Menyongsong Ramadan: Nasib Saham Saham Konsumer di Ambang Periode Sakral

Selasa, 25 Februari 2025 | 12:59:52 WIB
Menyongsong Ramadan: Nasib Saham-Saham Konsumer di Ambang Periode Sakral

JAKARTA - Hanya dalam hitungan hari, umat Muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia akan menyambut bulan suci Ramadan. Bukan hanya momen keagamaan, Ramadan juga membawa dampak signifikan pada perputaran ekonomi, terutama di sektor konsumer. Perubahan perilaku konsumsi masyarakat selama bulan puasa ini diperkirakan akan memberikan pengaruh besar pada beberapa saham di sektor konsumer.

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, memprediksi bahwa awal Ramadan 1446 Hijriah berpotensi jatuh pada 2 Maret 2025. Meskipun ini berbeda dari penetapan Muhammadiyah yang menetapkan awal Ramadan pada 1 Maret 2025, dampak ekonomi tetap diproyeksikan cukup signifikan.

Dinamika Ekonomi Konsumer Selama Ramadan

Selama bulan puasa, perilaku konsumsi masyarakat mengalami lonjakan, terutama terkait kebutuhan sahur, buka puasa, dan tradisi parcel lebaran. Kue-kue lebaran hingga makanan instan menjadi komoditas yang paling dicari, yang diprediksi akan mengatrol angka konsumsi.

"Ramadan selalu menjadi titik perubahan bagi berbagai sektor ekonomi, terutama sektor konsumer. Lonjakan konsumsi akan sangat terlihat selama bulan puasa hingga Lebaran," ujar seorang analis ekonomi.

Performa Saham Konsumer 2025

Berdasarkan analisis dari CNBC Indonesia Research, lima saham konsumer terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pergerakan yang bervariasi. Kilasan pergerakan saham di sektor ini didominasi oleh tren penurunan sepanjang tahun 2025. Tren ini disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga, terutama dari golongan menengah ke bawah, akibat ketidakstabilan perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja yang belum sepenuhnya pulih.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mencapai 47,85 juta orang, atau 17,13% dari total populasi pada 2024. Angka ini turun 0,87% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini tentunya mempengaruhi daya beli masyarakat.

Analisis Kinerja Keuangan Saham Konsumer

Lima saham konsumer utama, yaitu UNVR, MYOR, GOOD, INDF, dan ICBP, menunjukkan performa keuangan yang beragam. Sementara UNVR dan MYOR mengalami penurunan laba bersih, MYOR tetap mencatat peningkatan penjualan. Di sisi lain, saham GOOD, INDF, dan ICBP berhasil menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang dibarengi dengan peningkatan penjualan.

Dari sisi rasio keuangan, Price Earning Ratio (PER) untuk saham-saham konsumer mendekati rata-rata sektoral, yaitu sekitar 15. Berdasarkan data ini, angka PER mengindikasikan bahwa saham UNVR dan INDF masih tergolong murah dalam sektor ini. Sementara itu, UNVR memimpin dengan Gross Profit Margin (GPM) tertinggi dan mencatat Net Profit Margin (NPM) sebesar 4,65%. UNVR juga unggul dalam rasio pembagian dividen dengan yield mencapai 9,33%.

Peluang Saham Konsumer Menyambut Ramadan dan Lebaran

Datangnya bulan Ramadan hingga Lebaran diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan bagi saham-saham di sektor konsumer. Proyeksi dari Redseer Strategy Consultants memperkirakan total belanja masyarakat Indonesia selama Ramadan 2025 dapat mencapai US$ 73 miliar atau setara dengan Rp 1.188 triliun. Selain itu, survei Redseer juga menunjukkan bahwa 93% konsumen Indonesia antusias menyambut Ramadan tahun ini.

Antusiasme ini, dibarengi dengan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), diprediksi akan mendorong daya beli masyarakat dan memberikan dampak positif terhadap pergerakan saham-saham konsumer. "Tahun ini menjadi momentum penting bagi sektor konsumer di tengah tantangan ekonomi global. Ramadan dan Lebaran membawa harapan baru bagi industri ini," ujar seorang ekonom senior.

Melihat berbagai faktor dan proyeksi tersebut, para pelaku pasar diharapkan bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi, dengan mempertimbangkan momentum dan kondisi ekonomi terkini. Saham konsumer berpotensi menjadi salah satu sektor yang mengalami peningkatan permintaan selama momen Ramadan dan Lebaran ini.

Selalu penting untuk mengamati perkembangan lebih lanjut yang akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan. Apakah prediksi pertumbuhan ini akan terealisasi dan bagaimana pergerakan saham-saham konsumer tersebut akan beradaptasi dengan situasi ekonomi pasca-Ramadan? Hanya waktu yang dapat menjawab.

Terkini