
JAKARTA - Aroma manis pisang yang dibakar perlahan di atas bara, dipipihkan, lalu disiram saus gula merah kental, selalu menggugah selera siapa saja yang melintas. Di tengah berbagai kuliner lokal, Pisang Epe tetap menjadi primadona yang tak lekang oleh waktu. Tak hanya digemari warga Makassar, jajanan ini juga meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan dari luar daerah. Setiap gigitan menghadirkan perpaduan tekstur lembut pisang dengan siraman gula merah legit, menciptakan kenangan rasa yang sulit dilupakan dan membuat banyak pengunjung rindu untuk kembali menikmatinya.
Pisang Epe menjadi contoh kuliner tradisional yang tidak hanya menonjolkan rasa, tetapi juga pengalaman menyantapnya. Aroma khas dari pisang yang dibakar dan manisnya gula merah mengundang pengunjung untuk berhenti dan merasakan langsung proses pembuatan. Keunikan ini menjadikannya lebih dari sekadar makanan, melainkan pengalaman kuliner yang melekat dalam ingatan.
Lonjakan Penjualan Saat Libur Panjang
Baca Juga
Momen libur panjang Maulid Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam yang jatuh pada Jumat, 5 September 2025, membawa berkah bagi para pedagang jajanan khas, termasuk Wahyu, penjual Pisang Epe di Pantai Indah Bosowa. “Pemasukan sekarang ini (awal long weekend) sekitar Rp300 ribu. Itu kalau menu original satu porsi Rp15 ribu, jadi penjualan sekitar 20 porsi original,“ ungkap Wahyu saat ditemui di lokasi.
Biasanya, pada hari biasa, penjualan tidak sampai 10 porsi. Namun, saat long weekend, jumlahnya melonjak dua kali lipat. Fenomena ini menunjukkan bahwa cita rasa klasik Pisang Epe tetap menjadi magnet kuat bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi rasa otentik Makassar. Penjualan yang meningkat tajam saat libur panjang ini juga membuktikan bahwa jajanan tradisional tetap diminati meskipun banyak alternatif kuliner modern tersedia.
Awal Usaha dan Ragam Varian
Wahyu mulai berjualan di Pantai Indah Bosowa sejak tahun 2023, setelah sebelumnya berdagang di kawasan SMA Katolik Rajawali. Ia menerima ajakan pengelola untuk bergabung sebagai bagian dari UMKM resmi, yang hingga kini tidak dikenai biaya retribusi. Kesempatan ini membuat Wahyu bisa memperkenalkan Pisang Epe kepada wisatawan lebih luas dan mempertahankan kualitas rasa.
Varian Pisang Epe yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari rasa original, durian, cokelat, keju, hingga kombinasi (mix). Meski banyak pilihan, rasa original tetap mendominasi penjualan. “Yang paling banyak dicari yang original,“ tambah Wahyu. Tekstur pisang lembut berpadu dengan siraman gula merah legit menghadirkan kombinasi rasa yang otentik dan melekat di ingatan pengunjung. Pilihan rasa yang beragam membuat setiap pengunjung bisa mencoba varian baru, namun tetap merasakan cita rasa asli yang menjadi ciri khas Makassar.
Pengalaman Kuliner dan Sosial
Pisang Epe bukan sekadar jajanan, tetapi juga pengalaman yang kaya nuansa. Keberadaannya di lokasi strategis seperti Pantai Indah Bosowa memperkuat citra Makassar sebagai kota pesisir yang ramah wisatawan sekaligus pusat kuliner tradisional. Proses pembuatan yang sederhana namun menarik membakar, memipihkan, dan menyiram gula merah menciptakan aroma dan pemandangan yang memikat, sehingga pengunjung kerap berhenti untuk menyaksikan.
Banyak wisatawan mengabadikan momen dengan sepiring Pisang Epe, mengunggahnya ke media sosial dengan caption penuh nostalgia. Hal ini membuktikan jajanan ini bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari memori kolektif tentang kota Makassar. Pengalaman visual dan sosial ini menambah daya tarik bagi siapa saja yang ingin mencicipi kuliner sambil menikmati pemandangan pesisir.
Ikon Kuliner dan Warisan Rasa
Pisang Epe membuktikan bahwa kuliner tradisional tetap relevan di era modern. Kelembutan pisang berpadu manisnya gula merah, kombinasi rasa klasik, dan kesederhanaan proses pembuatan menciptakan pengalaman yang autentik dan berkesan. Keberadaannya di lokasi strategis menambah daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati kuliner sambil menikmati pemandangan pesisir.
Setiap gigitan membawa kenangan, rasa hangat, dan nostalgia, menegaskan posisinya sebagai ikon kuliner Makassar. Dari Pantai Indah Bosowa hingga sudut kota lain, jajanan ini tetap menjadi primadona yang sulit tergantikan, membuktikan bahwa cita rasa autentik Makassar selalu mampu menarik perhatian, baik warga lokal maupun wisatawan dari berbagai daerah. Pisang Epe bukan hanya makanan, tetapi juga simbol identitas kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU
- 06 September 2025
2.
Cara Hemat Tambah Daya Listrik September 2025
- 06 September 2025
3.
Pertamina Tambah Pasokan Gas Elpiji Malang Raya
- 06 September 2025
4.
Khofifah Pastikan Bantuan Logistik Bawean Lancar
- 06 September 2025
5.
Rumah Murah Bekasi Serba Rp 168 Juta
- 06 September 2025