Rabu, 22 Oktober 2025

Harga Minyak Dunia Menguat Usai Stok AS Turun Tajam

Harga Minyak Dunia Menguat Usai Stok AS Turun Tajam
Harga Minyak Dunia Menguat Usai Stok AS Turun Tajam

JAKARTA - Harga minyak mentah global kembali menguat setelah laporan industri menunjukkan penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya dalam empat minggu terakhir.

Kabar ini memberikan sentimen positif bagi pasar yang sempat tertekan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan global.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) bergerak mendekati level US$58 per barel setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya naik 0,4% pada Selasa, 21 Oktober 2025. Sementara itu, harga minyak acuan global Brent ditutup di atas US$61 per barel, menunjukkan tren pemulihan setelah melemah dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga

BRIN Ungkap Penyebab Utama Kegagalan Startup Indonesia

Menurut laporan American Petroleum Institute (API), persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan sekitar 3 juta barel selama sepekan terakhir. Selain minyak mentah, persediaan bahan bakar seperti bensin dan distilat juga menunjukkan penurunan. Data resmi dari pemerintah AS dijadwalkan dirilis pada Rabu, 22 Oktober 2025, dan pelaku pasar menanti konfirmasi terhadap laporan API yang sering menjadi acuan awal pergerakan harga minyak.

Sentimen Positif dari Penurunan Stok dan Kebijakan Energi

Penurunan stok minyak AS menandakan adanya peningkatan permintaan energi di dalam negeri, atau berkurangnya pasokan dari sektor produksi dan impor. Kondisi ini memberi sinyal bahwa pasar minyak global mulai menyeimbangkan diri setelah sebelumnya mengalami tekanan akibat kelebihan pasokan.

Presiden Donald Trump juga menambah dinamika pasar dengan pernyataannya mengenai kerja sama energi dengan India. Dalam konferensi pers terbaru, Trump menegaskan bahwa India akan mengurangi pembelian minyak dari Rusia, sebagai bagian dari strategi Washington untuk menekan ekspor energi Moskow.

Pernyataan ini merupakan kali kedua dalam dua minggu terakhir Trump menyebut pembicaraan dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengenai topik tersebut. Meski demikian, Kedutaan Besar India belum memberikan tanggapan resmi atas klaim tersebut. Bagi pasar minyak global, langkah India mengurangi impor dari Rusia dapat memperketat pasokan di pasar Asia, sehingga mendukung kenaikan harga.

Peluang Strategis bagi Pemerintah Amerika Serikat

Di tengah tren penurunan harga minyak selama beberapa bulan terakhir, pemerintah AS melihat peluang untuk memperkuat cadangan strategis nasional (Strategic Petroleum Reserve). Pemerintahan Trump dilaporkan tengah mempertimbangkan pembelian 1 juta barel minyak mentah untuk pengiriman Desember dan Januari.

Langkah ini dinilai strategis karena harga minyak yang lebih rendah dapat dimanfaatkan untuk menambah stok energi nasional dengan biaya efisien. Selain itu, kebijakan ini juga dapat menjadi bantalan bagi AS apabila terjadi gangguan pasokan di masa mendatang akibat ketegangan geopolitik.

Analis menilai, keputusan tersebut bisa menahan penurunan harga minyak lebih lanjut karena menciptakan tambahan permintaan dari pemerintah. Pasar minyak global sendiri masih berada dalam fase konsolidasi setelah beberapa bulan mengalami fluktuasi akibat ketidakpastian ekonomi dan konflik di beberapa kawasan penghasil minyak.

Prospek Harga Minyak di Tengah Ketidakpastian Pasar

Meskipun terjadi penguatan harga, sejumlah analis memperingatkan bahwa tren kenaikan ini masih bersifat sementara. Pasar minyak masih dibayangi oleh risiko kelebihan pasokan global dan permintaan yang belum sepenuhnya pulih.

“Penurunan stok AS menjadi katalis positif jangka pendek, namun investor tetap harus memperhatikan faktor permintaan global yang masih melemah,” ujar salah satu analis energi dari Bloomberg.

Saat ini, WTI untuk pengiriman Desember tercatat naik 0,6% menjadi US$57,56 per barel pada perdagangan pagi waktu Singapura, sedangkan Brent untuk penyelesaian Desember naik 0,5% menjadi US$61,32 per barel.

Kenaikan ini menunjukkan adanya keyakinan bahwa pasar mulai menyesuaikan diri dengan kondisi pasokan yang lebih ketat, meski tekanan dari sisi ekonomi global masih membayangi. Para pelaku pasar juga menunggu arah kebijakan produksi dari negara-negara anggota OPEC+, yang dalam beberapa bulan terakhir terus menyesuaikan kuota untuk menjaga stabilitas harga.

Jika data resmi pemerintah AS mengonfirmasi penurunan stok sebagaimana laporan API, maka tren penguatan harga minyak diperkirakan bisa berlanjut dalam jangka pendek. Namun, keberlanjutan kenaikan ini masih bergantung pada stabilitas ekonomi global dan permintaan energi yang dipengaruhi kondisi geopolitik dunia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

RI Siapkan 7 Pabrik Pupuk Baru dengan Anggaran Rp50 Triliun

RI Siapkan 7 Pabrik Pupuk Baru dengan Anggaran Rp50 Triliun

Indonesia Bidik Investasi dan Kerja Sama Industri Innoprom 2026

Indonesia Bidik Investasi dan Kerja Sama Industri Innoprom 2026

Sektor Pertanian RI Sumbang PDB Tertinggi Tahun Pertama

Sektor Pertanian RI Sumbang PDB Tertinggi Tahun Pertama

Pertamina Tingkatkan Produksi Migas Demi Swasembada Energi

Pertamina Tingkatkan Produksi Migas Demi Swasembada Energi

Minang Geopark Run 2025 Perkuat Pariwisata Olahraga Nasional

Minang Geopark Run 2025 Perkuat Pariwisata Olahraga Nasional