Selasa, 14 Oktober 2025

Jakarta Music Con 2025 Hidupkan Ekosistem Musik dan Merchandise Lokal

Jakarta Music Con 2025 Hidupkan Ekosistem Musik dan Merchandise Lokal
Jakarta Music Con 2025 Hidupkan Ekosistem Musik dan Merchandise Lokal

JAKARTA - Jakarta Music Con (JMC) 2025 menandai babak baru bagi dunia musik Indonesia.

Untuk pertama kalinya, acara besar ini diselenggarakan di Sparks, Jakarta Pusat, pada 11–12 Oktober 2025, menghadirkan suasana yang tidak hanya musikal, tetapi juga sarat semangat kolaborasi antara pelaku industri dan penggemar musik.

Salah satu bagian paling menarik dari JMC 2025 adalah “Pasar Musik”, sebuah area khusus yang membuka ruang bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat dunia musik sekaligus berbelanja merchandise dari musisi lokal.

Baca Juga

Pemerintah Lelang 7 Seri Sukuk Negara Rp7 Triliun Dukung APBN 2025

Menurut salah satu inisiator acara, Kukuh Rizal, ide ini muncul karena selama ini industri merchandise lokal kurang mendapatkan perhatian.

“Selama ini, kami menilai industri merchandise lokal ini kurang mendapat perhatian masyarakat,” ujar Kukuh saat ditemui di Jakarta.

Di Pasar Musik, pengunjung dapat menemukan berbagai kaus band favorit hasil karya komunitas lokal. Tak hanya membeli, pengunjung juga bisa menyablon langsung kaus dengan nama, ilustrasi, atau logo band kesayangan mereka di lokasi. Setiap pengunjung diperbolehkan membawa pulang hasil sablon unik tersebut sebagai kenang-kenangan dari ajang musik ini.

Lebih jauh, Kukuh menjelaskan bahwa Pasar Musik tidak hanya sebatas tempat jual beli merchandise.

“Bahkan kita nggak cuma merchandise doang ya. Mungkin sekarang mayoritas masih merchandise musik, tapi kita ada vinyl, ada instrumen tradisional juga. Harapannya nantinya ke depannya ya semua yang terkait musik, mau itu dari alat toko gitar, toko drum, jadi semuanya itu bisa relate gitu,” katanya.

Dengan konsep inklusif ini, JMC berupaya memperluas makna musik sebagai ekosistem ekonomi kreatif yang melibatkan banyak pihak, dari produsen merchandise, komunitas seni, hingga pengrajin alat musik tradisional.

Wadah Belajar dan Peluang Karier di Industri Musik

Selain Pasar Musik, Jakarta Music Con 2025 juga menghadirkan “Bincang Musik”, sebuah program edukatif yang berisi talkshow dan kelas interaktif mengenai berbagai aspek industri musik.
Dalam sesi ini, peserta dapat mengikuti workshop teknikal, lokakarya digital marketing untuk musisi, hingga kelas industri musik dengan pendekatan praktis dan aplikatif.

Menurut Kukuh, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan lebih luas kepada masyarakat umum mengenai dunia musik profesional.

“Harapannya, target marketnya atau pengunjungnya adalah dari mungkin ibu-ibu yang punya anak pengen belajar musik, sampai ke mas-mas, mba-mba berkaus hitam, nonton acara musik itu semuanya bisa enjoy gitu, menikmati kontennya gitu,” tuturnya.

Tidak hanya itu, JMC juga menghadirkan business matching dan job fair di sektor musik untuk membuka peluang kerja baru. Inisiatif ini menjadi bagian penting dalam memperkuat struktur industri musik nasional yang lebih profesional dan terbuka.

“Kayaknya orang juga nggak tahu kalau masuk ke industri musik itu ada lowongan pekerjaan apa aja sih. Karena kan pasti ada yang spesifik, contohnya ada pekerjaan artisan repertoire di sebuah record label,” tambah Kukuh.

Program edukatif seperti ini diharapkan mampu menjadi jembatan antara dunia akademik, pelaku bisnis musik, dan masyarakat umum, sekaligus memperkenalkan berbagai profesi penting di balik layar industri musik Indonesia.

Panggung Enerjik dan Kolaborasi Budaya di Jakarta Music Con 2025

Tak hanya fokus pada edukasi dan produk kreatif, JMC 2025 juga menghadirkan panggung musik yang menggambarkan keragaman budaya Indonesia.
Pada hari pertama, acara dibuka dengan penampilan kelompok musik etnik asal Sumatra Barat, JAGUANK, yang memadukan unsur tradisi dan sentuhan modern.

Kolaborasi lintas disiplin seni juga menjadi sorotan, terutama melalui sesi bertema “Echoforms: Story in Sound and Design” hasil kerja sama dengan komunitas Grafis Masa Kini.
Dalam sesi ini, tampil Dian Tamara (sutradara film), Djali (desainer dan ilustrator), serta Moses Sihombing (fotografer), dengan moderator Alessandra Langit (editor dan penulis).
Mereka berbagi pandangan mengenai bagaimana desain dan musik bisa berpadu menciptakan pengalaman budaya yang lebih emosional dan mendalam.

Seiring berjalannya malam, panggung JMC semakin semarak dengan kehadiran Gabriella Fernaldi, penyanyi pop dengan warna bossa nova dan jazz yang tengah naik daun di media sosial.

Disusul Kabar Burung yang membawakan lagu-lagu bernuansa cinta dan nostalgia, hasil kurasi program Jakarta Music Con X TuneCore Indonesia.
Tak ketinggalan, VVYND dengan karakter R&B yang memikat dan SATU PER EMPAT, trio rock enerjik yang sukses mengguncang panggung dengan aksi memukau.

Harapan Baru untuk Ekosistem Musik Indonesia

Puncak acara JMC 2025 bertepatan dengan penutupan Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025, yang dihadiri sekitar 300 partisipan dari berbagai elemen industri musik.
Dalam kesempatan tersebut, diumumkan tiga keputusan penting, termasuk pembentukan Tim Kerja Bersama Pemajuan Ekosistem Musik Indonesia berdasarkan Deklarasi KMI 2025.

“Terbuka untuk semua para pelaku ekosistem untuk bergabung karena kita akan follow through. Mulai Selasa besok, kita langsung kerja,” ujar Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, dalam pidatonya di Jakarta.

Tim kerja ini akan menjadi wadah koordinasi lintas sektor yang bertugas menyusun strategi dan peta jalan implementasi hasil KMI 2025.
Hasil kerja mereka nantinya dituangkan dalam laporan Analisis dan Strategi Tindak Lanjut atas rekomendasi konferensi, yang menjadi salah satu keputusan kunci dari acara tersebut.

“Apa yang kita lakukan dan hasilkan selama tiga hari di konferensi musik ini bukanlah akhir, tapi adalah awal babak baru perjalanan industri musik kita. Kita berharap akan ada Peta Jalan Musik Nasional sebagai arah kebijakan jangka panjang pemajuan musik Indonesia,” tutup Wamenbud.

Melalui Jakarta Music Con 2025, semangat baru bagi industri musik tanah air kembali menyala. Dari pasar merchandise lokal, kelas edukatif, hingga kolaborasi lintas seni, semuanya menunjukkan bahwa musik Indonesia bukan hanya soal bunyi melainkan juga gerakan budaya, ekonomi, dan kreativitas yang hidup bersama masyarakat.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Jadwal Lengkap Final Four Livoli 14 Oktober 2025 Hari Ini

Jadwal Lengkap Final Four Livoli 14 Oktober 2025 Hari Ini

Jadwal Laga Timnas Futsal Indonesia vs Australia 1 November 2025

Jadwal Laga Timnas Futsal Indonesia vs Australia 1 November 2025

Arsenal Perkuat Tim dengan 7 Pemain Baru, Siap Jadi Juara Liga Premier

Arsenal Perkuat Tim dengan 7 Pemain Baru, Siap Jadi Juara Liga Premier

TOGA Tampilkan Kreativitas Baru yang Unik di London Fashion Week 2025

TOGA Tampilkan Kreativitas Baru yang Unik di London Fashion Week 2025

Indonesia Perkuat Jejaring Industri Lewat Expo Osaka 2025

Indonesia Perkuat Jejaring Industri Lewat Expo Osaka 2025