Korea Utara Diduga Mencuri $1,4 Miliar dalam Peretasan Cryptocurrency Terbesar Sepanjang Masa

Selasa, 25 Februari 2025 | 21:09:54 WIB
Korea Utara Diduga Mencuri $1,4 Miliar dalam Peretasan Cryptocurrency Terbesar Sepanjang Masa

JAKARTA - Pada hari Jumat lalu, dunia cryptocurrency dihebohkan dengan serangan peretasan terbesar yang mengakibatkan hilangnya sekitar $1,4 miliar dalam bentuk Ethereum dari platform perdagangan kripto Bybit. Peretasan ini mengingatkan kita kembali pada jejak digital berbahaya dari kelompok peretas Lazarus Group, yang diduga memiliki kaitan erat dengan pemerintah Korea Utara.

Langkah Cepat Para Peneliti

Beberapa jam setelah kejadian, sejumlah perusahaan pemantauan blockchain mengerahkan segala sumber daya untuk melacak jejak dana yang hilang. Nama yang paling mencuat dalam pembahasan ini adalah Zachxbt, seorang penyelidik kriptografi ternama. Zachxbt menjadi yang pertama menuding Korea Utara, terutama kelompok Lazarus, sebagai dalang di balik aksi kriminal ini. Dirinya mengatakan kepada TechCrunch, "Kita 100% yakin bahwa Korea Utara berada di balik peretasan Bybit ini, mengingat pola serupa yang mereka gunakan dalam peretasan sebelumnya. Polisi juga memperlakukan kasus ini dengan dugaan yang sama."

Temuan dari Perusahaan Pemantauan Blockchain

Elliptical, sebuah perusahaan pemantauan blockchain lainnya, mengonfirmasi kecurigaan ini. Dalam sebuah postingan blog, mereka menyatakan bahwa timnya bekerja sepanjang waktu dengan Bybit dan para peneliti lain untuk melacak aliran dana tersebut dengan harapan bisa mencegah pemerintah Korea Utara memanfaatkannya. "Analisis awal kami terhadap cryptoassets yang dicuri menunjukkan keterlibatan Korea Utara," tulis Elliptical. Mereka juga mengidentifikasi bahwa metode pencucian uang yang dilakukan mengikuti pola yang telah menjadi ciri khas Lazarus Group.

Bukti Tambahan dari TRM Labs dan Tanggapan Bitbit

Firma intelijen blockchain lainnya, TRM Labs, juga menyimpulkan bahwa Korea Utara berada di balik serangan ini dengan tingkat keyakinan yang tinggi. Kesimpulan ini diperoleh setelah memeriksa sejumlah data dan pola transaksi yang dihubungkan dengan peretasan sebelumnya yang diakui dilakukan oleh Korea Utara. Seorang juru bicara dari Bybit, Tony Au, memilih untuk tidak memberikan komentar terkait dugaan keterlibatan Korea Utara, dengan alasan bahwa timnya masih dalam tahap penyelidikan.

Latar Belakang Korea Utara dalam Dunia Kejahatan Siber

Rekam jejak Korea Utara dengan kejahatan siber memang bukanlah sesuatu yang baru. Panel PBB telah mengaitkan negara ini dengan setidaknya 58 kasus peretasan kripto. Pemerintah dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, menuduh bahwa rezim Kim Jong-un telah berhasil mencuri lebih dari $650 juta hingga tahun 2024 melalui berbagai aksi serupa.

Tom Robinson, salah satu pendiri dan kepala ilmiah di Elliptical, mengatakan kepada TechCrunch bahwa dana hasil curian dari Bybit terhubung dengan sejumlah dana dari peretasan lain yang juga dituduhkan kepada rezim Korea Utara. "Metode pencucian uang yang digunakan dalam peretasan ini sangat mirip dengan yang digunakan oleh rezim sebelumnya," kata Robinson. "Ada beberapa faktor lain yang mendukung kesimpulan kami, meskipun saya tidak dapat membagikannya saat ini."

Implikasi

Peretasan ini tidak hanya mengekspos kerentanan dalam sistem keamanan platform perdagangan kripto, tetapi juga menyoroti ancaman berkelanjutan yang datang dari dunia siber Korea Utara. Dengan semakin terhubungnya dunia melalui teknologi blockchain, penting bagi perusahaan-perusahaan untuk memperkuat sistem keamanan mereka dan bekerja sama secara internasional untuk memerangi tindak kejahatan siber seperti ini.

Di tingkat internasional, serangan ini membuka diskusi mengenai perlunya regulasi yang lebih ketat, serta kolaborasi lintas negara untuk melacak dan menangkap pelaku di balik serangan siber. Sementara itu, pengguna kripto di seluruh dunia perlu waspada dan lebih berhati-hati dalam bertransaksi.

Apabila Anda memiliki informasi tambahan mengenai kasus ini atau insiden lain yang serupa, Anda dapat menghubungi TechCrunch. Para ahli dan penyelidik di seluruh dunia terus berupaya menemukan dan membawa pelaku kejahatan ke pengadilan, dengan harapan dapat menciptakan ekosistem kripto yang lebih aman bagi semua pengguna.

Terkini