
JAKARTA - Obesitas atau kegemukan kini menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius.
Bukan hanya memengaruhi penampilan, obesitas juga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti jantung, stroke, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, osteoarthritis, sleep apnea, hingga penyakit hati berlemak.
Spesialis penyakit dalam dengan subspesialis endokrinologi sekaligus Board of Wellness Halofit, dr. Waluyo Dwi Cahyono, menjelaskan bahwa obesitas adalah kondisi ketika terjadi akumulasi lemak berlebih dalam tubuh hingga menimbulkan risiko kesehatan serius.
Baca Juga
“Obesitas dapat menjadi masalah serius karena meningkatkan risiko penyakit seperti jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi,” ujarnya dalam acara From Prevention to Treatment: Digital Health & Medical Innovation for Weight Management Halofit di Jakarta Pusat.
Menurut dr. Waluyo, tanda seseorang mengalami obesitas dapat dilihat dari indeks massa tubuh (IMT) di atas 25, serta lingkar pinggang melebihi 94 cm pada pria dan 88 cm pada wanita. Penumpukan lemak di area perut dikenal berbahaya karena dapat mengganggu fungsi organ dalam dan mempercepat munculnya gangguan metabolik.
Gaya hidup modern seperti konsumsi makanan tinggi gula dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, serta stres yang tidak terkelola juga berperan besar dalam meningkatnya kasus obesitas di berbagai kalangan usia.
Mengubah Pola Makan Menjadi Lebih Sehat
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menurunkan berat badan adalah memperbaiki pola makan. Dr. Waluyo menekankan bahwa disiplin dan komitmen dalam menjaga asupan makanan adalah kunci keberhasilan mengatasi obesitas.
Mulailah dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh, seperti minuman manis, gorengan, serta makanan cepat saji. Sebagai gantinya, tingkatkan asupan serat dari sayuran hijau, buah-buahan segar, dan biji-bijian utuh. Serat membantu menunda rasa lapar, memperlancar pencernaan, dan menstabilkan kadar gula darah.
Selain itu, hindari makanan olahan seperti roti putih, biskuit manis, dan camilan ringan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi. Pilih makanan alami yang membuat kenyang lebih lama, seperti roti gandum, nasi merah, ikan, tahu, tempe, serta telur rebus.
Kebiasaan makan pun perlu diperhatikan. Disarankan untuk makan dengan perlahan agar tubuh memiliki waktu mengenali rasa kenyang. Mengatur porsi kecil namun sering juga lebih baik dibanding makan dalam jumlah besar sekaligus. Dengan pola makan yang tepat, metabolisme tubuh akan bekerja lebih efisien sehingga berat badan bisa turun secara alami tanpa obat.
Meningkatkan Aktivitas Fisik dan Gaya Hidup Aktif
Selain pola makan, aktivitas fisik memegang peran penting dalam mengatasi obesitas. Olahraga membantu membakar kalori, memperkuat otot, dan menjaga keseimbangan hormon yang berhubungan dengan nafsu makan.
Dr. Waluyo menyarankan agar masyarakat melakukan olahraga ringan secara rutin, seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, atau berenang selama 30 menit setiap hari. Aktivitas sederhana seperti menaiki tangga, berjalan kaki ke tempat kerja, atau melakukan peregangan di sela waktu bekerja juga membantu meningkatkan pembakaran energi harian.
Selain olahraga, tidur yang cukup dan manajemen stres juga sangat penting. Kurang tidur dapat memicu peningkatan hormon lapar (ghrelin) dan menurunkan hormon kenyang (leptin), sehingga seseorang lebih mudah makan berlebihan. Stres berkepanjangan pun dapat menyebabkan kebiasaan makan emosional yang memicu peningkatan berat badan.
Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik, istirahat cukup, dan manajemen stres menjadi langkah nyata yang tidak boleh diabaikan dalam proses menurunkan berat badan.
Komitmen dan Konsistensi untuk Hasil Jangka Panjang
Menurunkan berat badan bukan proses instan, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen dan konsistensi. Banyak orang gagal bukan karena metode yang salah, tetapi karena tidak mampu mempertahankan kebiasaan sehat dalam jangka waktu lama.
Dr. Waluyo menegaskan bahwa modifikasi gaya hidup sehat harus dijalankan secara disiplin dan berkelanjutan. “Cara agar atasi obesitas komitmen dan disiplin harus dijalankan. Modifikasi gaya hidup sehat dan optimal juga terus diterapkan,” katanya.
Ia menyarankan agar setiap orang menetapkan target yang realistis, seperti menurunkan berat badan 0,5–1 kg per minggu. Fokuslah pada perubahan kecil namun berkelanjutan, seperti mengganti camilan manis dengan buah, memperbanyak air putih, serta mengurangi konsumsi makanan cepat saji.
Selain usaha pribadi, dukungan dari lingkungan sekitar sangat membantu dalam menjaga semangat. Keluarga, teman, atau komunitas sehat bisa menjadi pengingat untuk tetap konsisten menjalankan gaya hidup sehat.
Pada akhirnya, menjaga berat badan ideal bukan hanya untuk memperbaiki penampilan, tetapi juga investasi kesehatan jangka panjang. Dengan mengatur pola makan, rutin berolahraga, mengelola stres, dan berkomitmen pada gaya hidup sehat, risiko penyakit akibat obesitas dapat ditekan. Hasilnya bukan hanya tubuh yang ideal, tetapi juga kualitas hidup yang lebih baik dan energi yang lebih seimbang setiap hari.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Livin Fest 2025 Resmi Dibuka, Bank Mandiri Rayakan 27 Tahun Sinergi Majukan Negeri
- Kamis, 16 Oktober 2025
Berita Lainnya
Lumpia Semarang Legendaris, Rekomendasi Kuliner Otentik yang Wajib Coba
- Kamis, 16 Oktober 2025
Terpopuler
1.
BCA Buka Magang Bakti 2025, Kesempatan Kerja Frontliner dan CS
- 16 Oktober 2025
2.
Mitsubishi Tampilkan SUV Listrik Futuristik di JMS 2025
- 16 Oktober 2025