Kementerian ESDM Berikan Rekomendasi kepada PT Freeport Indonesia Agar Insiden Kebakaran Smelter Tidak Terulang

Jumat, 21 Februari 2025 | 10:49:16 WIB

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan serangkaian rekomendasi kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) menyusul insiden kebakaran yang terjadi di fasilitas smelter tembaga mereka yang terletak di Gresik, Jawa Timur. Kebakaran yang terjadi beberapa waktu lalu ini memicu perhatian serius dari pihak Kementerian ESDM, mengingat potensi dampaknya yang besar terhadap operasional dan keselamatan kerja.

Tri Winarno, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, mengungkapkan bahwa tim investigasi dari Direktorat Jenderal Minerba telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap penyebab kebakaran yang terjadi di smelter tersebut. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, sejumlah rekomendasi strategis diberikan kepada PTFI untuk mengurangi risiko terulangnya insiden serupa di masa depan.

Rekomendasi Kementerian ESDM untuk PT Freeport Indonesia

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan kepada media, Tri Winarno menjelaskan beberapa langkah penting yang disarankan kepada PT Freeport Indonesia. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem pengawasan dan keselamatan di fasilitas smelter tembaga milik Freeport yang beroperasi di Gresik.

Pemasangan Pengatur Suhu atau Detektor Salah satu rekomendasi utama yang diberikan adalah pemasangan pengatur suhu atau detektor di area-area kritis di dalam fasilitas smelter. Pengatur suhu ini dimaksudkan untuk memberikan peringatan dini apabila suhu di beberapa titik penting melebihi batas normal yang telah ditentukan. Peringatan dini akan memungkinkan tim operasional untuk segera mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, termasuk mematikan peralatan atau menurunkan suhu untuk menghindari terjadinya kebakaran.

"Pemasangan pengatur suhu atau detektor sangat penting untuk mencegah terulangnya insiden kebakaran. Sistem ini akan memberikan peringatan lebih awal sehingga tindakan preventif bisa diambil dengan cepat," kata Tri Winarno dalam penjelasannya.

Pemasangan Kamera Pemantau di Area Wet Electro-Static Precipitator (WESP) Rekomendasi berikutnya adalah pemasangan kamera pemantau di area Wet Electro-Static Precipitator (WESP), yang dikenal sebagai salah satu titik kritis dalam proses pengolahan tembaga. Area ini berfungsi untuk mengurangi emisi dan polusi udara yang dihasilkan selama proses smelting. Kamera pemantau ini akan memungkinkan pengawasan lebih ketat terhadap kondisi di dalam fasilitas smelter, memastikan bahwa setiap tahap pengolahan berjalan dengan aman dan sesuai prosedur.

“Kamera pemantau di area WESP akan mempermudah deteksi dini apabila terjadi masalah teknis, sehingga kami dapat segera melakukan langkah-langkah perbaikan untuk mencegah kebakaran atau kecelakaan lainnya,” tambah Tri Winarno.

Penjadwalan Ulang Start-up Heating Selain itu, Kementerian ESDM juga merekomendasikan agar PT Freeport Indonesia melakukan penjadwalan ulang terhadap start-up heating di smelter. Proses pemanasan yang dilakukan dalam tahapan awal operasional ini harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat. Penjadwalan ulang akan memastikan bahwa proses pemanasan tidak tergesa-gesa dan bahwa semua persiapan teknis telah dilakukan dengan matang, termasuk memastikan kesiapan pengawas teknis yang bertanggung jawab atas keamanan operasi smelter.

“Penjadwalan ulang start-up heating penting untuk memastikan kesiapan teknis dan operasional. Ini akan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan fasilitas dan keselamatan pekerja,” ujar Tri Winarno.

Kesiapan PT Freeport Indonesia Mengimplementasikan Rekomendasi

Mendapatkan rekomendasi dari Kementerian ESDM, PT Freeport Indonesia menyatakan bahwa mereka akan segera merespons dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki dan memperkuat sistem keselamatan di fasilitas smelter mereka. Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan dan pengolahan mineral, Freeport Indonesia memiliki kewajiban untuk mematuhi standar keselamatan yang ketat guna melindungi karyawan, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

“PT Freeport Indonesia sangat mengapresiasi rekomendasi dari Kementerian ESDM. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan sistem keselamatan di setiap tahap operasional kami. Keamanan dan kesejahteraan karyawan serta keberlanjutan operasional adalah prioritas utama kami,” kata juru bicara PT Freeport Indonesia.

Perusahaan juga menyatakan bahwa mereka telah mulai melakukan evaluasi dan perbaikan internal terkait insiden kebakaran tersebut. Salah satu langkah yang segera diambil adalah penguatan sistem pemantauan suhu dan pemasangan perangkat deteksi panas lebih lanjut, yang akan diterapkan di seluruh fasilitas mereka.

Tantangan dalam Pengelolaan Smelter Tembaga

Operasional smelter tembaga memang tidak terlepas dari tantangan besar dalam hal keselamatan dan pengelolaan lingkungan. Proses smelting yang melibatkan suhu tinggi, serta penggunaan bahan kimia dan peralatan berat, menuntut pengawasan yang ketat di setiap tahapannya. Jika tidak dikelola dengan baik, resiko kebakaran, kebocoran, atau kecelakaan lainnya sangat tinggi.

Namun, dengan mengikuti rekomendasi yang diberikan oleh Kementerian ESDM, PT Freeport Indonesia diharapkan dapat memperbaiki sistem operasional dan lebih berhati-hati dalam menjaga keselamatan fasilitas smelter mereka. Kementerian ESDM juga memastikan akan terus memantau implementasi perbaikan yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia untuk memastikan bahwa semua rekomendasi dijalankan dengan baik.

Pentingnya Pengawasan Ketat dalam Industri Pertambangan

Insiden kebakaran yang terjadi di smelter tembaga PT Freeport Indonesia menjadi pengingat bahwa sektor pertambangan dan pengolahan mineral memerlukan pengawasan yang sangat ketat dan penerapan standar keselamatan yang tinggi. Kementerian ESDM berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan terhadap seluruh perusahaan yang bergerak di sektor ini untuk memastikan bahwa setiap aktivitas operasional mematuhi standar keselamatan dan ramah lingkungan.

Sebagai bagian dari langkah pencegahan jangka panjang, Kementerian ESDM berencana untuk memperkenalkan pelatihan tambahan bagi tenaga kerja di sektor pertambangan, yang mencakup standar keselamatan terbaru dan prosedur darurat yang harus diikuti. Dengan upaya ini, diharapkan sektor pertambangan Indonesia dapat terus berkembang dengan lebih aman dan berkelanjutan.

Kebakaran yang terjadi di smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik menjadi fokus perhatian Kementerian ESDM. Melalui serangkaian rekomendasi teknis, seperti pemasangan pengatur suhu, kamera pemantau, dan penjadwalan ulang start-up heating, diharapkan insiden serupa tidak akan terulang. PT Freeport Indonesia menyatakan komitmennya untuk segera melaksanakan perbaikan dan menjaga standar keselamatan yang tinggi. Pemerintah, melalui Kementerian ESDM, juga berjanji untuk terus melakukan pengawasan ketat untuk menjamin keselamatan dan keberlanjutan operasional sektor pertambangan Indonesia.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB