Penerbangan Umrah dari Bandara Dhoho Kediri Dijadwalkan pada 6 Maret 2025

Penerbangan Umrah dari Bandara Dhoho Kediri Dijadwalkan pada 6 Maret 2025

JAKARTA - Penerbangan umrah perdana dari Bandara Dhoho Kediri menuju Jeddah, Arab Saudi dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 6 Maret 2025. Momen ini menjadi tonggak penting karena menandai kali pertama Bandara Dhoho melayani penerbangan langsung ke Tanah Suci. Namun, kepastian keberangkatan ini masih bergantung pada slot penerbangan di Arab Saudi yang hingga kini sedang dalam proses konfirmasi.

Asisten 1 Sekretariat Daerah Kabupaten Kediri Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Sukadi, menyatakan bahwa maskapai penerbangan yang dicarter untuk perjalanan umrah ini masih harus mendapatkan konfirmasi slot dari otoritas penerbangan Arab Saudi. “Rencana penerbangan paling cepat 6 Maret,” ujar Sukadi saat ditemui usai rapat persiapan penerbangan umrah di Kantor Pemkab Kediri kemarin.

Penerbangan umrah ini sebelumnya sempat mengalami beberapa kali penundaan. Awalnya, penerbangan ini direncanakan berangkat pada tanggal 2 Maret 2025, namun tertunda karena sejumlah faktor. Salah satu kendala utama adalah belum turunnya izin penerbangan umrah dari otoritas terkait. Setelah menunggu cukup lama, izin tersebut baru diberikan pada tanggal 25 November 2024, memungkinkan Bandara Dhoho untuk mulai melangkah ke tahap persiapan yang lebih lanjut.

Seiring dengan terbitnya izin, Pemerintah Kabupaten Kediri, PT Angkasa Pura (AP) 1, PT Surya Dhoho Investama (SDhI), serta PT Alsharif Wisata Travel – pengelola charter maskapai – mengadakan beberapa kali rapat koordinasi untuk mempersiapkan segala aspek penerbangan umrah ini. Termasuk dalam hal ini adalah mempersiapkan fasilitas dan layanan bandara untuk mendukung keberangkatan jemaah umrah.

"Kami mengadakan pertemuan demi memastikan keberangkatan jemaah dari Kediri ini jelas dan terencana," tambah Sukadi.

Di pihak lain, Direktur Utama PT Alsharif Wisata Travel, Evi Widya, menjelaskan bahwa maskapai yang disewa oleh perusahaannya telah siap untuk mengangkut jemaah dari Kediri ke Jeddah. Namun, Evi juga menekankan bahwa pihaknya masih harus menyelesaikan koordinasi dengan maskapai penerbangan serta otoritas Arab Saudi terkait slot penerbangan. "Jemaah kami sudah ready. Bahkan sudah ada yang di Kediri. Namun kami masih berkoordinasi terkait kepastian itu (slot)," tutur Evi dalam sebuah pertemuan daring.

Bagi para calon jemaah, kepastian keberangkatan ini amat dinantikan. Mereka telah mempersiapkan segala keperluan jauh-jauh hari, berharap dapat menunaikan ibadah ke Tanah Suci dengan lancar. Keberangkatan ini juga menjadi harapan besar bagi industri pariwisata dan ekonomi di Kediri, di mana penerbangan internasional seperti ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Sarjana pariwisata dan pakar penerbangan, Siti Aisyah, mengungkapkan bahwa langkah pembukaan penerbangan umrah langsung dari Kediri merupakan lompatan besar bagi daerah tersebut. “Ini adalah langkah strategis dalam mengintegrasikan Kediri ke dalam jaringan penerbangan internasional, serta membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.

Dengan jadwal yang telah ditetapkan dan persiapan yang dilakukan, masyarakat Kediri serta calon jemaah kini berharap penerbangan pada 6 Maret 2025 benar-benar dapat terlaksana sesuai rencana. Jika terealisasi, hal ini tentunya akan membawa banyak manfaat tidak hanya bagi jemaah umrah, tetapi juga bagi daerah sekitar dan seluruh pihak yang terlibat dalam rencana penerbangan tersebut. Para pemangku kepentingan di Kediri, mulai dari pemerintah daerah, otoritas bandara, hingga pihak maskapai, semuanya mengerahkan usaha terbaik agar penerbangan bersejarah ini dapat berjalan dengan sukses.