Selasa, 09 September 2025

Perbedaan Psikolog dan Psikiater yang Penting Diketahui

Perbedaan Psikolog dan Psikiater yang Penting Diketahui
perbedaan psikolog dan psikiater

Perbedaan psikolog dan psikiater kerap kali masih membingungkan banyak orang karena penyebutannya sering tertukar. 

Padahal, kedua profesi ini memiliki perbedaan yang cukup jelas. Meskipun sama-sama menangani individu dengan masalah kesehatan mental, ada perbedaan mendasar dalam pendekatan dan metode yang digunakan. 

Perbedaan psikolog dengan psikiater dapat terlihat dari cara mereka memberikan penanganan kepada pasien.

Baca Juga

iPhone 17 Tetap Diburu Meski Daya Beli Turun

Umumnya, seorang psikolog dikenal sebagai profesional di bidang ilmu kejiwaan yang menangani pasien melalui sesi konsultasi, terapi, atau pendekatan psikologis lainnya. 

Sebaliknya, psikiater adalah dokter spesialis kejiwaan yang tidak hanya dapat memberikan diagnosis, tetapi juga memiliki kewenangan untuk meresepkan obat-obatan kepada pasiennya. 

Oleh karena itu, penting bagi kita memahami perbedaan psikolog dan psikiater agar tidak salah dalam memilih bantuan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan mental kita.

Perbedaan Psikolog dan Psikiater Berdasarkan Pengertiannya

Jika kamu memiliki keinginan untuk menjadi seorang psikolog, langkah pertama yang harus ditempuh adalah menempuh pendidikan sarjana di jurusan Psikologi. 

Setelah menyelesaikan jenjang tersebut, kamu dapat melanjutkan ke program profesi yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman praktis sekaligus pembelajaran langsung mengenai dunia kerja seorang psikolog.

Salah satu bidang kerja yang paling erat kaitannya dengan profesi psikolog adalah psikologi klinis. 

Di ranah ini, psikolog memiliki tanggung jawab dalam menangani berbagai masalah kejiwaan, mendiagnosis gejala-gejala psikologis, serta memberikan layanan psikoterapi sebagai bentuk penanganan.

Untuk bisa melakukan hal tersebut, seorang psikolog harus memiliki kemampuan yang mumpuni dalam melakukan berbagai jenis tes psikologis. 

Hasil dari tes ini nantinya akan diinterpretasikan untuk membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien. Beberapa tes yang umum dilakukan antara lain adalah tes kecerdasan (IQ), minat dan bakat, serta tes kepribadian.

Namun, penting untuk diketahui bahwa psikolog tidak memiliki kewenangan dalam memberikan resep obat. 

Dalam menangani pasien, pendekatan yang digunakan lebih berfokus pada terapi psikososial, yang bertujuan membantu mengelola pola pikir, emosi, dan perilaku. Berbeda halnya dengan psikiater. 

Untuk menjadi seorang psikiater, seseorang harus terlebih dahulu menyelesaikan pendidikan kedokteran umum, lalu mengambil spesialisasi di bidang kejiwaan. Hal ini karena psikiater merupakan cabang spesialis dari dunia kedokteran.

Setelah lulus sebagai dokter umum, dibutuhkan waktu sekitar empat tahun untuk menyelesaikan masa residensi di bidang psikiatri. Jika berhasil menyelesaikannya, maka seseorang akan mendapatkan gelar dokter dan spesialis kesehatan jiwa (Sp.KJ).

Sebagai tenaga medis, seorang psikiater memiliki pemahaman mendalam mengenai diagnosis serta penanganan berbagai kondisi kejiwaan yang rumit, seperti skizofrenia, gangguan bipolar, dan lainnya. 

Di banyak negara, profesi psikiater diakui secara legal dan memiliki tanggung jawab penuh atas kesehatan mental pasien.

Dengan demikian, psikiater tidak hanya bertugas dalam mendiagnosis gangguan jiwa, tetapi juga menentukan bentuk pengobatan yang dibutuhkan pasien. 

Hal ini dimungkinkan karena psikiater memiliki keahlian dalam memahami keseimbangan kimia di otak manusia. 

Oleh karena itu, mereka diperbolehkan untuk memberikan resep obat, terapi medis, stimulasi otak, hingga melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan psikolog dan psikiater terletak pada latar belakang pendidikan dan pendekatan penanganan mereka. 

Psikiater adalah seorang dokter medis yang dapat meresepkan obat serta menangani kondisi gangguan mental yang kompleks, sementara psikolog bukan dokter dan lebih berfokus pada psikoterapi melalui pendekatan konseling atau terapi bicara.

Perbedaan Psikolog dengan Psikiater Lebih Detail

Secara keseluruhan, perbedaan antara psikolog dan psikiater dapat dijelaskan dalam tiga poin utama yang mencakup aspek pendidikan, metode diagnosis, dan jenis gangguan yang ditangani. 

Berdasarkan informasi dari sumber terpercaya dalam bidang kesehatan, berikut penjabaran lebih rinci mengenai perbedaan antara keduanya:

Pendidikan yang Ditempuh

Perbedaan pertama dapat dilihat dari jalur pendidikan yang diambil. Psikolog merupakan lulusan sarjana psikologi yang kemudian melanjutkan ke jenjang magister dalam bidang profesi psikologi agar dapat memberikan layanan praktik secara resmi. 

Di Indonesia, program magister ini terdiri dari berbagai bidang peminatan, seperti psikologi industri dan organisasi, psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi sosial, serta berbagai aplikasi praktis seperti psikologi anak usia dini, kesehatan, sumber daya manusia, dan olahraga.

Dengan adanya spesialisasi ini, masyarakat yang ingin berkonsultasi dapat memilih psikolog yang latar keilmuannya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Sebaliknya, seorang psikiater adalah dokter spesialis yang menangani kesehatan mental, yang telah menyelesaikan pendidikan kedokteran umum pada jenjang sarjana dan menempuh masa pendidikan lanjutan atau residensi selama empat tahun di bidang psikiatri untuk mendapatkan gelar spesialis kejiwaan.

Proses Diagnosis

Dalam memberikan penilaian terhadap kondisi klien, psikolog cenderung memulai dengan mendengarkan secara aktif cerita atau keluhan yang disampaikan oleh kliennya. 

Selanjutnya, psikolog dapat memberikan berbagai tes psikologis seperti tes perilaku dan emosi untuk memahami lebih lanjut kondisi klien. 

Tes ini dapat berupa pengukuran kecerdasan, kuisioner, atau penilaian neuropsikologis untuk melihat aspek memori serta fungsi kognitif lainnya.

Jika kondisi klien menunjukkan gangguan mental yang lebih berat, maka psikolog akan menyarankan agar klien berkonsultasi lebih lanjut dengan psikiater untuk penanganan yang lebih komprehensif.

Sementara itu, psikiater memiliki wewenang untuk mendiagnosis berbagai gangguan kejiwaan yang sifatnya lebih rumit, khususnya apabila gangguan tersebut sudah memengaruhi aktivitas harian dan fungsi tubuh. 

Dalam hal ini, psikiater dapat memberikan resep obat atau merekomendasikan bentuk terapi lainnya guna membantu pemulihan kondisi pasien.

Jenis Gangguan Mental yang Ditangani

Psikolog tidak memiliki kewenangan untuk memberikan diagnosis medis atas gangguan mental tertentu. 

Fokus pendekatan psikolog adalah membantu klien dalam memahami dan mengelola gejala-gejala yang berkaitan dengan tekanan psikologis dari berbagai situasi kehidupan, seperti konflik dalam hubungan keluarga, masalah di tempat kerja, kesulitan dalam menjalin hubungan romantis, atau ketergantungan terhadap suatu hal.

Rekomendasi penanganan yang diberikan psikolog biasanya mencakup kegiatan atau latihan yang menunjang kesehatan mental, seperti meditasi, aktivitas fisik, menulis jurnal, serta latihan berpikir positif atau penguatan sugesti diri.

Di sisi lain, psikiater menangani gangguan mental yang timbul dari kondisi medis atau biologis dan sering kali kompleks, contohnya gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan makan seperti anoreksia, depresi berat, dan skizofrenia. 

Dalam penanganannya, psikiater dapat meresepkan pengobatan farmakologis maupun terapi tertentu sesuai dengan diagnosis yang ditegakkan.

Ke Mana Kita Pergi jika Mengalami Gangguan Mental?

Tidak ada yang benar-benar bisa menebak kondisi psikologis seseorang. Bisa jadi hari ini perasaannya tenang dan terkendali, namun keesokan harinya bisa saja sebaliknya. 

Jika kamu mulai merasa tidak baik secara mental atau mencurigai adanya gangguan emosional, langkah awal yang paling tepat adalah mengunjungi dokter umum. 

Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan awal dan memberikan gambaran mengenai kondisi yang sedang kamu alami.

Setelah itu, dokter umum akan mengarahkan kamu ke tenaga profesional yang sesuai, apakah ke ahli jiwa atau ke dokter spesialis kejiwaan, tergantung pada tingkat keparahan gejala yang kamu rasakan. 

Walaupun ada garis perbedaan psikolog dengan psikiater yang cukup jelas, keduanya berasal dari ranah ilmu yang sama dan bisa saling bekerja sama dalam memberikan layanan seperti diagnosis, terapi, pencegahan, hingga penanganan secara menyeluruh.

Umumnya, ahli jiwa akan memberikan konseling setiap pekan dengan pendekatan psikososial. 

Sementara itu, dokter spesialis kejiwaan dapat memberikan psikoterapi maupun pengobatan medis sesuai dengan kondisi pasien, baik secara mingguan maupun bulanan, tergantung kebutuhan.

Berdasarkan informasi dari situs halodoc, kamu disarankan untuk menemui ahli jiwa apabila mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Merasakan kecemasan yang berkepanjangan, suasana hati yang tertekan, atau sedang menghadapi situasi hidup yang sangat menekan dan mempengaruhi kondisi mental.
  • Kesulitan dalam menjalani keseharian dan merasa perlu mendapatkan dukungan emosional atau psikologis.
  • Membutuhkan evaluasi terhadap kondisi kesehatan mental yang sedang dialami.

Sementara itu, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter kejiwaan apabila mengalami beberapa tanda seperti:

  • Gangguan mental dengan tingkat keparahan tinggi.
  • Masalah psikologis yang tidak kunjung hilang atau cenderung kambuh terus menerus.
  • Tidak menunjukkan kemajuan dengan pendekatan lain selain pengobatan medis.
  • Muncul keinginan untuk melukai diri sendiri atau berpikiran untuk mengakhiri hidup.

Mengapa Orang Harus ke Psikiater?

Seseorang disarankan untuk berkonsultasi dengan psikiater ketika mulai merasakan gejala gangguan kesehatan mental. Berikut adalah beberapa kondisi yang menunjukkan perlunya penanganan psikiater:

  • Mengalami gangguan mental berat.
  • Kondisi mental berlangsung lama atau sering kambuh.
  • Tidak menunjukkan perbaikan meski telah menjalani pengobatan lain.
  • Muncul dorongan menyakiti diri sendiri atau pikiran untuk mengakhiri hidup.

Psikiater berperan dalam membantu mengatasi gangguan seperti depresi, kecemasan, dan bentuk gangguan kejiwaan lainnya. 

Mereka dapat memberikan resep obat untuk membantu mengendalikan gejala serta memberikan terapi psikologis yang mendukung proses penyembuhan.

Dalam situasi krisis emosional, seperti kehilangan atau beban hidup berat, psikiater juga dapat menjadi pendamping yang memberikan dukungan yang dibutuhkan. 

Selain itu, mereka membantu pasien membangun kemampuan coping yang lebih sehat agar kualitas hidup meningkat.

Dengan pemeriksaan menyeluruh, psikiater dapat memberikan diagnosis yang akurat, serta membimbing keluarga pasien melalui edukasi dan dukungan yang tepat agar tercipta pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.

Sebelum menemui psikiater, kamu perlu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter umum untuk mendapatkan penilaian awal. Jika memang ditemukan indikasi gangguan mental, dokter umum akan memberikan rujukan ke psikiater untuk penanganan lanjutan.

Tips Memilih Psikiater

Menentukan psikiater yang tepat akan sangat memengaruhi kualitas penanganan dan keberhasilan pemulihan kondisi mental. Beberapa langkah berikut bisa kamu terapkan untuk memilihnya secara tepat:

Mulai dari psikolog terlebih dulu

Langkah awal yang bisa kamu lakukan adalah melakukan konsultasi dengan psikolog. Psikolog akan membantu mengevaluasi dan memberikan gambaran awal mengenai gangguan yang dialami. 

Bila kondisi tersebut memerlukan penanganan medis lebih lanjut, maka pasien akan diarahkan ke psikiater.

Pertimbangkan faktor biaya

Setiap layanan konsultasi psikiater memiliki tarif yang berbeda, tergantung pada tempat layanan atau fasilitas kesehatan yang kamu pilih. 

Biaya untuk satu sesi bisa berada di rentang Rp150.000 hingga Rp450.000. Meski begitu, angka ini bisa berbeda tergantung wilayah dan jenis layanan yang diberikan.

Perhatikan hal-hal penting lainnya

Selain kedua poin utama di atas, ada beberapa hal lain yang juga perlu diperhatikan, seperti:

  • Pastikan psikiater yang kamu pilih memiliki sertifikasi resmi dan izin praktik yang masih berlaku.
  • Pilih lokasi layanan yang dekat dengan tempat tinggal agar memudahkan kunjungan rutin.
  • Buat janji terlebih dulu sebelum datang untuk menghindari antrean panjang.
  • Sepakati metode penanganan sesuai rekomendasi dari dokter agar pengobatan bisa berlangsung efektif.

Persiapan sebelum Bertemu Psikolog dan Psikiater

Coba renungkan tujuan yang ingin kamu capai selama sesi, misalnya topik tertentu atau persoalan yang sedang mengganggu pikiranmu.

Agar lebih mudah menjelaskan kondisimu, kamu bisa mencatat terlebih dahulu pengalaman pribadi, gejala yang dirasakan, atau masalah yang sedang dihadapi.

Persiapkan pula beberapa pertanyaan yang ingin kamu ajukan kepada psikolog atau psikiater.

Selain itu, siapkan mental untuk terbuka dan jujur dalam membagikan perasaan maupun pengalaman yang kamu alami, karena kejujuran akan sangat membantu jalannya proses terapi.

Sebagai penutup, memahami perbedaan psikolog dan psikiater penting agar kamu bisa mendapatkan bantuan yang tepat sesuai kondisi dan kebutuhan kesehatan mentalmu.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium

Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium

Samsung Galaxy S25 FE, Alternatif Flagship untuk Content Creator

Samsung Galaxy S25 FE, Alternatif Flagship untuk Content Creator

Oppo F31 Series 5G Resmi Rilis dengan Baterai 7.000mAh

Oppo F31 Series 5G Resmi Rilis dengan Baterai 7.000mAh

Oppo A6 GT 5G Hadir, Usung Snapdragon 7 Gen 3

Oppo A6 GT 5G Hadir, Usung Snapdragon 7 Gen 3

Xiaomi 13T Resmi Hadir dengan 5G Super Cepat

Xiaomi 13T Resmi Hadir dengan 5G Super Cepat