
JAKARTA - Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta untuk meninjau dua lokasi bersejarah, yakni Museum Sandi dan bangunan cagar budaya Dalem Jayadipuran.
Dalam kunjungan tersebut, Fadli menekankan pentingnya museum sebagai ruang pembelajaran publik sekaligus pelestarian nilai-nilai sejarah bangsa.
Museum Sandi, menurutnya, merupakan salah satu contoh penting karena tidak hanya menyimpan koleksi bersejarah, tetapi juga berdiri di lokasi yang memiliki makna besar dalam perjalanan perjuangan Indonesia.
“Kita bisa belajar banyak. Semoga masyarakat nanti semakin banyak yang datang ke Museum Sandi, karena museum ini tata pamernya dan storyline-nya sudah menarik,” ujar Fadli.
Baca JugaPrabowo Soroti Tantangan Lapangan Kerja dan Persatuan Nasional
Fadli menegaskan bahwa keberadaan museum bukan sekadar tempat menyimpan benda bersejarah, melainkan wahana edukasi yang menghubungkan masa lalu dengan generasi masa kini. Museum Sandi, misalnya, menjadi saksi peran penting dunia sandi dan kriptografi dalam menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nilai Sejarah dan Diplomasi dari Dunia Sandi
Lebih jauh, Fadli Zon menyinggung sosok Rubiono Kertapati, yang dikenal sebagai Bapak Persandian Negara. Ia berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui komunikasi rahasia di masa perang.
Pada masa pemerintahan darurat Republik Indonesia, terutama saat peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Rubiono mengirim pesan-pesan perjuangan melalui sandi kepada perwakilan Indonesia di New York. Aksi tersebut, menurut Fadli, merupakan wujud diplomasi cerdas yang memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.
“Dunia sandi dan komunikasi rahasia memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan dan memperjuangkan pengakuan internasional bagi bangsa kita,” tutur Fadli.
Kisah ini, lanjutnya, menjadi pengingat betapa pentingnya museum seperti Museum Sandi dalam mengedukasi masyarakat tentang sejarah perjuangan dan nilai-nilai kebangsaan yang tak boleh dilupakan.
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta dalam Pengelolaan Museum
Dalam kesempatan yang sama, Fadli menyoroti pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam mengembangkan museum dan situs budaya agar semakin diminati masyarakat. Ia mendorong agar lembaga-lembaga di bawah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta instansi seperti Polri dan TNI, turut berperan aktif.
Selain itu, pemerintah daerah juga diharapkan mampu mengambil langkah konkret dalam menjadikan museum sebagai destinasi edukatif sekaligus pariwisata yang berkelanjutan.
“Salah satu langkah penting dalam memajukan museum adalah melalui skema public-private partnership. Untuk itu, kita memerlukan dukungan dari sektor swasta melalui pembentukan dewan pengelola bersama,” kata Fadli.
Menurutnya, dengan dukungan sektor swasta, pengelolaan museum dapat lebih kreatif, inovatif, dan berorientasi pada pengalaman pengunjung. Pendekatan ini diharapkan mampu menjadikan museum tidak hanya tempat bersejarah, tetapi juga destinasi budaya yang hidup dan relevan bagi generasi muda.
Kemenbud pun berkomitmen untuk memperluas kerja sama lintas sektor, terutama dengan dunia usaha, agar museum dapat mandiri secara finansial dan mampu terus berkembang tanpa kehilangan nilai-nilai sejarahnya.
Pelestarian Dalem Jayadipuran dan Persiapan Hari Kebudayaan
Setelah meninjau Museum Sandi, Fadli melanjutkan kunjungannya ke Dalem Jayadipuran, yang berada di kawasan kantor Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Yogyakarta.
Bangunan ini dulunya merupakan rumah milik KRT Jayadipura dan memiliki nilai sejarah tinggi karena menjadi lokasi penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22–25 Desember 1928.
Dalam kesempatan itu, Fadli menyoroti pentingnya menjaga kelestarian Dalem Jayadipuran sebagai simbol perjuangan perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak dan kesetaraan.
Kunjungan ini juga merupakan bagian dari persiapan perayaan Hari Kebudayaan 2025. Fadli melakukan koordinasi strategis dengan berbagai pihak untuk memastikan kegiatan tersebut berjalan dengan baik serta dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian kebudayaan nasional.
Turut mendampingi Fadli dalam kunjungan ini, antara lain Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, Direktur Sejarah dan Permuseuman Agus Mulyana, Kepala Museum dan Cagar Budaya Abi Kusno, serta Kepala Biro Hukum dan Komunikasi BSSN Brigjen TNI Berty BW Sumakud.
Melalui kunjungan ini, Fadli menegaskan komitmen Kemenbud untuk terus mengembangkan pengelolaan museum dan cagar budaya dengan pendekatan kolaboratif. Upaya ini diharapkan mampu menarik minat generasi muda dan masyarakat luas untuk lebih mengenal sejarah bangsanya.
Dengan inovasi tata pamer, kolaborasi publik-swasta, serta dukungan semua pihak, museum dan cagar budaya di Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi tempat menyimpan sejarah, tetapi juga ruang hidup yang menginspirasi masa depan kebudayaan bangsa.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
WIKA Bangun Sistem Air Karian–Serpong, Dukung Akses 1,84 Juta Warga
- Minggu, 19 Oktober 2025
Garuda Indonesia Tunjuk Dua Direksi Asing, Upaya Perkuat Manajemen dan Finansial
- Minggu, 19 Oktober 2025
PTPP Catat Kontrak Baru Tertinggi di BUMN Karya, Lampaui Rp16,68 Triliun
- Minggu, 19 Oktober 2025
Berita Lainnya
Kemensos Salurkan BLTS Rp300 Ribu, Cek Nama Penerima di Cekbansos.kemensos.go.id
- Minggu, 19 Oktober 2025
Kemensos Salurkan BLTS Rp300 Ribu, Cek Nama Penerima di Cekbansos.kemensos.go.id
- Minggu, 19 Oktober 2025
Terpopuler
1.
3.
4.
Hutama Karya Perkuat Bisnis Berkelanjutan Lewat Peta Jalan ESG
- 19 Oktober 2025
5.
Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan Online dengan Mudah
- 18 Oktober 2025