IPO Merdeka Gold (EMAS) Oversubscribed, Proyek Tambang Menjanjikan
- Selasa, 23 September 2025

JAKARTA - Penawaran umum perdana PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) berhasil mencatat kelebihan permintaan atau oversubscribed, meskipun proyek tambang perusahaan belum beroperasi penuh dan kinerja keuangannya masih mencatat kerugian. Fenomena ini menunjukkan optimisme pasar terhadap prospek jangka panjang tambang emas yang dikembangkan perseroan, khususnya Proyek Emas Pani di Pohuwato, Gorontalo.
Perusahaan, yang terafiliasi dengan Garibaldi Thohir, resmi melepas 1,61 miliar saham atau setara 16,18 juta lot pada hari ini, Selasa (23 September 2025). Berdasarkan fixed allotment, saham EMAS oversubscribed hingga 4,62 kali. Total permintaan saham mencapai 7,48 miliar lembar, jauh melampaui jumlah yang ditawarkan. Dengan harga IPO Rp2.880 per saham, Merdeka Gold berhasil menghimpun dana segar Rp4,65 triliun.
Alokasi Dana IPO
Baca Juga
Sebagian besar dana IPO, sekitar Rp3,88 triliun, akan digunakan untuk melunasi utang perusahaan kepada PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Utang ini berasal dari perjanjian pinjaman tanggal 8 April 2022 yang diamandemen pada 21 Agustus 2025, dengan pokok utang tercatat Rp4,2 triliun per 10 September 2025.
Selain itu, sekitar US$20 juta atau Rp329,2 miliar akan dialokasikan sebagai modal bertahap untuk PT Pani Bersama Tambang, yang digunakan untuk pembelian bahan baku dan biaya karyawan. Sisanya, US$20 juta akan diberikan sebagai pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera. Penjamin pelaksana emisi adalah PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia, dan PT Sinarmas Sekuritas.
Struktur Kepemilikan
Sebelum IPO, pemegang saham mayoritas EMAS adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dengan kepemilikan 62,73%, disusul Winanto Kartono 9,29%, Garibaldi Thohir 6,21%, Hardi Wijaya Liong 3,98%, serta pemegang saham minoritas individu dan institusi lainnya di bawah 2%.
Proyek Emas Pani: Masa Depan Produksi
Meskipun proyek tambang Merdeka Gold belum beroperasi penuh, Proyek Emas Pani menyimpan potensi besar dengan sumber daya mineral 292,4 juta ton bijih dan kandungan 7 juta ounce emas. Cadangan terukur mencapai 77,5 juta ton bijih setara 1,9 juta ounce emas, dengan umur tambang diproyeksikan hingga 2041.
Pembangunan infrastruktur tambang oleh PT Pani Emas Tani Sejahtera (PETS) baru mencapai 50% hingga Juni 2025. Sementara fasilitas pengolahan bijih metode heap leach yang dikerjakan PT Pani Bersama Tambang (PBT) telah rampung 67%, dengan target mulai beroperasi Desember 2025. Kapasitas awal diproyeksikan 7 juta ton bijih per tahun, menghasilkan hingga 145.000 ounce emas per tahun.
Fase kedua pengolahan emas menggunakan teknologi Carbon-in-Leach (CIL) akan berjalan bertahap pada 2029 dan 2032. Kapasitas penuh diperkirakan tercapai pada 2033, dengan produksi hingga 500.000 ounce per tahun, menjadikan Proyek Pani salah satu tambang emas terbesar di Indonesia bahkan Asia Pasifik.
Kinerja Keuangan
Dari sisi keuangan, EMAS masih merugi dalam beberapa tahun terakhir. Kuartal I/2025 mencatat rugi bersih US$9,21 juta, meningkat dibanding US$4,17 juta pada periode sama tahun sebelumnya. Sepanjang 2024, kerugian bersih tercatat US$12,7 juta, memburuk dibanding 2023 yang rugi US$6,83 juta.
Per 31 Maret 2025, total liabilitas mencapai US$280 juta, terdiri dari liabilitas jangka pendek US$77,9 juta dan jangka panjang US$202,1 juta. Total aset tercatat US$543,3 juta, meningkat dari US$529,7 juta pada Desember 2024, sedangkan ekuitas turun menjadi US$263,3 juta dari US$273 juta.
Valuasi dan Posisi di Pasar
Dengan harga IPO Rp2.880 per lembar, kapitalisasi pasar EMAS mencapai Rp42,4 triliun, menempatkannya di papan tengah-atas emiten emas BEI. Kapitalisasi ini lebih tinggi dibanding PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) Rp23,7 triliun, PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) Rp14,9 triliun, dan PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) Rp4,1 triliun. Namun, masih di bawah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) Rp86,5 triliun dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) Rp81,5 triliun.
Perbandingan kinerja menunjukkan perbedaan signifikan: ANTM laba bersih Rp4,7 triliun, HRTA Rp349 miliar, PSAB dan ARCI masing-masing PER 23,4 dan 20,9 kali, sedangkan BRMS PER 109 kali karena kapitalisasi besar meski laba terbatas. EMAS, dengan basis rugi, belum dapat diukur menggunakan PER, sehingga investor menilai IPO berdasarkan prospek pertumbuhan jangka panjang daripada kinerja saat ini.
Produksi Berbiaya Rendah
Manajemen EMAS menargetkan Proyek Pani sebagai operasi berbiaya rendah, dengan cash cost di bawah US$800 per ounce dan all-in sustaining cost (AISC) di bawah US$990 per ounce, menempatkan tambang ini di kategori biaya terendah secara global.
Manajemen menyatakan, “Produksi emas puncak pada 2033 diperkirakan mencapai 500.000 ounce per tahun, menjadikan Proyek Pani sebagai salah satu tambang emas terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik.”

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Harga BBM Pertamina Hari Ini: Update Lengkap Seluruh Indonesia
- 23 September 2025
2.
Harga Listrik Prabayar dan Pascabayar PLN Stabil September
- 23 September 2025
3.
Pilihan 5 Rumah Murah Kota Padang, Tipe 36 Mulai Rp 117 Juta
- 23 September 2025
4.
Penyaluran KUR Perumahan Siap Dukung UMKM Produktif
- 23 September 2025
5.
PLN Andalkan Listrik Andal Dukung Stadion BJ Habibie
- 23 September 2025