
JAKARTA - Banyak orang menyukai sensasi mengunyah es batu, terutama saat cuaca panas. Namun, jika kebiasaan ini terjadi terus-menerus dan sangat kuat, hal itu bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius.
Istilah medis untuk kebiasaan mengunyah es batu secara kompulsif adalah pagophagia, sebuah jenis dari gangguan makan yang dikenal dengan nama pica.
Pagophagia bukan hanya soal menikmati sensasi dingin dan keras dari es batu, melainkan bisa menjadi sinyal tubuh yang menunjukkan adanya defisiensi nutrisi tertentu.
Baca JugaAntusiasme Tinggi, Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual Cepat
Apa Itu Pagophagia?
Pagophagia merupakan bentuk spesifik dari pica, yaitu keinginan memakan benda-benda yang sebenarnya tidak bergizi atau tidak biasa dikonsumsi sebagai makanan, seperti tanah, kapur, dan dalam hal ini, es batu.
Namun, tidak setiap orang yang sesekali mengunyah es batu bisa dikategorikan mengalami pagophagia. Pagophagia terjadi ketika keinginan mengunyah es batu sangat kuat dan berulang terus menerus.
Orang dengan pagophagia biasanya menunjukkan beberapa gejala yang mengiringi kondisi ini, seperti kulit yang pucat dan kering, rasa lelah yang berkepanjangan, sakit kepala, lidah yang terasa nyeri, detak jantung yang cepat, dan mudah merasa pusing.
Gejala ini menjadi tanda bahwa kebiasaan tersebut tidak hanya soal kebiasaan, melainkan juga kondisi kesehatan yang perlu perhatian.
Penyebab Pagophagia: Anemia dan Kekurangan Nutrisi
Penyebab utama pagophagia yang paling umum adalah kekurangan zat besi, yang mengakibatkan anemia. Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang memadai untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa sekitar 16 persen orang yang mengalami anemia karena defisiensi zat besi juga melaporkan keinginan kuat untuk mengunyah es batu.
Mengunyah es batu pada penderita anemia diyakini dapat membantu mereka merasa lebih waspada dan meningkatkan ketajaman mental.
Meski mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, keinginan ini sering dikaitkan dengan upaya tubuh untuk mengatasi efek dari kekurangan zat besi.
Selain anemia, gangguan makan juga dapat memicu pagophagia. Pada beberapa kasus, seseorang yang mengalami gangguan makan mengunyah es batu untuk merasa kenyang tanpa menambah asupan kalori. Selain itu, mulut kering juga bisa menjadi alasan orang suka mengunyah es batu guna menjaga kelembapan mulut.
Dampak Buruk Pagophagia pada Kesehatan Gigi
Meskipun mengunyah es batu dapat memberikan sensasi tertentu, kebiasaan ini dapat berdampak serius pada kesehatan mulut dan gigi.
Es batu merupakan salah satu dari sembilan makanan atau benda yang paling berisiko merusak gigi. Berikut ini adalah beberapa efek buruk yang dapat muncul akibat kebiasaan pagophagia:
Kerusakan enamel gigi
Mengunyah es batu dapat merusak lapisan enamel, pelindung terluar gigi. Kerusakan ini meningkatkan risiko gigi berlubang.
Kerusakan kawat gigi atau tambalan
Bagi yang memakai kawat gigi atau memiliki tambalan, mengunyah es batu bisa menyebabkan kerusakan atau pecahnya peralatan tersebut.
Gigi retak
Tekanan dari es batu yang keras dapat menyebabkan gigi retak, yang bisa menimbulkan rasa nyeri dan membutuhkan perawatan khusus.
Iritasi gusi
Gusi yang teriritasi akibat sering tergesek es batu dapat menjadi sumber rasa tidak nyaman dan bahkan infeksi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatasi akar masalah kebiasaan ini agar tidak menimbulkan komplikasi serius.
Cara Mengatasi Pagophagia
Mengatasi pagophagia tentu tidak hanya soal menghentikan kebiasaan mengunyah es batu. Karena biasanya pagophagia merupakan gejala dari kondisi yang lebih mendasar, maka langkah pertama adalah memperbaiki kekurangan zat besi atau nutrisi lainnya.
Meningkatkan asupan makanan tinggi zat besi menjadi solusi utama, seperti mengonsumsi telur, sayuran hijau, serta roti yang diperkaya zat besi. Jika diperlukan, suplemen zat besi juga dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan.
Selain itu, pemeriksaan medis yang komprehensif sangat dianjurkan agar penyebab lain, seperti gangguan makan atau kondisi kesehatan lain, dapat diketahui dan ditangani dengan tepat.
Perhatikan Tanda Tubuh dan Jaga Kesehatan
Kebiasaan mengunyah es batu yang sering dan kuat tidak bisa dianggap remeh. Pagophagia merupakan tanda bahwa tubuh mungkin mengalami kekurangan zat besi atau kondisi kesehatan lainnya yang perlu diperhatikan serius.
Selain gejala-gejala fisik seperti kulit pucat dan lelah, kebiasaan ini juga membawa risiko kerusakan pada gigi dan mulut.
Jika Anda atau orang terdekat memiliki kebiasaan mengunyah es batu secara terus-menerus, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Memperbaiki asupan nutrisi dan menjaga pola makan sehat menjadi kunci utama agar tubuh tetap prima dan terhindar dari risiko komplikasi.
Dengan memperhatikan tanda-tanda yang diberikan tubuh, kita bisa menjaga kesehatan lebih baik dan mencegah masalah yang lebih serius di kemudian hari.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Hasil Terkini Liga Champions: Bayern Kokoh, PSG Kalahkan Barcelona 2-1
- Kamis, 02 Oktober 2025
Berita Lainnya
Hasil Terkini Liga Champions: Bayern Kokoh, PSG Kalahkan Barcelona 2-1
- Kamis, 02 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
Makna Hari Batik Nasional Sebagai Simbol Persatuan Budaya
- 02 Oktober 2025
3.
Hasil Villarreal vs Juventus: Duel Sengit Berakhir Imbang
- 02 Oktober 2025
4.
Persib Bandung Dorong Liga Indonesia Naik Peringkat Asia
- 02 Oktober 2025