Kamis, 25 September 2025

Bandara Hong Kong Pulih Usai Topan Ragasa Lumpuhkan Kota

Bandara Hong Kong Pulih Usai Topan Ragasa Lumpuhkan Kota
Bandara Hong Kong Pulih Usai Topan Ragasa Lumpuhkan Kota

JAKARTA - Aktivitas di Hong Kong mulai kembali normal setelah sempat lumpuh akibat badai topan Ragasa, salah satu siklon tropis terkuat di dunia pada tahun ini. Bandara Internasional Hong Kong kembali beroperasi pada Kamis (25 September 2025) setelah ditutup selama 36 jam. 

Pembukaan kembali ini menjadi tanda pemulihan bertahap, meskipun sejumlah layanan publik dan infrastruktur masih dalam proses perbaikan.

Selain bandara, sejumlah bisnis, layanan transportasi umum, dan beberapa sekolah juga mulai kembali berjalan. Namun, otoritas setempat tetap memberlakukan status siaga tertentu, mengingat badai yang kini melemah menjadi siklon tropis masih berpotensi memicu cuaca ekstrem di kawasan sekitar.

Baca Juga

Jadwal Lengkap Liga Champions 2025 Matchday 2 Barcelona vs PSG

“Diperkirakan penerbangan akan dijadwalkan hingga larut malam besok, dengan melayani lebih dari 1.000 penerbangan pada tingkat normal,” ujar pihak Otoritas Bandara Hong Kong dalam pernyataan resminya.

Mereka juga memastikan tiga landasan pacu akan dioperasikan secara bersamaan untuk mempercepat pemulihan jadwal penerbangan yang sempat tertunda.

Dampak Topan Ragasa di Hong Kong dan Wilayah Sekitar

Badai Ragasa pertama kali menerjang Filipina bagian utara dan Taiwan, menewaskan 14 orang sebelum bergerak menuju Hong Kong dan kemudian mendarat di kota Yangjiang, Tiongkok selatan, pada Rabu (24/9/2025).

Hong Kong menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah. Lebih dari 100 orang terluka akibat badai ini, yang memaksa pihak berwenang mengeluarkan sinyal peringatan topan tertinggi level 10 hampir sepanjang hari Rabu. Level ini merupakan tanda bahaya maksimal yang jarang diberlakukan di kota tersebut.

Kondisi cuaca ekstrem menyebabkan ombak besar menghantam pesisir timur dan selatan Hong Kong. Beberapa wilayah mengalami banjir parah, dengan air laut meluap hingga ke jalan-jalan dan perumahan penduduk. Salah satu insiden yang mencuri perhatian adalah Hotel Fullerton di bagian selatan pulau, di mana pintu kaca lobi hotel pecah akibat hantaman air laut.

Meski kerusakan fisik cukup parah, pihak hotel memastikan tidak ada korban luka dan layanan hotel tetap berjalan normal.

Langkah Darurat Sebelum dan Sesudah Badai

Otoritas Hong Kong melakukan berbagai upaya sebelum badai datang untuk meminimalkan kerugian. Pada Senin September 2025), pihak berwenang membagikan karung pasir kepada warga yang tinggal di dataran rendah sebagai bentuk perlindungan tambahan terhadap banjir.
Di sisi lain, warga juga menimbun kebutuhan pokok, yang menyebabkan rak-rak supermarket kosong dan harga sayuran segar melonjak tajam menjelang kedatangan Ragasa.

Setelah badai mereda, fokus pemerintah beralih pada pemulihan infrastruktur. Upaya yang sedang dilakukan meliputi:

Memperbaiki jalan yang runtuh akibat banjir dan tanah longsor,

Membersihkan lebih dari 1.000 pohon tumbang yang menghalangi jalan dan jalur transportasi,

Menangani sekitar 85 kasus banjir yang tersebar di berbagai distrik.

Otoritas juga memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada, karena badai yang kini melemah masih dapat memicu gelombang tinggi dan curah hujan lokal dalam beberapa hari ke depan.

Gangguan Penerbangan dan Pemulihan Bandara

Penutupan Bandara Internasional Hong Kong selama 36 jam berdampak signifikan pada jadwal penerbangan internasional. Banyak penerbangan yang dibatalkan atau dialihkan ke bandara lain di kawasan Asia. Kondisi ini menyebabkan ribuan penumpang tertahan di berbagai negara dan mengalami penundaan perjalanan.

Setelah badai melemah, pihak bandara mengumumkan bahwa operasional penerbangan akan dimulai kembali pada Kamis pagi pukul 06.00 waktu setempat (10.00 GMT). Dengan tiga landasan pacu yang dibuka bersamaan, lebih dari 1.000 penerbangan dijadwalkan beroperasi secara normal mulai Kamis hingga Jumat.

Otoritas memperkirakan lonjakan penumpang terjadi selama dua hari tersebut, mengingat banyak orang yang harus mengejar perjalanan bisnis maupun liburan yang tertunda akibat badai.

Sekolah dan Layanan Publik Mulai Buka

Meskipun bandara dan sebagian layanan umum kembali berjalan, taman kanak-kanak dan beberapa sekolah tetap ditutup pada Kamis sebagai langkah pencegahan. Observatorium Hong Kong mempertahankan sinyal topan level 3, yang merupakan peringatan level kedua terendah, menandakan bahwa badai sudah jauh melemah tetapi masih memerlukan kewaspadaan.

Selain itu, layanan transportasi umum seperti kereta dan bus juga beroperasi kembali dengan penyesuaian jadwal. Bisnis lokal, termasuk pusat perbelanjaan dan restoran, mulai buka kembali meski beberapa wilayah masih dalam tahap pembersihan dari lumpur dan puing-puing akibat banjir.

Ragasa, Badai Terkuat Tahun Ini

Badai Ragasa menjadi badai terkuat di dunia sepanjang 2025. Kecepatan angin ekstrem dan gelombang laut yang ditimbulkannya menyebabkan kerusakan luas, terutama di Filipina utara, Taiwan, dan Hong Kong.

Di Filipina, badai ini memicu tanah longsor dan banjir bandang yang mengakibatkan belasan korban jiwa. Sementara di Taiwan, beberapa kawasan pesisir mengalami kerusakan parah dan ribuan orang terpaksa mengungsi.

Bagi Hong Kong, meskipun kota ini sudah memiliki sistem mitigasi bencana modern, Ragasa tetap memberikan pukulan besar karena kekuatan dan cakupan badai yang luar biasa.

Tantangan Pemulihan Pasca Badai

Pemulihan pasca-badai diperkirakan memakan waktu cukup lama. Pemerintah Hong Kong kini memprioritaskan pemulihan infrastruktur vital, seperti jaringan transportasi, saluran listrik, dan sistem drainase.
Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan pihak swasta untuk membantu warga yang rumahnya rusak akibat banjir dan gelombang tinggi.

Meski badai telah melemah, tantangan terbesar yang dihadapi pemerintah adalah memulihkan kepercayaan publik dan memastikan sistem peringatan dini dapat bekerja lebih efektif untuk mencegah korban di masa mendatang.

Pembukaan kembali Bandara Internasional Hong Kong menjadi simbol awal pemulihan setelah badai topan Ragasa yang sempat melumpuhkan kota tersebut. Dengan lebih dari seribu penerbangan dijadwalkan kembali, serta layanan publik yang mulai normal, Hong Kong kini berfokus pada proses perbaikan infrastruktur dan pemulihan ekonomi.

Namun, dampak badai yang begitu besar mengingatkan masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di kawasan yang rentan terhadap badai tropis seperti Asia Timur dan Tenggara.

Wildan Dwi Aldi Saputra

Wildan Dwi Aldi Saputra

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

UEA Stop Visa Kerja dan Turis untuk 9 Negara 2026

UEA Stop Visa Kerja dan Turis untuk 9 Negara 2026

Bango Ajak Generasi Muda Eksplorasi Kuliner Berbasis Kecap

Bango Ajak Generasi Muda Eksplorasi Kuliner Berbasis Kecap

Risiko Kanker Menular dari Ibu ke Bayi dalam Kandungan

Risiko Kanker Menular dari Ibu ke Bayi dalam Kandungan

5 Destinasi Liburan dengan Makanan Sehat untuk Pencernaan

5 Destinasi Liburan dengan Makanan Sehat untuk Pencernaan

Milan Rayakan 50 Tahun Karya Giorgio Armani dengan Pameran

Milan Rayakan 50 Tahun Karya Giorgio Armani dengan Pameran