Rabu, 10 September 2025

Tugas Berat Bank BUMN di Awal Pemerintahan Prabowo Subianto: Tantangan dan Harapan

Tugas Berat Bank BUMN di Awal Pemerintahan Prabowo Subianto: Tantangan dan Harapan
Tugas Berat Bank BUMN di Awal Pemerintahan Prabowo Subianto: Tantangan dan Harapan

JAKARTA – Di awal masa jabatannya, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menempatkan bank-bank milik negara atau BUMN dalam posisi yang menantang. Bank-bank tersebut diharapkan dapat menjadi tulang punggung sejumlah program pemerintah yang membutuhkan dukungan finansial yang signifikan. Di tengah dinamika ekonomi saat ini, bank-bank milik negara ini harus siap memanggul beban berat untuk mendukung target pembangunan nasional yang ambisius.

Salah satu inisiatif besar yang menjadi sorotan adalah rencana pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, yang bertujuan untuk menjangkau 80.000 desa di Indonesia. Program ini memerlukan anggaran hingga Rp 5 miliar per desa untuk memastikan koperasi ini dapat beroperasi secara efektif. Namun, dana desa yang disalurkan pemerintah saat ini hanya Rp 1 miliar per tahun. Ini berarti bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) harus siap mengisi kekosongan anggaran ini.

"Anggaran ini kan diperlukan di depan, oleh karenanya bank Himbara nantinya bisa menanggulangi dulu diangsur selama tiga sampai lima tahun," kata Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan, pada Senin (3/3).

Selain koperasi desa, bank BUMN juga sedang berperan dalam program pembangunan tiga juta rumah yang masih memerlukan sumber pendanaan yang jelas. Meskipun Bank Indonesia (BI) berencana memberikan insentif likuiditas sebesar Rp 80 triliun secara bertahap untuk membantu program ini, kondisi likuiditas yang ketat tetap menjadi tantangan utama dalam realisasi pembangunan perumahan ini.

"Kami berkeyakinan perumahan akan mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi dan membuka lapangan kerja," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyuarakan optimismenya.

Selain itu, sektor hilirisasi juga menjadi fokus penting dengan Ketua Satgas Hilirisasi sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menekankan pentingnya pembiayaan bank dalam proyek investasi hilirisasi. Walaupun proyek ini sebaiknya didanai dari APBN, sektor perbankan tetap menjadi sumber utama pembiayaan yang diandalkan.

“Sekarang perbankan nasional harus melek nih. Ini pasar bagus dan menjadi bagian dari upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Jangan hanya memberikan kredit konsumsi, tetapi juga kredit yang memiliki multiplier effect, seperti untuk proyek-proyek hilirisasi," ujar Bahlil.

Tantangan berikutnya yang harus dihadapi adalah pembuatan produk pinjaman baru untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). Produk ini diharapkan dapat melengkapi Kredit Usaha Rakyat (KUR) PMI yang ada dengan memberikan kemudahan tanpa syarat kontrak kerja ke luar negeri. Ini dilakukan untuk mendukung biaya pelatihan dan keberangkatan PMI ke luar negeri.

Dalam konteks yang lebih luas, beban berat yang ditanggung bank BUMN bukan hanya dalam angka-angka besar pendanaan, tetapi juga keberanian untuk berinovasi dan beradaptasi dalam mengikuti kebijakan pemerintah yang berubah dengan cepat. Memastikan keberlanjutan finansial sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional menjadi tujuan mulia yang harus diemban.

Saham Bank Himbara sempat mengalami guncangan saat berita pembentukan holding Danantara mencuat, menunjukkan ketidakpastian yang dirasakan pasar. Namun, ini menjadi refleksi penting akan pentingnya strategi komunikasi yang solid dalam menjaga kepercayaan investor di masa-masa penuh tantangan seperti ini.

Di era digital saat ini, bank-bank BUMN juga menghadapi kewajiban untuk bertransformasi secara digital dalam memenuhi tuntutan pelanggan yang makin modern dan menuntut layanan yang lebih cepat serta efisien. Kemampuan memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi pembiayaan program-program besar dan merespons kebutuhan masyarakat jadi taruhan yang tidak bisa diabaikan.

Memasuki tahun-tahun awal pemerintahan Prabowo Subianto, bank BUMN harus dapat menyeimbangkan antara pemenuhan tuntutan besar dari kebijakan pemerintah dengan tetap menjaga kesehatan operasional dan finansial perusahaan. Ini adalah sebuah tantangan, namun sekaligus juga sebuah peluang untuk berkontribusi signifikan dalam pertumbuhan dan kemajuan ekonomi Indonesia.

Rapli

Rapli

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Daftar Harga Mobil Listrik Lengkap September 2025

Daftar Harga Mobil Listrik Lengkap September 2025

Penerbangan Banyuwangi Surabaya PP Dibuka Kembali

Penerbangan Banyuwangi Surabaya PP Dibuka Kembali

Cara Cek Bansos PKH BPNT September 2025

Cara Cek Bansos PKH BPNT September 2025

Jadwal Penyeberangan TAA ke Bangka Lebih Praktis Hari Ini

Jadwal Penyeberangan TAA ke Bangka Lebih Praktis Hari Ini

Transportasi Jakarta Kini Masuk 20 Terbaik Dunia

Transportasi Jakarta Kini Masuk 20 Terbaik Dunia