
JAKARTA - Di era digital yang serba cepat ini, informasi dapat menyebar dalam hitungan detik. Sayangnya, tidak semua kabar yang beredar bisa dipercaya, termasuk klaim pembagian token listrik gratis dari PT PLN (Persero) yang belakangan ramai di media sosial.
Di balik iming-iming voucher ratusan ribu rupiah, tersembunyi modus penipuan yang dapat mengancam keamanan data pribadi masyarakat.
Maraknya penipuan berkedok bantuan listrik gratis menjadi pengingat penting bahwa kewaspadaan digital tak boleh diabaikan. Pelaku memanfaatkan kepercayaan publik terhadap nama besar PLN untuk menyebarkan tautan palsu dan formulir pendaftaran yang seolah resmi.
Baca Juga6 Pilihan Sandal Pria Lokal Nyaman dan Trendy Harbolnas 10.10
Padahal, tujuannya jelas: mengelabui masyarakat agar menyerahkan data pribadi yang kemudian dapat disalahgunakan untuk tindakan kriminal.
Cek Fakta Liputan6.com mencatat sejumlah hoaks terkait pembagian token gratis ini. Dengan mengenali modusnya sejak awal, masyarakat dapat menghindari jebakan siber yang merugikan.
Modus Penipuan Token Listrik: Dari Tautan Palsu hingga Klaim Program Pemerintah
Penipuan berkedok pembagian token listrik gratis ini tidak memiliki pola tunggal. Ada yang menyebarkan tautan registrasi palsu melalui media sosial dan aplikasi percakapan, ada pula yang mengaku sebagai bagian dari program resmi pemerintah atau inisiatif "PLN Peduli".
Pelaku biasanya membuat halaman website tiruan yang menyerupai situs resmi PLN, lengkap dengan logo dan tampilan profesional. Mereka kemudian meminta korban mengisi data seperti nama lengkap, alamat, jenis kelamin, bahkan nomor kontak atau akun telegram. Informasi inilah yang nantinya dimanfaatkan untuk pencurian identitas atau kejahatan siber lainnya.
Karena itu, penting untuk selalu waspada dan melakukan verifikasi sebelum mempercayai setiap informasi yang diterima. Jika sebuah program tidak diumumkan melalui saluran resmi PLN atau media terpercaya, besar kemungkinan informasi tersebut adalah hoaks.
Hoaks 1: Pendaftaran Token Listrik Gratis untuk Golongan 450–2.200 kWh
Salah satu bentuk penipuan yang tengah beredar adalah klaim link pendaftaran token listrik gratis dari “PLN Peduli” untuk pelanggan dengan daya 450 hingga 2.200 kWh. Informasi palsu ini ditemukan oleh tim Cek Fakta Liputan6.com pada 6 Oktober 2025 melalui unggahan akun Facebook.
Isi unggahan tersebut sebagai berikut:
"PLN Peduli hadirkan gratis voucher listrik Rp.250.000, Bagi pengguna dengan Kwh 450 sampai KWh 2200 kebawah.
Daftar sekarang sebelum batas yang ditentukan melalui website resmi PLN Peduli dengan cara klik DAFTAR ????????"
Dalam unggahan itu, terdapat tautan pendaftaran yang mengarah ke situs mencurigakan:
https://dxrtzs25.zjucle.com/home1/
Saat tautan dibuka, pengguna akan diarahkan ke formulir digital yang meminta sejumlah data pribadi seperti nama lengkap, jenis kelamin, alamat lengkap, dan nomor telegram.
Setelah dilakukan penelusuran, terbukti bahwa tautan tersebut tidak memiliki hubungan sama sekali dengan situs resmi PLN. Artinya, klaim tersebut adalah hoaks dan bertujuan untuk mencuri data pengguna.
Hoaks 2: Token Listrik Gratis Rp250.000 untuk Pelanggan Terpilih
Modus lain yang tak kalah sering beredar adalah klaim bahwa PLN memberikan token listrik gratis senilai Rp250.000 bagi pelanggan terpilih di seluruh Indonesia. Informasi ini muncul di media sosial pada 14 September 2025 melalui unggahan salah satu akun Facebook.
Klaim tersebut ditulis sebagai berikut:
"PLN menyalurkan token listrik gratis Rp250.000 bagi pelanggan terpilih di seluruh Indonesia."
Sekilas, informasi ini terdengar meyakinkan. Namun setelah ditelusuri, tidak ada pernyataan resmi dari PLN yang menyebutkan adanya program pembagian token gratis dalam nominal tersebut. Dengan kata lain, klaim ini juga termasuk hoaks yang berpotensi menjerat masyarakat.
Cara Mengenali Hoaks dan Melindungi Diri
Agar tidak menjadi korban penipuan berkedok token gratis, masyarakat perlu membekali diri dengan pengetahuan dasar untuk mengenali ciri-ciri hoaks digital. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Periksa alamat situs: Situs resmi PLN selalu menggunakan domain .co.id atau .go.id. Jika domainnya mencurigakan atau asing, jangan pernah mengisi data apa pun.
Cek pengumuman resmi: Informasi terkait program bantuan listrik biasanya diumumkan langsung melalui website resmi PLN, akun media sosial terverifikasi, atau media massa nasional.
Jangan klik tautan sembarangan: Hindari mengklik tautan dari pesan berantai yang tidak jelas asalnya.
Waspadai permintaan data pribadi: Program resmi tidak akan meminta informasi sensitif seperti nomor identitas, rekening bank, atau akses akun media sosial melalui tautan tidak resmi.
Pentingnya Literasi Digital untuk Melawan Penipuan
Kasus penipuan berkedok bantuan dari PLN ini menjadi bukti bahwa literasi digital masih menjadi kebutuhan penting di era teknologi. Pemahaman yang baik tentang keamanan siber akan membantu masyarakat lebih kritis dalam menyaring informasi dan tidak mudah terjebak oleh iming-iming palsu.
PLN sendiri berulang kali mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai setiap informasi yang tidak berasal dari kanal resmi perusahaan. Mereka juga mengajak publik segera melaporkan jika menemukan tautan mencurigakan yang mengatasnamakan PLN agar bisa segera ditindaklanjuti.
Hoaks pembagian token listrik gratis adalah salah satu modus penipuan digital yang terus berkembang dan menyasar masyarakat dari berbagai kalangan. Dengan memanfaatkan kepercayaan publik terhadap nama besar PLN, pelaku berusaha mencuri data pribadi melalui tautan palsu dan informasi yang menyesatkan.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Garuda Indonesia Siapkan Rp 30 Triliun untuk Modal Kerja dan Operasi
- Rabu, 08 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
FLPP Terealisasi, Rumah Subsidi MBR Capai Hampir 200 Ribu
- 08 Oktober 2025
2.
3.
Kemenhut Dorong Nilai Tambah KTH Lewat Hilirisasi Produk
- 08 Oktober 2025
4.
5.
Strategi Kemnaker Cetak Tenaga Kerja Produktif Masa Depan
- 08 Oktober 2025