Pengertian Baterai, Prinsip Kerja, Jenis, dan Fungsinya
- Jumat, 04 Juli 2025

Pengertian baterai adalah alat yang mengubah energi kimia jadi energi listrik untuk menyalakan berbagai perangkat elektronik secara praktis.
Baterai digunakan pada berbagai barang elektronik portabel seperti ponsel, laptop, senter, dan remote control.
Kehadiran baterai memungkinkan perangkat tersebut dapat digunakan tanpa harus terhubung langsung ke sumber listrik, sehingga memudahkan mobilitas pengguna.
Baca Juga
Dalam keseharian, terdapat dua macam baterai yang umum dijumpai, yaitu baterai sekali pakai (single use) dan baterai isi ulang (rechargeable).
Baterai sekali pakai hanya digunakan hingga dayanya habis, sementara baterai isi ulang dapat digunakan berulang kali dengan mengisi kembali energinya.
Kemudahan dan fleksibilitas ini menjadikan baterai sebagai komponen penting dalam mendukung aktivitas digital dan elektronik modern.
Maka dari itu, pengertian baterai tidak hanya mencakup fungsinya sebagai penyimpan energi, tetapi juga peran pentingnya dalam kehidupan praktis sehari-hari.
Pengertian Baterai
Pengertian baterai merujuk pada perangkat elektrokimia yang mampu menyimpan energi dan mengubahnya menjadi tenaga listrik.
Umumnya, baterai sekali pakai memiliki tegangan sekitar 1,5 volt dan tersedia dalam bentuk silinder maupun kotak.
Selain itu, terdapat juga jenis baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang digunakan pada ponsel, yang dikenal sebagai baterai isi ulang atau sekunder. Sementara itu, baterai yang hanya digunakan satu kali disebut sebagai baterai primer.
Meski ukurannya kecil, baterai memiliki kemampuan luar biasa dalam memasok energi ke perangkat yang jauh lebih besar.
Hal ini pun menimbulkan rasa penasaran mengenai cara kerja di balik kemampuannya menghasilkan tenaga listrik untuk mengoperasikan berbagai alat.
Prinsip Kerja Baterai
Baterai merupakan alat yang dapat menghasilkan arus listrik searah (DC) melalui transformasi energi kimia menjadi energi listrik lewat reaksi elektrokimia berupa reduksi dan oksidasi. Di dalam baterai, berlangsung dua tahapan utama:
1. Tahap pengisian
Pada fase ini, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Ketika baterai diisi, aliran elektron bergerak dari kutub negatif menuju kutub positif melalui rangkaian beban.
Ion bermuatan negatif akan bergerak menuju kutub positif, sedangkan ion bermuatan positif akan bergerak ke arah kutub negatif.
Aliran arus listrik terjadi karena adanya perpindahan elektron sebagai hasil dari reaksi antara molekul elektrolit dan molekul elektroda, yang membuka jalur bagi elektron untuk berpindah.
2. Tahap pengosongan
Proses ini adalah kebalikan dari pengisian, di mana energi kimia kembali diubah menjadi energi listrik. Dalam proses ini, arus listrik mengalir dalam arah berlawanan dari arah pengisian.
Molekul air terurai, ion oksigen bebas berikatan dengan atom timbal di kutub positif dan membentuk timbal peroksida (PbO?).
Sementara itu, ion hidrogen (2H?) yang berada di sekitar kutub negatif akan bergabung dengan ion sulfat (SO?²?) untuk membentuk larutan asam sulfat.
Fungsi Baterai
Berbicara mengenai kegunaan baterai, secara umum fungsinya adalah menyalurkan arus listrik ke suatu perangkat agar perangkat tersebut dapat beroperasi dengan baik.
Proses ini menunjukkan bahwa kehadiran baterai sangat dibutuhkan, terutama untuk peralatan yang membutuhkan aliran listrik agar dapat berfungsi secara maksimal.
Walaupun perkembangan teknologi saat ini memungkinkan beberapa perangkat bekerja tanpa baterai, kenyataannya komponen ini tetap digunakan secara luas.
Contohnya terlihat pada ponsel, laptop, dan alat portabel lainnya yang masih mengandalkan baterai sebagai sumber daya utamanya.
Secara sederhana, keberadaan baterai mempermudah pengguna dalam mengaktifkan atau menggunakan perangkat elektronik tanpa perlu langsung terhubung ke sumber listrik.
Oleh karena itu, baterai juga berperan penting dalam menyuplai energi listrik secara mandiri bagi perangkat yang memerlukannya.
Jenis Baterai
Setiap baterai terdiri dari dua terminal utama, yaitu kutub positif (katoda) dan kutub negatif (anoda), serta dilengkapi dengan elektrolit sebagai media penghantar.
Energi listrik yang dihasilkan oleh baterai berupa arus searah, atau biasa disebut Direct Current (DC).
Secara umum, baterai dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu baterai primer yang hanya bisa digunakan satu kali, dan baterai sekunder yang bisa diisi ulang kembali. Berikut adalah penjelasan lengkap dari masing-masing jenis baterai:
1. Baterai Primer (Sekali Pakai)
Baterai jenis ini paling mudah ditemukan di berbagai toko dan pusat perbelanjaan karena harganya yang relatif murah serta penggunaannya yang luas.
Biasanya, baterai primer memiliki tegangan sebesar 1,5 volt dan tersedia dalam berbagai ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil), C (sedang), dan D (besar).
Ada pula model kotak dengan tegangan 6 volt atau 9 volt. Beberapa contoh baterai primer adalah:
a. Zinc-Carbon
Zinc-Carbon, atau biasa disebut baterai "Heavy Duty", merupakan salah satu jenis baterai yang paling umum.
Baterai ini menggunakan seng sebagai kutub negatif sekaligus wadah, sedangkan kutub positifnya berbentuk batang karbon. Harganya cukup terjangkau dibandingkan jenis lainnya.
b. Alkaline
Baterai alkaline memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan Zinc-Carbon dan menggunakan elektrolit berupa potassium hidroksida, yang termasuk zat alkali. Karena ketahanannya yang lebih baik, harga baterai ini biasanya sedikit lebih tinggi.
c. Lithium
Baterai jenis lithium dikenal memiliki performa unggul dibandingkan jenis primer lainnya. Umur simpan baterai ini dapat mencapai lebih dari 10 tahun dan tetap berfungsi baik di suhu rendah.
Karena keandalannya, baterai lithium banyak digunakan untuk cadangan daya memori di mikrokomputer serta jam tangan. Bentuk umumnya berupa koin (coin battery), atau sering disebut baterai kancing (button cell).
d. Silver Oxide
Silver oxide tergolong dalam kategori baterai premium karena menggunakan perak sebagai bahan utama, yang membuat harganya cukup tinggi. Meski kecil dan ringan, baterai ini mampu menghasilkan daya cukup besar.
Biasanya digunakan dalam perangkat berukuran kecil seperti jam tangan, kalkulator, dan alat-alat militer, dan juga tersedia dalam bentuk baterai koin atau kancing.
Dengan berbagai jenis dan keunggulan tersebut, baterai primer tetap menjadi pilihan populer dalam mendukung pengoperasian perangkat elektronik yang tidak membutuhkan pengisian ulang.
2. Baterai Sekunder (Dapat Diisi Ulang)
Baterai sekunder merupakan jenis baterai yang bisa digunakan kembali setelah diisi ulang. Secara umum, prinsip kerjanya serupa dengan baterai satu kali pakai, namun memiliki keunikan karena reaksi kimianya bersifat reversible, atau dapat dibalik.
Ketika digunakan untuk menghidupkan perangkat (dalam kondisi pelepasan daya), elektron akan mengalir dari kutub negatif menuju kutub positif.
Sebaliknya, saat proses pengisian daya dilakukan dengan bantuan sumber energi eksternal, aliran elektron bergerak dari kutub positif ke kutub negatif. Hal ini memungkinkan muatan dalam baterai dapat dipulihkan dan digunakan kembali.
Jenis baterai isi ulang yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari meliputi Ni-Cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride), dan Li-Ion (Lithium-Ion). Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda:
a. Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
Tipe ini memanfaatkan senyawa nikel oksida hidroksida dan kadmium logam sebagai bahan utama. Kelebihannya termasuk daya tahan tinggi dan kemampuan bekerja dalam berbagai suhu.
Namun, baterai ini mengalami pelepasan daya mandiri sekitar 30% per bulan jika tidak digunakan.
Kandungan kadmium yang bersifat toksik membuatnya berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, sehingga penggunaannya di perangkat portabel konsumen telah dilarang di wilayah Uni Eropa berdasarkan peraturan Battery Directive 2006/66/EC.
b. Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)
Jenis ini menawarkan kapasitas penyimpanan energi sekitar 30% lebih tinggi dibandingkan Ni-Cd dan tidak mengandung kadmium beracun. Dapat digunakan berkali-kali, membuatnya lebih hemat dalam jangka panjang.
Meski demikian, baterai ini juga mengalami pelepasan daya mandiri sekitar 40% per bulan jika tidak digunakan. Aplikasi umumnya mencakup kamera dan perangkat komunikasi radio.
Meskipun lebih ramah lingkungan, baterai ini tetap mengandung unsur berpotensi bahaya sehingga perlu dikelola secara bijak dan tidak dibuang sembarangan.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa baterai memainkan peranan penting dalam mendukung aktivitas harian, terutama untuk perangkat elektronik seperti telepon seluler.
Pemahaman mengenai jenis-jenisnya tentu membantu dalam memilih dan merawat perangkat yang digunakan.
Sebagai penutup, pengertian baterai merujuk pada alat penyimpan energi yang mampu mengubah reaksi kimia menjadi listrik untuk menghidupkan berbagai perangkat elektronik.

Bru
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kuliner Pisang Epe Makassar Favorit Wisatawan
- 06 September 2025
2.
Generasi Sehat Terbentuk Lewat Pendidikan Kesehatan
- 06 September 2025
3.
Beban Angkat, Tubuh Sehat Pikiran Bahagia
- 06 September 2025
4.
Yoga Pemula: Latihan Tubuh Pikiran Sehat
- 06 September 2025
5.
Bungee Jumping Tingkatkan Keberanian dan Percaya Diri
- 06 September 2025