Selasa, 14 Oktober 2025

Bahaya Minum Air Botol Plastik Sekali Pakai

Bahaya Minum Air Botol Plastik Sekali Pakai
Bahaya Minum Air Botol Plastik Sekali Pakai

JAKARTA - Kesadaran akan bahaya plastik sekali pakai semakin menguat, terutama setelah serangkaian penelitian terbaru mengungkap dampak seriusnya terhadap kesehatan manusia. Salah satunya datang dari studi tim peneliti Universitas Concordia, Kanada, yang menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi air dari botol plastik sekali pakai dapat meningkatkan paparan mikroplastik hingga dua kali lipat.

Temuan ini mengingatkan kita bahwa masalah plastik bukan hanya tentang sampah di laut atau pencemaran lingkungan, tetapi juga langsung masuk ke dalam tubuh. Mikroplastik, partikel kecil yang sulit terlihat dengan mata telanjang, kini tidak lagi bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari.

Mikroplastik dan Konsumsi Harian

Baca Juga

Pemerintah Lelang 7 Seri Sukuk Negara Rp7 Triliun Dukung APBN 2025

Menurut analisis terhadap lebih dari 140 artikel ilmiah, rata-rata manusia menelan 39 ribu hingga 52 ribu partikel mikroplastik setiap tahun. Angka tersebut meningkat drastis jika seseorang rutin mengonsumsi air dari botol plastik sekali pakai. Dalam penelitian terbaru, jumlahnya bisa mencapai sekitar 90 ribu partikel per tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang memilih minum dari air keran.

Paparan ini terjadi karena partikel mikroplastik terlepas dari permukaan bagian dalam botol, terutama ketika wadah ditekan atau terpapar panas. “Minum air dari botol plastik boleh-boleh saja dalam keadaan darurat, tetapi sebaiknya tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Sarah Sajedi, pakar manajemen lingkungan sekaligus penulis utama studi tersebut, dikutip dari NY Post, Sabtu, 11 Oktober 2025.

Konsumsi Air Kemasan yang Masih Tinggi

Meski risikonya makin jelas, air minum kemasan tetap menjadi pilihan utama banyak orang. Di Amerika Serikat, misalnya, air minum dalam kemasan sudah menjadi produk terlaris selama sembilan tahun berturut-turut hingga 2024, mengalahkan soda dan minuman buah.

Data industri menunjukkan sebanyak 16,2 miliar galon air kemasan dikonsumsi di AS tahun itu, naik 2 persen dari tahun sebelumnya. Meski angka resmi untuk konsumsi air kemasan di Indonesia tidak tersedia, tren serupa juga terlihat, di mana air minum botolan sekali pakai masih menjadi pilihan praktis masyarakat.

Efek Jangka Panjang Mikroplastik

Para ilmuwan masih meneliti bagaimana mikroplastik memengaruhi tubuh manusia secara menyeluruh. Namun, bukti awal menunjukkan bahwa partikel ini tidak sekadar melewati sistem pencernaan. Mikroplastik berukuran sangat kecil—lebih kecil dari sebutir beras—bisa masuk ke dalam aliran darah, menumpuk di organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, testis, hingga plasenta.

Penelitian juga mengungkap bahwa partikel mikroplastik mampu menembus sawar darah-otak, sebuah penghalang biologis yang biasanya sangat sulit ditembus. Jika sampai masuk, dampaknya bisa memicu peradangan kronis, kerusakan sel, gangguan hormon, hingga mengacaukan keseimbangan mikrobiota di usus.

“Pendidikan adalah tindakan terpenting yang dapat kita ambil,” tegas Sajedi. “Masyarakat perlu memahami bahwa masalahnya bukan toksisitas akut, melainkan toksisitas kronis.”

Seruan terhadap Produsen Air Kemasan

Dampak kesehatan yang mengkhawatirkan membuat para peneliti mendesak adanya standar pengujian lebih ketat untuk mengukur kadar mikroplastik dalam air minum kemasan. Sajedi dan timnya juga mendorong adanya kebijakan lebih kuat untuk membatasi kontaminasi plastik.

Meskipun demikian, industri air minum dalam kemasan membela diri. Pada Januari 2025, Asosiasi Air Minum Dalam Kemasan Internasional menyampaikan bahwa air botolan hanyalah salah satu dari ribuan produk yang menggunakan plastik sekali pakai.

“Industri air minum dalam kemasan berkomitmen untuk menyediakan produk hidrasi sehat yang paling aman dan berkualitas tinggi bagi konsumen,” demikian pernyataan kelompok tersebut. Mereka juga menegaskan dukungan terhadap penelitian lanjutan demi memahami isu ini lebih mendalam.

Kebijakan Lokal: Bali Jadi Contoh

Sementara diskusi global masih berlangsung, Bali sudah mengambil langkah nyata. Pemerintah Provinsi Bali merilis Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2025 yang melarang penggunaan air minum kemasan plastik mulai 3 Februari 2025.

Aturan ini mewajibkan instansi pemerintahan, BUMD, sekolah, hingga peserta pelatihan untuk membawa botol minum pribadi. Botol berbahan tahan karat atau plastik bebas BPA menjadi alternatif yang dianjurkan.

“Kebijakan ini bertujuan memastikan bahwa seluruh perangkat daerah, BUMD, serta sekolah di Bali benar-benar menerapkan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai,” kata Sekretaris Daerah Bali, Dewa Made Indra, di Denpasar, Selasa, 21 Januari 2025, dikutip dari Antara.

Langkah ini menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari level lokal, dengan kebijakan yang langsung menyasar perilaku masyarakat sehari-hari.

Temuan terbaru soal mikroplastik memperlihatkan bahwa masalah plastik sekali pakai sudah masuk ke tahap mengkhawatirkan, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga kesehatan manusia. Rata-rata konsumsi tahunan yang mencapai puluhan ribu partikel bisa berlipat ganda hanya karena kebiasaan sederhana: minum air dari botol plastik sekali pakai.

Meski industri air kemasan berkomitmen menjaga kualitas, risiko mikroplastik tidak bisa diabaikan. Dengan penelitian yang terus berkembang, masyarakat kini dituntut lebih bijak memilih sumber air minum.

Kebijakan seperti yang diterapkan di Bali bisa menjadi inspirasi untuk daerah lain, sekaligus bukti bahwa solusi nyata dimulai dari perubahan gaya hidup dan kebijakan lokal.

Pada akhirnya, keputusan ada di tangan kita masing-masing: tetap bergantung pada plastik sekali pakai atau mulai beralih ke pilihan yang lebih ramah lingkungan sekaligus aman bagi kesehatan.

Wildan Dwi Aldi Saputra

Wildan Dwi Aldi Saputra

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Jadwal Lengkap Final Four Livoli 14 Oktober 2025 Hari Ini

Jadwal Lengkap Final Four Livoli 14 Oktober 2025 Hari Ini

Jadwal Laga Timnas Futsal Indonesia vs Australia 1 November 2025

Jadwal Laga Timnas Futsal Indonesia vs Australia 1 November 2025

Arsenal Perkuat Tim dengan 7 Pemain Baru, Siap Jadi Juara Liga Premier

Arsenal Perkuat Tim dengan 7 Pemain Baru, Siap Jadi Juara Liga Premier

TOGA Tampilkan Kreativitas Baru yang Unik di London Fashion Week 2025

TOGA Tampilkan Kreativitas Baru yang Unik di London Fashion Week 2025

Indonesia Perkuat Jejaring Industri Lewat Expo Osaka 2025

Indonesia Perkuat Jejaring Industri Lewat Expo Osaka 2025