Dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci untuk Anak-anak
- Selasa, 22 Juli 2025

Dongeng Putri Salju adalah kisah klasik yang sudah lama dikenal dan tetap jadi favorit anak-anak saat menjelang waktu tidur.
Membacakan dongeng kepada anak merupakan kebiasaan positif yang sudah umum dilakukan oleh orang tua maupun orang dewasa lainnya.
Walaupun dongeng pada umumnya dipenuhi unsur imajinasi, justru itulah kekuatannya—mendorong anak untuk mengembangkan kreativitas serta daya pikir imajinatif sejak dini.
Baca Juga
Di usia pertumbuhan, kemampuan berbahasa anak juga perlu diasah, dan membacakan buku dongeng menjadi salah satu metode yang efektif untuk mendukung hal tersebut.
Di antara banyaknya kisah yang ada, dongeng yang satu ini pasti tidak asing lagi: kisah klasik dari negeri asing berjudul Putri Salju atau lebih dikenal dengan nama Snow White.
Khususnya bagi anak perempuan yang lekat dengan cerita-cerita putri kerajaan, cerita ini begitu membekas hingga dapat mereka ceritakan ulang meski sudah beranjak dewasa.
Nah, seperti apa sih sebenarnya kisah dongeng Putri Salju ini? Simak kisah lengkapnya berikut, siapa tahu kamu bisa membacakannya untuk adik, keponakan, atau buah hati tercinta.
Dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci
Dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci merupakan salah satu kisah klasik yang paling dikenang sepanjang masa. Berikut ini dongeng lengkapnya:
Pada suatu pertengahan musim dingin, salju perlahan turun dari langit. Seorang ratu anggun duduk dekat jendela gelap sambil menjahit. Tiba-tiba jarinya tertusuk jarum, dan tiga tetes darah menetes ke salju.
Kontras merah di atas putih membuat sang ratu terinspirasi: ia berharap jika memiliki keturunan, darah dan kulit darah itu terpancar dalam sosok yang memiliki kulit seputih salju, bibir semerah darah, dan rambut sehitam bingkai jendelanya.
Tak lama setelah itu, sang ratu melahirkan seorang putri yang persis sesuai dengan impian ratu—kulitnya putih bak salju, bibirnya merah alami, dan rambutnya hitam pekat—dan ia pun diberi nama sesuai warna-warna tersebut.
Seiring berjalannya waktu, putri itu tumbuh menjadi sosok penuh pesona dan kelembutan. Raja, ratu, seluruh penghuni istana, dan kerabatnya sangat mencintainya.
Kabar mengenai kecantikannya yang menawan bahkan sampai ke negeri-negeri tetangga.
Ketika sang ibu mangkat, putri itu berduka mendalam. Namun, Raja kemudian menikah kembali dengan seorang wanita menawan yang ternyata menyimpan niat jahat—seorang penyihir yang mengiming-imingi kekuasaan.
Sang tiri ini kerap memandangi sebuah cermin ajaib dan bertanya, “Cermin, cermin, di dinding, siapakah wanita tercantik di seluruh kerajaan?”
Cermin selalu menjawab bahwa ia yang paling anggun—hingga suatu hari ia berbohong: “Majikan, kini gadis yang tinggal di atas gunung, jauh lebih cantik.”
Jawaban jujur tersebut memicu amarah sang tiri, yang kemudian memerintahkan pemburu untuk membunuh putri di hutan dan membawa pulang jantung sebagai bukti.
Saat pemburu bersiap, putri memohon dengan air mata dan bersumpah akan melarikan diri. Pemburu pun luluh hatinya, dibantu seekor babi hutan untuk dijadikan sebagai pengganti kecantikan putri.
Tinggal sendirian di hutan, sang putri ketakutan dan berlari hingga menemukan sebuah rumah kecil milik tujuh kurcaci. Ia masuk, melihat perabotan mungil—meja, kursi, piring, peralatan makan, dan kasur yang berjumlah tujuh.
Lapar dan lelah, ia makan sedikit roti dan sayur, lalu menyusunnya sedemikian rupa hingga bisa beristirahat dengan nyaman.
Malam tiba, dan ketika tujuh kurcaci pulang dari tambang, mereka terkejut menemukan seorang putri cantik yang tertidur. Mereka memandangi dengan decak kagum tetapi memilih membiarkannya tidur.
Setelah terbangun, putri menceritakan segalanya—ibu tiri, pemburu pengasih, dan pelariannya. Kurcaci pun tergerak oleh kisahnya dan menawarkan tempat tinggal, dengan imbalan bantuan rumah tangga. Ia menyetujui tawaran itu dengan senang hati.
Sementara itu, sang tiri kembali menanyakan pada cermin ajaib, yang lagi-lagi mengatakan bahwa si gadis di pegunungan jauh lebih cantik.
Merasa dipermalukan, istrinya menyamar menjadi pedagang tua, menjual apel beracun di depan pintu rumah kurcaci. Putri menggumam ingin mencoba apel itu. Seketika menggigit, ia jatuh tak bernyawa. Sang tiri yang puas lalu pulang ke istana.
Ketika tujuh kurcaci kembali, mereka menangis dan merawat tubuh sang putri selama tiga hari. Meski tampak mati, ia tetap jelita. Mereka membuat peti kaca agar kecantikannya tetap terlihat.
Lalu, seorang pangeran muda singgah, tersentuh oleh pandangannya, dan meminta agar peti itu dapat dibawanya. Setelah jatuhnya peti, potongan apel yang menyumbat tenggorokannya terlepas—dan dengan begitu, putri pun kembali hidup.
Pangeran dan putri itu bersatu, menikah di istana, dan mengundang sang tiri serta ketujuh kurcaci. Namun sang tiri datang dengan niat jahat.
Ketika keretanya mendekati istana, ia tergelincir ke jurang dan tewas, diiringi pecahnya cermin ajaib yang telah lama menjadi sumber kesombongannya.
Dongeng tentang Putri Salju dalam Bahasa Inggris Singkat
Long-long ago, there lived a lovely princess with fair skin and blue eyes. She was so fair that she was named Snow White. Her mother died when she was a baby and her father married again. The queen was very pretty but she was also very cruel.
The wicked stepmother wanted to be the most beautiful lady in the kingdom, and she would often ask her Magic Mirror. “Mirror Mirror of the wall, who is the fairest of them all” and the Magic Mirror will say “You are Your Majesty”.
But one day, the Magic Mirror replied “Snow White is the fairest of them all”. The wicked queen was very angry and jealous of Snow White.
She didn’t want anyone to become more pretty than her. She ordered her huntsman to take Snow White to the forest and kill her.
“I want you to bring back her heart”, she ordered. When the huntsman reaches the forest with Snow White, he tries to kill her but he can’t. He took pity on her and set her free. He told Snow White to run away far from the castle.
Snow White ran into the deep of the forest and she was very afraid. She was crying all night wandering until she fell asleep.
When it was daylight, one little rabbit came towards Snow White. All of the animals like her. Snow White was very happy. She came to a tiny house/cottage and knocked on the door. “Hello. Is anybody home? Hello?”
Unfortunately, there was nobody there. She went inside and she found seven plates on the table and seven tiny beds in the bedroom. But the tiny house was very messy.
“Oh poor them, they must not have a mother”, said Snow White. Snow White decided to clean the house.
The squirrels help her to broom the floor, the rabbits help her to wash the dishes, the birds help her to hang the clothes and other animals help her to wash the clothes.
Snow White cooked a wonderful meal. She felt very tired and then fall asleep in one of the tiny beds.
Then, the seven little dwarfs came home. They were very shocked to see their house become so clean and they found Snow White was lying in the bed.
As Snow White woke up, she told them her story and the dwarfs felt pity on her and asked her to stay. Snow White asked their names and there were Grumpy, Doppy, Doc, Happy, Sneezy, Bashful and Sleepy.
The dwarfs loved her and cared for her. Every morning, when they left the house, they instructed her never to open the door to strangers.
Meanwhile, in the palace, the wicked queen asked, “Mirror! Mirror on the Who is the fairest of them. The mirror replied, White is the fairest of them all! She lives with the seven dwarfs in the woods!”
The wicked stepmother was furious. She was actually a witch who knew how to make magic potions. She now made a poisonous potion and dipped a shiny red apple into it.
Then she disguised herself as an old peasant woman and went to the woods with the apple. She knocked on the house door and said “Pretty little child! Let me in! Look what I have for you!”
White said, “I am so sorry, old lady, I cannot let you in! The seven dwarfs have told me not to talk to strangers!”
But then, Snow White saw the shiny red apple, and opened the door. The wicked witch offered her the apple and when she took a bite poor Snow White fell into a deep sleep.
The wicked stepmother went back to the palace and asked the mirror, “Mirror! Mirror on the wall! Who is the fairest of them all?” The mirror replied, “You are, Your Majesty!” and she was very happy.
When the seven dwarfs came home to find Snow White lying on the floor, they were very upset. They cried all night and then built a glass coffin for Snow White. They kept the coffin in front of the house.
One day, Prince Charming was going past the house and he saw Snow White lying in the coffin. He said to the dwarfs, “My! My! She is so beautiful! I would like to kiss her!” And he did.
Immediately, Snow White opened her eyes. She was alive again! The Prince and the seven dwarfs were very happy. Prince Charming married Snow White and took her to his palace and lived happily ever after.
Sebagai penutup, dongeng Putri Salju tetap menjadi cerita abadi yang mampu menyentuh hati dan mengajarkan nilai kebaikan kepada setiap anak dari generasi ke generasi.

Bru
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025