China Pacu Transisi Energi, Industri Turbin Siap Gandakan Kapasitas PLTB
- Rabu, 22 Oktober 2025

JAKARTA - Upaya China untuk mempercepat transisi menuju energi bersih kembali menunjukkan ambisi besar.
Sejumlah produsen turbin angin terbesar di negeri itu tengah mendorong pemerintah agar menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) hingga dua kali lipat pada 2030 mendatang. Langkah ini diharapkan memperkuat posisi China sebagai pemimpin global dalam pengembangan energi terbarukan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dorongan Industri untuk Akselerasi Energi Angin
Baca Juga
Goldwind Science & Technology Co. dan Ming Yang Smart Energy Group menjadi dua nama besar di balik inisiatif ini. Keduanya, bersama puluhan produsen turbin lainnya, mengajukan proposal kepada pemerintah untuk membangun sedikitnya 120 gigawatt (GW) kapasitas tenaga angin dalam setiap periode lima tahun ke depan. Usulan ini disampaikan dalam konferensi tahunan China Wind Power 2025 yang berlangsung di Beijing pada Senin, 20 Oktober 2025.
Proposal tersebut selaras dengan upaya pemerintah China dalam memperkuat porsi energi hijau di sistem ketenagalistrikan nasional. Sebagai negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia, China berkomitmen menekan ketergantungan pada energi fosil dan memperluas pemanfaatan energi terbarukan, terutama tenaga angin dan surya.
Pemerintah sendiri menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca bersih sebesar 7% hingga 10% pada 2035. Komitmen ini menjadi dasar bagi sektor industri untuk berkontribusi lebih besar dalam mempercepat transisi energi.
Target Ambisius Menuju Dominasi Energi Hijau
Dalam pidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan lalu, Presiden Xi Jinping menegaskan tekad China untuk mencapai kapasitas gabungan energi angin dan surya sebesar 3.600 GW pada 2035. Angka tersebut menunjukkan skala ambisi yang belum tertandingi oleh negara lain, sekaligus menegaskan peran China dalam memimpin transformasi global menuju energi rendah karbon.
Faktanya, China telah melampaui sebagian besar target energi terbarukannya lebih cepat dari jadwal. Pemasangan proyek tenaga angin dan surya dalam beberapa tahun terakhir berjalan pesat, membuat negara itu berada enam tahun lebih awal dalam mencapai target 2030.
Berdasarkan proposal baru yang diajukan oleh industri, kapasitas kumulatif tenaga angin nasional diproyeksikan mencapai 1.300 GW pada 2030, dan meningkat lagi menjadi 2.000 GW pada 2035. Sebagai perbandingan, kapasitas tenaga angin China pada akhir tahun lalu tercatat sebesar 520 GW.
Rekor Pembangunan dan Proyek Lepas Pantai
Kinerja pembangunan PLTB di China terus mencetak rekor. Tahun lalu, negara tersebut menambah hampir 80 GW kapasitas tenaga angin baru, dan menurut laporan BloombergNEF, jumlah itu diprediksi melonjak hingga 94 GW pada 2025. Pertumbuhan ini menunjukkan tingginya permintaan sekaligus kesiapan industri dalam memenuhi target nasional energi bersih.
Tak hanya di darat, China juga memperluas investasi pada proyek tenaga angin lepas pantai. Dalam proposal yang disampaikan, industri menetapkan target tambahan 15 GW proyek angin lepas pantai per tahun hingga 2030. Proyek-proyek ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap bauran energi nasional, sekaligus memperkuat ketahanan energi negara di masa depan.
Selain mendukung pencapaian target iklim global, peningkatan kapasitas PLTB juga membuka peluang besar bagi inovasi teknologi turbin dan penciptaan lapangan kerja baru. Dengan kapasitas produksi yang terus meningkat, China diyakini akan memperkokoh dominasinya sebagai pemasok utama turbin angin dunia.
Menuju Era Energi Bersih dan Berkelanjutan
Percepatan pengembangan PLTB bukan sekadar langkah ekonomi, melainkan strategi jangka panjang untuk mewujudkan ketahanan energi nasional yang berkelanjutan. Dengan dukungan regulasi yang kuat dan investasi besar dari sektor industri, China berada di jalur yang tepat menuju masa depan rendah karbon.
Ambisi menggandakan kapasitas tenaga angin menunjukkan bahwa negara ini tidak hanya ingin menjadi konsumen energi bersih, tetapi juga produsen utama teknologi hijau global. Dalam konteks transisi energi dunia yang kian mendesak, langkah China dapat menjadi contoh nyata bahwa pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan dapat berjalan beriringan.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan investor global akan menjadi kunci untuk memastikan implementasi target berjalan sesuai rencana. Dengan rencana pengembangan PLTB yang begitu agresif, masa depan energi China tampak semakin cerah dan bersih.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
BMKG Jelaskan Perubahan Pancaroba dan Dampaknya Saat Ini
- 22 Oktober 2025
2.
BMKG Imbau Warga Sulsel Waspada Awal Musim Hujan
- 22 Oktober 2025
3.
Wuling Luncurkan Aishang A100C, Mobil Listrik Murah China
- 22 Oktober 2025
4.
BRIN Ungkap Penyebab Utama Kegagalan Startup Indonesia
- 22 Oktober 2025