Senin, 08 September 2025

Tiga Aset Crypto Favorit Whale dan Investor Besar

Tiga Aset Crypto Favorit Whale dan Investor Besar
Tiga Aset Crypto Favorit Whale dan Investor Besar

JAKARTA - Dunia aset digital terus menjadi sorotan global, terutama dengan meningkatnya minat dari investor besar atau yang biasa disebut “whale”. Gerakan mereka sering kali menentukan arah pasar karena modal yang dimiliki mampu menggerakkan harga secara signifikan. Tidak hanya itu, pilihan aset crypto yang dikoleksi para whale juga sering dijadikan acuan oleh investor lain dalam menyusun strategi.

Di tengah banyaknya token yang beredar, hanya sebagian kecil yang dianggap memiliki fundamental kuat, likuiditas tinggi, serta peran penting dalam ekosistem blockchain. Tiga di antaranya adalah Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Tether (USDT). Ketiganya menjadi instrumen utama yang paling banyak dipilih oleh investor besar karena masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda.

Bitcoin (BTC): Simbol Utama dan Aset Deflasi

Baca Juga

Harga dan Spesifikasi Asus Vivobook Pro 16X OLED K6604 di Indonesia

Sejak pertama kali muncul pada 2009, Bitcoin yang diciptakan oleh sosok anonim Satoshi Nakamoto berhasil menjadi pionir sekaligus simbol utama dunia crypto. Hingga kini, Bitcoin tetap disebut sebagai “emas digital” karena sifatnya yang terbatas dan bernilai tinggi.

Jumlah Bitcoin dibatasi hanya 21 juta unit, menjadikannya aset deflasi. Inilah yang membuat para whale melihat Bitcoin sebagai instrumen lindung nilai jangka panjang terhadap inflasi. Penyimpanan aset dalam jumlah besar dipercaya dapat mendatangkan keuntungan signifikan seiring berjalannya waktu.

Keunggulan lain adalah likuiditas. Hampir semua bursa crypto, baik terpusat maupun terdesentralisasi, menyediakan pasar BTC dengan volume perdagangan paling besar. Hal ini memungkinkan whale melakukan transaksi bernilai besar tanpa kesulitan menemukan pasangan jual atau beli.

Dalam ekosistem DeFi, peran Bitcoin juga mulai berkembang. Meski tidak didesain untuk smart contracts, konsep tokenisasi seperti Wrapped Bitcoin (WBTC) memungkinkan BTC digunakan untuk aktivitas staking, likuiditas, maupun yield farming di berbagai protokol. Hal ini memperkuat posisinya sebagai aset yang tak hanya berfungsi sebagai penyimpan nilai, tetapi juga alat produktif dalam ekosistem terdesentralisasi.

Ethereum (ETH): Pondasi Inovasi Blockchain dan DeFi

Jika Bitcoin dijuluki emas digital, Ethereum sering disebut sebagai “pembangun dunia baru” dalam ekosistem blockchain. Diluncurkan pada 2015 oleh Vitalik Buterin dan timnya, Ethereum memperkenalkan smart contracts yang memungkinkan hadirnya aplikasi terdesentralisasi (dApps).

Bagi whale, Ethereum sangat menarik karena ribuan proyek bergantung pada jaringan ini. Mulai dari decentralized exchanges (DEX), aplikasi pinjaman crypto, hingga marketplace NFT, semuanya menggunakan Ethereum sebagai pondasi. Tingginya permintaan ETH sebagai bahan bakar transaksi menjadikan aset ini semakin bernilai.

Transformasi besar juga terjadi melalui Ethereum 2.0, yang mengubah mekanisme konsensus dari Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS). Mekanisme ini memungkinkan investor melakukan staking ETH untuk memperoleh imbal hasil pasif. Dengan modal besar yang dimiliki whale, staking menjadi peluang ganda: menjaga kepemilikan aset sekaligus menghasilkan pendapatan tambahan.

Dalam pasar terdesentralisasi, Ethereum adalah aset inti. Whale memanfaatkannya sebagai jaminan pinjaman, penyedia likuiditas di DEX, hingga sarana staking. Dengan perannya yang krusial, ETH tetap menjadi salah satu pilihan paling strategis bagi investor besar yang percaya pada masa depan DeFi.

Tether (USDT): Stabilitas di Tengah Volatilitas

Berbeda dengan Bitcoin dan Ethereum yang harganya fluktuatif, Tether (USDT) hadir sebagai stablecoin yang dipatok 1:1 terhadap dolar AS. Perannya sangat penting karena menawarkan kestabilan di tengah pasar crypto yang terkenal volatil.

Whale sering menggunakan USDT sebagai tempat aman ketika harga aset lain menurun. Dengan menukar aset ke USDT, mereka bisa menghindari kerugian besar tanpa harus keluar ke mata uang fiat. Selain itu, hampir semua bursa menyediakan pasangan perdagangan dengan USDT, menjadikannya instrumen yang sangat likuid.

Dalam ekosistem DeFi, USDT juga memiliki fungsi vital. Banyak whale menempatkannya di protokol pinjaman atau yield farming untuk memperoleh bunga pasif. Stabilitas nilai USDT membuatnya menjadi salah satu instrumen paling aman yang tetap memberikan keuntungan.

Kombinasi Tiga Aset Utama

Pilihan Bitcoin, Ethereum, dan Tether mencerminkan strategi investasi yang seimbang. Bitcoin memberikan perlindungan nilai dan status sebagai aset langka, Ethereum menawarkan potensi inovasi dan keuntungan dari ekosistem blockchain, sementara USDT menghadirkan stabilitas di tengah fluktuasi harga.

Ketiga aset ini menjadi tolok ukur yang menunjukkan arah pasar crypto. Investor besar mengombinasikannya sesuai strategi masing-masing, sementara investor pemula dapat belajar mengapa aset ini menjadi prioritas. Dengan memahami alasan di balik minat whale, investor dapat merancang langkah jangka panjang yang lebih terukur.

Pentingnya Edukasi dan Manajemen Risiko

Meski peluang keuntungan besar terbuka lebar, investasi crypto tetap memiliki risiko tinggi. Harga dapat berubah dengan cepat karena faktor eksternal maupun internal. Oleh sebab itu, edukasi menjadi kunci utama sebelum mulai berinvestasi.

Bagi pemula, langkah bijak adalah memanfaatkan fitur akademi crypto yang disediakan oleh berbagai platform trading. Dari sana, investor dapat belajar analisa fundamental maupun teknikal, serta berdiskusi dengan para ahli.

Selain itu, manajemen risiko harus menjadi prioritas. Selalu gunakan dana yang tidak terpakai dalam waktu dekat atau dikenal sebagai “uang dingin.” Dengan begitu, investor dapat lebih tenang menghadapi volatilitas tanpa mengorbankan kebutuhan utama.

Dunia crypto terus berkembang, dan para whale memiliki peran besar dalam membentuk tren. Dari sekian banyak aset digital, Bitcoin, Ethereum, dan Tether tetap menjadi tiga pilihan utama yang menawarkan kombinasi ideal antara keamanan, inovasi, dan stabilitas.

Bagi investor, memahami alasan di balik pilihan whale terhadap ketiga aset ini bisa menjadi panduan penting dalam menyusun strategi. Namun, selalu diingat bahwa pasar crypto penuh risiko, sehingga riset mandiri dan manajemen keuangan tetap harus diutamakan sebelum mengambil langkah investasi.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Vivo X200 Resmi Hadir dengan Chipset Dimensity 9400

Vivo X200 Resmi Hadir dengan Chipset Dimensity 9400

Realme GT 7 Dream Edition, Flagship dengan Desain Aston Martin

Realme GT 7 Dream Edition, Flagship dengan Desain Aston Martin

Realme 14 5G Resmi Hadir, Usung Snapdragon 6 Gen 4 dan Baterai 6000 mAh

Realme 14 5G Resmi Hadir, Usung Snapdragon 6 Gen 4 dan Baterai 6000 mAh

Tecno Spark 30 Pro Resmi Hadir dengan Desain Transformers

Tecno Spark 30 Pro Resmi Hadir dengan Desain Transformers

Lenovo Loq 15IAX9I, Laptop Gaming Harga Terjangkau

Lenovo Loq 15IAX9I, Laptop Gaming Harga Terjangkau