
JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas operasionalnya dengan mengaktifkan kembali lima pesawat Airbus A320 yang sempat grounded.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya maskapai pelat merah dalam memulihkan kinerja, mengurangi beban armada yang tidak beroperasi, serta memaksimalkan potensi pasar yang ada.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menegaskan bahwa salah satu tantangan utama perseroan saat ini adalah menghidupkan kembali armada yang tidak aktif, karena pesawat yang grounded tetap menjadi beban atau sunk cost. “Untuk mengurangi gap armada tersebut, Garuda Indonesia Group dengan dukungan dari Danantara sampai awal Oktober telah berhasil mengaktifkan kembali lima armada Airbus A320 yang dioperasikan oleh Citilink,” ujarnya.
Baca Juga
Proses aktivasi ini menjadi langkah awal untuk secara bertahap merestorasi hingga 15 armada Citilink hingga akhir tahun 2025. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas operasional maskapai sekaligus mendukung strategi pertumbuhan di rute-rute yang menguntungkan.
Wamildan menambahkan bahwa perbaikan kinerja Garuda Indonesia juga mencakup peningkatan kapasitas produksi dan pengelolaan rute-rute penerbangan yang profitable. “Dengan berbagai upaya perbaikan yang sedang berjalan dan dengan dukungan penuh dari Danantara, kami targetkan di akhir tahun ini Garuda Indonesia akan dapat segera memperbaiki posisi ekuitas kami menjadi positif,” katanya.
Selain fokus pada aktivasi armada, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan sinyal positif. Pendapatan rata-rata setiap armada yang beroperasi pada periode Januari–Juni 2025 naik 1,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, meningkat dari US$15,68 juta menjadi US$15,88 juta. Sementara itu, Citilink mencatat pertumbuhan pendapatan rata-rata per pesawat sebesar 4,4 persen, meningkat dari US$10,99 juta menjadi US$11,47 juta pada semester pertama 2025.
Dari sisi konsolidasi usaha, peningkatan pendapatan juga terlihat pada penerbangan tidak berjadwal (charter), yang tercatat sebesar US$205,84 juta, tumbuh 15,66 persen dibandingkan periode sama di tahun 2024 yang mencapai US$177,96 juta. Di sisi lain, Garuda Indonesia berhasil menurunkan beban usaha menjadi US$1,50 miliar dibandingkan US$1,53 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meski sejumlah indikator menunjukkan perbaikan, profitabilitas perseroan masih belum tercapai. Hal ini disebabkan oleh kewajiban keuangan jangka panjang pasca-restrukturisasi yang memberikan tekanan pada laporan keuangan. Namun, aktivasi armada dan langkah-langkah efisiensi diharapkan dapat mendukung perbaikan kinerja keuangan secara berkelanjutan.
Program aktivasi pesawat ini juga menjadi bagian dari strategi lebih luas Garuda Indonesia untuk memaksimalkan penggunaan armada yang tersedia. Dengan bertambahnya jumlah pesawat yang beroperasi, perusahaan dapat lebih fleksibel menyesuaikan kapasitas penerbangan sesuai permintaan pasar, termasuk rute-rute domestik yang strategis dan rute internasional yang menguntungkan.
Selain itu, dukungan dari Danantara menjadi faktor penting dalam mempermudah proses pemulihan armada. Sinergi ini memungkinkan Garuda Indonesia Group untuk mengurangi risiko biaya tambahan sekaligus mempercepat pemanfaatan pesawat yang sebelumnya tidak aktif.
“Target kami jelas, selain memperbaiki posisi ekuitas, juga meningkatkan kapasitas armada agar dapat menyerap potensi pasar yang ada. Aktivasi pesawat ini menjadi langkah konkret menuju stabilisasi dan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” tambah Wamildan.
Dengan langkah-langkah ini, Garuda Indonesia diharapkan mampu memulihkan operasional yang sebelumnya terdampak grounding pesawat sekaligus memperkuat kinerja keuangan di semester kedua 2025. Aktivasi lima armada Airbus menjadi awal dari rencana restorasi armada Citilink hingga total 15 pesawat menjelang akhir tahun, yang secara strategis akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.
Peningkatan pendapatan dan penurunan beban usaha menunjukkan bahwa Garuda Indonesia sedang berada pada jalur perbaikan yang konsisten. Kombinasi antara aktivasi armada, fokus pada rute-rute profitable, dan dukungan Danantara diyakini menjadi fondasi kuat untuk mencapai target positif di akhir tahun.
Dengan demikian, langkah strategis ini bukan hanya soal menambah jumlah pesawat yang beroperasi, tetapi juga bagian dari rencana jangka panjang Garuda Indonesia untuk meningkatkan profitabilitas, memperkuat ekuitas, dan memaksimalkan potensi pasar yang tersedia di industri penerbangan domestik dan regional.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
5 Drama Korea Lee Jun Ho Wajib Tonton di Netflix
- 10 Oktober 2025
2.
Keistimewaan Hari Jumat, Ini 5 Alasan Berselawat Nabi
- 10 Oktober 2025
3.
Uji Tabrak Ungkap Cacat Komponen, Hyundai Santa Fe Kena Recall
- 10 Oktober 2025
4.
BMKG Peringatkan Hujan Merata di Kota Besar Indonesia Hari Ini
- 10 Oktober 2025
5.
Cuaca Ekstrem Akibat Sirkulasi Siklonik, BMKG Waspadai 5 Wilayah
- 10 Oktober 2025