
JAKARTA - Pasar saham Asia menunjukkan potensi penguatan pada perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025.
Meskipun demikian, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China masih menjadi perhatian utama investor global.
Kontrak berjangka di Sydney, Tokyo, dan Hong Kong kompak mengindikasikan arah positif. Sementara itu, indeks S&P 500 di Amerika Serikat ditutup sedikit melemah setelah sempat berfluktuasi akibat kekhawatiran pasar.
Baca JugaRencana Penurunan PPN Pemerintah Disambut Positif oleh Kalangan Ekonom
Kecemasan pelaku pasar meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menyampaikan rencana penghentian perdagangan minyak goreng dengan China. Pernyataan tersebut mempertegas ketegangan yang kembali memanas antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Namun, pelemahan dolar AS memberikan sedikit ruang napas bagi aset berisiko. Hal ini terjadi setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga tambahan dalam waktu dekat.
Powell juga menyinggung kemungkinan penghentian lebih awal kebijakan pengurangan neraca (quantitative tightening). Langkah ini dipandang positif oleh pelaku pasar karena dapat menambah likuiditas di sektor keuangan.
Respons Amerika Serikat dan China terhadap Ketegangan Dagang
Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyebut bahwa ketegangan antara Washington dan Beijing diperkirakan segera mereda. Ia menjelaskan bahwa hal ini menyusul serangkaian pembicaraan bilateral yang sedang berlangsung untuk mencari titik temu dalam isu ekspor dan sanksi maritim.
Sebelumnya, pemerintah China menjatuhkan sanksi terhadap anak usaha Amerika Serikat dari perusahaan pelayaran asal Korea Selatan. Tindakan tersebut memperburuk ketegangan diplomatik yang sudah meningkat sejak beberapa bulan terakhir.
Meski hubungan perdagangan kembali panas, pasar tetap mencermati kemungkinan normalisasi hubungan kedua negara. Investor global menilai setiap perkembangan baru dalam dialog ini dapat berdampak langsung pada arah pasar saham Asia.
Sementara itu, saham-saham perbankan besar di AS justru bergerak naik. Penguatan ini terjadi setelah laporan keuangan yang solid menandai awal musim laba kuartal ketiga dengan optimisme baru.
Analis Miller Tabak, Matt Maley, menyatakan bahwa isu tarif dan perdagangan menjadi faktor paling berpengaruh sepanjang tahun ini. Menurutnya, pelaku pasar akan terus memantau setiap pernyataan pejabat AS maupun China karena dapat menggerakkan indeks saham global.
Sikap The Fed dan Dampaknya terhadap Pasar Global
Ekonom JPMorgan Chase & Co., Michael Feroli, menilai bahwa pernyataan Jerome Powell merupakan konfirmasi kuat mengenai langkah The Fed. Ia memperkirakan bahwa pemangkasan suku bunga akan dilakukan pada pertemuan kebijakan berikutnya untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Menurut analis TD Securities, Gennadiy Goldberg dan Oscar Munoz, The Fed kemungkinan besar akan mengakhiri kebijakan quantitative tightening pada Oktober mendatang. Mereka memprediksi neraca keuangan bank sentral akan dipertahankan dalam jangka waktu panjang untuk mendukung pasar pendanaan.
Kedua analis itu juga menambahkan bahwa kebijakan tersebut dapat memperbaiki likuiditas dan menurunkan premi imbal hasil obligasi AS. Hal ini dinilai akan menenangkan investor di tengah volatilitas global.
TD Securities memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan suku bunga tambahan pada Oktober dan Desember. Bahkan, mereka melihat potensi tiga kali penurunan lagi pada tahun 2026 hingga suku bunga berada di kisaran 3%.
Langkah kebijakan moneter yang lebih longgar ini diharapkan mampu memperkuat permintaan aset berisiko di pasar negara berkembang. Investor menilai prospek penguatan bursa Asia akan semakin terbuka apabila tekanan suku bunga di AS mulai berkurang.
Pergerakan Bursa Asia Menjelang Sesi Siang
Pada perdagangan siang hari, mayoritas bursa Asia bergerak menguat. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing naik 1,78% dan 1,53% menjelang penutupan sesi.
Indeks Shanghai Composite di China juga mencatatkan kenaikan 0,52%, sementara Hang Seng Hong Kong menguat 1,45%. Di Korea Selatan, indeks Kospi melonjak 2,56%, dan FTSE Straits Times Singapura meningkat 0,52%.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia justru mengalami tekanan ringan. Meskipun sempat melemah, IHSG mampu bertahan di atas level psikologis 8.000 dan ditutup sementara di 8.035,84 pada jeda siang.
Indeks Topix Jepang menguat ke level 3.168,01 dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,60% ke 8.952,80. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan bergerak positif di level 3.607,76.
Kondisi pasar Asia turut dipengaruhi oleh pernyataan terbaru Presiden Donald Trump mengenai kemungkinan penghentian perdagangan minyak goreng dengan China. Isu tersebut masih menjadi sumber utama volatilitas di pasar global.
Fokus Investor dan Prospek Pasar Ke Depan
Para investor kini menaruh perhatian pada situasi politik di Jepang menjelang lelang obligasi pemerintah tenor 20 tahun. Ketidakpastian meningkat setelah koalisi partai berkuasa terpecah menyusul kemenangan mengejutkan Sanae Takaichi dalam pemilihan pimpinan Partai Demokrat Liberal.
Meskipun kondisi politik dalam negeri Jepang belum stabil, pelaku pasar tetap optimistis terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintah baru. Ekspektasi stimulus tambahan diyakini dapat memperkuat sektor industri dan menopang pergerakan saham di kawasan Asia.
Secara keseluruhan, bursa Asia menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah tekanan geopolitik yang cukup kuat. Investor global berharap negosiasi dagang AS-China dapat berjalan konstruktif dan mendorong sentimen positif di pasar keuangan.
Analis memperkirakan pergerakan indeks saham di kawasan akan tetap fluktuatif dalam beberapa pekan mendatang. Namun, potensi penguatan masih terbuka luas apabila ketegangan dagang mereda dan kebijakan moneter global menjadi lebih akomodatif.
Pasar kini menantikan kepastian langkah The Fed dan arah kebijakan perdagangan AS. Dengan kombinasi dukungan moneter dan stabilisasi hubungan internasional, bursa Asia diyakini dapat mempertahankan momentum positif hingga akhir tahun ini.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Purbaya Awasi Penyaluran FLPP, Pastikan Rumah Subsidi Terserap Maksimal
- Rabu, 15 Oktober 2025