraan pribadi, serta
Revitalisasi simpul transportasi berwawasan lingkungan (green certified).
Untuk mendukung kebijakan ini, Kemenhub membangun Proving Ground di Bekasi fasilitas uji emisi kendaraan bermotor berstandar lingkungan tinggi.
“Ke depan, seluruh kendaraan yang diproduksi harus memenuhi standar lingkungan sebelum beredar di jalan raya,” kata Muiz.
Pemerintah juga memberikan insentif kendaraan listrik berbasis baterai, dengan tarif Sertifikat Uji Tipe (SUT) hanya Rp1 juta untuk sepeda motor listrik dan Rp5 juta untuk mobil penumpang maupun bus listrik.
“Kendaraan konversi pun mendapat keringanan hingga nol rupiah untuk penerbitan SUT dan SRUT,” tambahnya.
Transportasi Laut: Konsep Ecoport Jadi Standar Baru
Sektor laut tak ketinggalan bertransformasi. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub memperkenalkan program Ecoport atau Green Port, yang menjadikan pelabuhan sebagai kawasan rendah emisi dengan pengelolaan berkelanjutan.
Menurut Muhammad Anto Julianto, Direktur Kepelabuhanan Kemenhub, Ecoport berdiri di atas empat pilar utama, yakni:
Kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,
Sistem manajemen lingkungan (seperti ISO 14001),
Implementasi green initiatives penghematan energi, air, dan pengelolaan limbah,
Keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengelolaan pelabuhan berwawasan hijau.
“Untuk mencapai empat pilar itu, terdapat sepuluh klaster yang harus dipenuhi, mulai dari pengelolaan udara, air, limbah, energi, hingga hubungan dengan masyarakat dan pelestarian habitat,” jelas Anto.
Program ini bertujuan menekan polusi laut, meningkatkan efisiensi energi pelabuhan, serta menciptakan nilai ekonomi baru berbasis ekologi.
Transportasi Udara: Dorong Sustainable Aviation Fuel
Di udara, langkah dekarbonisasi diwujudkan melalui efisiensi energi dan modernisasi sistem penerbangan. Sokhib Al Rohman, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub, mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong penggunaan energi terbarukan di bandara dan maskapai nasional.
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain penggunaan lampu LED di seluruh bandara, modernisasi peralatan ground handling, serta pengelolaan limbah padat dan non-B3 sesuai Permenhub No. PM 54 Tahun 2017.
“Satu hal yang tak kalah penting adalah penerapan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Kami berharap Indonesia bisa menggunakan minimal 1 persen SAF pada tahun 2027,” ujar Sokhib.
Upaya ini menandai transformasi besar dalam industri penerbangan nasional menuju efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon di udara.
Transportasi Kereta Api: Solusi Bersih untuk Mobilitas Massal
Sektor perkeretaapian turut berperan sebagai moda transportasi rendah emisi. Arif Anwar, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub, menuturkan bahwa konsumsi energi per penumpang kereta jauh lebih efisien dibanding moda transportasi lain.
“Kami mendorong pengalihan angkutan logistik jarak jauh dari truk ke kereta api untuk mengurangi emisi kendaraan berat dan kepadatan lalu lintas,” jelas Arif.
Selain itu, Kemenhub telah menggunakan BBM B40 yang mengandung campuran bahan bakar nabati lebih tinggi dari solar konvensional.
Upaya lain adalah pemasangan panel surya (PLTS) di berbagai fasilitas perkeretaapian seperti stasiun, balai yasa, dan depo guna mengurangi ketergantungan listrik PLN.
Langkah Terpadu Menuju Masa Depan Rendah Emisi
Melalui langkah-langkah terukur di seluruh moda transportasi, Kemenhub berupaya menciptakan ekosistem transportasi nasional yang hijau dan berkelanjutan.
Setiap kebijakan diarahkan untuk menekan emisi karbon sekaligus meningkatkan efisiensi energi dan daya saing sektor transportasi Indonesia.
Dengan dukungan kebijakan dari Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, komitmen ini menjadi langkah konkret menuju Indonesia yang lebih bersih dan siap menghadapi tantangan perubahan iklim global.
“Transportasi rendah karbon bukan lagi wacana, tetapi bagian dari masa depan mobilitas nasional,” tegas Tatan Rustandi.
Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Pilihan 5 Rumah Subsidi Strategis di Rancaekek dengan Harga Mulai Rp150 Juta
- Senin, 27 Oktober 2025
Berita Lainnya
Basuki Pastikan Pembangunan IKN Bertahap Hingga Siap Operasional 2028
- Senin, 27 Oktober 2025
Terpopuler
1.
10 Kebiasaan Online yang Tampak Keren tapi Cringe di Dunia Nyata
- 27 Oktober 2025
2.
10 Petualangan Ekstrem Dunia untuk Uji Nyali dan Adrenalin
- 27 Oktober 2025
3.
4.
Resep Minuman Hangat untuk Lawan Dingin dan Masuk Angin
- 27 Oktober 2025
5.
6 Resep Kue Semprong Renyah Gurih dan Anti Patah
- 27 Oktober 2025












