
JAKARTA - Banyak orang masih berpegang pada nasihat lama: “Minum delapan gelas air putih setiap hari agar sehat.” Pesan sederhana ini diwariskan turun-temurun, bahkan sering diajarkan sejak sekolah dasar. Namun, seiring berkembangnya ilmu kesehatan, para ahli menegaskan bahwa kebutuhan cairan manusia tidak sesederhana hitungan gelas yang sama untuk semua orang.
Faktanya, setiap individu memiliki kebutuhan cairan yang berbeda, tergantung kondisi tubuh dan lingkungannya. Angka “8 gelas” hanyalah pedoman umum, bukan aturan baku. Institute of Medicine U.S. bahkan merinci bahwa rata-rata pria membutuhkan sekitar 3,7 liter cairan per hari (setara dengan 15,5 cangkir), sedangkan wanita sekitar 2,7 liter (sekitar 11,5 cangkir).
Menariknya, jumlah tersebut tidak hanya berasal dari air minum, tetapi juga dari makanan dan minuman lain yang mengandung air, seperti buah, sayur, hingga sup.
Baca Juga
Mengapa Air Begitu Penting?
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, sehingga perannya tidak bisa diremehkan. Air mendukung hampir semua proses penting dalam tubuh, termasuk menjaga kesehatan ginjal, mengatur suhu tubuh, hingga melumasi sendi.
Dilansir dari Times of India, hidrasi yang cukup memberikan manfaat besar, antara lain:
Membantu ginjal menyaring racun dan mengeluarkannya lewat urine.
Menjaga kestabilan suhu tubuh, terutama saat cuaca panas atau setelah beraktivitas.
Melancarkan pergerakan sendi dan fungsi otot.
Meningkatkan energi serta konsentrasi otak.
Mendukung kesehatan kulit agar tetap lembap dan elastis.
Dengan kata lain, air adalah fondasi kesehatan sehari-hari. Tanpa cukup cairan, tubuh akan mudah lelah, rentan infeksi, dan dalam jangka panjang bisa memicu gangguan serius.
Peran Air bagi Kesehatan Ginjal
Salah satu organ yang paling bergantung pada asupan cairan adalah ginjal. Fungsinya menyaring limbah dari darah dan membuangnya melalui urine. Saat tubuh terhidrasi dengan baik, proses penyaringan ini berlangsung optimal, sehingga mencegah penumpukan zat berbahaya.
Sebaliknya, dehidrasi membuat urine lebih pekat. Hal ini dapat memicu pembentukan batu ginjal, memperbesar risiko infeksi saluran kemih, dan mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh. Oleh karena itu, meskipun kebutuhan cairan bisa bervariasi, orang dewasa sehat tetap disarankan minum 1,5–2 liter air putih per hari agar ginjal bekerja secara efisien.
Faktor yang Menentukan Kebutuhan Cairan
Setiap orang memiliki kebutuhan cairan yang unik. Beberapa faktor berikut sangat memengaruhinya:
Aktivitas Fisik
Orang yang aktif berolahraga atau sering bergerak akan lebih banyak berkeringat, sehingga membutuhkan cairan tambahan untuk mengganti yang hilang.
Iklim dan Lingkungan
Hidup di daerah tropis seperti Indonesia otomatis meningkatkan kebutuhan cairan. Udara panas dan lembap membuat tubuh kehilangan lebih banyak keringat, bahkan saat beraktivitas ringan.
Kondisi Kesehatan
Penyakit tertentu seperti demam, muntah, atau diare membuat tubuh cepat kekurangan cairan. Sebaliknya, pasien dengan penyakit ginjal atau jantung mungkin perlu membatasi asupan cairan sesuai anjuran dokter.
Kehamilan dan Menyusui
Wanita hamil atau menyusui membutuhkan cairan ekstra untuk mendukung tumbuh kembang bayi sekaligus menjaga kondisi tubuhnya tetap stabil.
Cara Praktis Mengecek Kecukupan Air
Menghitung gelas setiap hari sering terasa merepotkan. Untungnya, ada cara sederhana untuk mengetahui apakah tubuh cukup terhidrasi atau belum:
Dengarkan rasa haus. Bagi kebanyakan orang sehat, haus adalah alarm alami bahwa tubuh memerlukan cairan.
Periksa warna urine. Jika warnanya kuning pucat atau bening, tandanya Anda cukup minum. Sebaliknya, warna kuning pekat atau lebih gelap menandakan tubuh kekurangan cairan.
Dengan metode ini, Anda tidak perlu terpaku pada angka “8 gelas” semata, melainkan menyesuaikan dengan sinyal tubuh sendiri.
Menyelaraskan Mitos dan Fakta
Aturan “8 gelas sehari” memang berguna sebagai pengingat sederhana agar orang tidak lupa minum. Namun, yang lebih penting adalah memahami bahwa kebutuhan cairan setiap orang bisa berbeda. Tubuh seorang atlet tentu tidak sama dengan pekerja kantoran yang lebih banyak duduk, begitu pula kebutuhan ibu hamil berbeda dengan pria dewasa sehat.
Alih-alih terpaku pada angka tertentu, lebih bijak jika kita menjadikan kondisi tubuh, lingkungan, dan aktivitas sebagai acuan utama. Menjaga hidrasi berarti menjaga keseimbangan tubuh, bukan sekadar mengejar jumlah gelas.
Air adalah elemen penting bagi tubuh, mulai dari menjaga kesehatan ginjal hingga mendukung fungsi otak dan kulit. Walau aturan “8 gelas sehari” populer dan mudah diingat, ia tidak sepenuhnya akurat bagi semua orang.
Institute of Medicine U.S menekankan bahwa pria membutuhkan rata-rata 3,7 liter cairan per hari, sementara wanita sekitar 2,7 liter. Angka ini mencakup semua sumber cairan, termasuk dari makanan.
Yang terpenting, biasakan mendengarkan tubuh Anda. Haus dan warna urine adalah indikator sederhana apakah tubuh sudah terhidrasi dengan baik atau belum. Dengan begitu, Anda bisa menyesuaikan kebutuhan cairan tanpa harus terpaku pada mitos angka 8 gelas.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Listrik 30 Juta VA PLN Perkuat Industri Pertambangan Gorontalo
- 11 Oktober 2025
2.
Solusi Logistik Terpadu Linc Dorong Efisiensi Industri Indonesia
- 11 Oktober 2025
3.
Indonesia Targetkan Tambah 500 MW Listrik Panas Bumi 2027
- 11 Oktober 2025
4.
Pemadaman Listrik Terjadwal Yogyakarta Sabtu 11 Oktober 2025
- 11 Oktober 2025
5.
PGN Percepat Revitalisasi Tangki LNG Arun Dukung Energi Nasional
- 11 Oktober 2025