JAKARTA - Dalam momen yang penuh analisis dan antisipasi terhadap kejuaraan sepak bola paling bergengsi di Eropa, pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mengungkapkan tim-tim yang ia anggap sebagai favorit untuk menjuarai Liga Champions musim ini. Setelah gugurnya tim asuhannya dalam pertarungan sengit melawan Real Madrid dengan agregat 6-3, Guardiola tetap membagikan pandangannya dengan rasa hormat yang tulus kepada lawan-lawannya.
Menghadapi Real Madrid di Santiago Bernabeu dalam pertandingan yang menentukan, Manchester City terpaksa harus mengakui kekalahan 3-1. Pertarungan ini tidak hanya menjadi ajang pembuktian ketangguhan Real Madrid, tetapi juga menyoroti kehebatan Kylian Mbappe yang mencatatkan hat-trick yang menawan. Meskipun demikian, pandangan strategis Guardiola terhadap calon juara Liga Champions tetap terungkap.
Guardiola tidak ragu menyebut Real Madrid sebagai tim yang terdepan dalam perebutan trofi bergensi ini. Menurutnya, "Real Madrid selalu menjadi favorit untuk meraih trofi ini. Ada beberapa kandidat lain: Liverpool menjalani tahun yang sangat baik." Ucapan ini menggambarkan keyakinan Guardiola terhadap kemampuan historis dan performa terkini Los Blancos.
Selain Real Madrid, Guardiola juga menyoroti Liverpool dan Paris Saint-Germain (PSG) sebagai penantang serius. Dengan kejujuran yang mengesankan, Guardiola memuji performa Liverpool musim ini dan kerja keras tim mereka. Sementara itu, ia juga memberikan perhatian khusus kepada PSG, yang kini dilatih oleh teman baiknya, Luis Enrique. "PSG bersama teman saya Luis Enrique sebagai pelatih, sedang terus berkembang. Namun yang jelas, Madrid adalah favorit," ungkapnya, menyoroti dinamika baru yang sedang berkembang di PSG.
Refleksi Kekalahan dari Real Madrid
Melihat kembali kekalahan Manchester City dari Real Madrid, Guardiola dengan sportif mengakui keunggulan lawannya. Dalam keterangannya, Guardiola menyatakan, "Tim terbaik yang menang. Mereka pantas mendapatkannya. Musim ini kami tidak begitu baik - saya merasa bahwa, di musim-musim sebelumnya, kami lebih baik dari Madrid, tetapi kali ini tidak demikian." Dengan pernyataan ini, Guardiola mengkonfirmasi tak hanya keunggulan teknis, tetapi juga mental Real Madrid yang diakui dunia.
Menurut analisis Guardiola, salah satu faktor penentu dalam turnamen sekelas Liga Champions adalah kualitas permainan yang stabil. Musim ini, ia melihat Madrid menunjukkan dominasi yang luar biasa, dengan penguasaan bola yang impresif, permainan dinamis, penekanan cepat, serta strategi menyerang yang efektif. "Yang harus Anda lakukan adalah menerima kekalahan ini dan terus maju," tambah Guardiola, menghimbau timnya untuk bertahan dan bergerak maju dari ketertinggalan.
Langkah Selanjutnya Manchester City
Manchester City di bawah asuhan Guardiola selalu berusaha untuk tampil lebih baik dari satu musim ke musim berikutnya. Meskipun kini mereka harus mengubur impian meraih trofi Liga Champions di musim ini, Guardiola tetap optimis terhadap perkembangan timnya. Musim ini tim telah mengupayakan kebangkitan dengan memanfaatkan bursa transfer Januari 2025 untuk menutup beberapa kekurangan yang ada.
Pertarungan melawan Real Madrid di fase knockout Liga Champions memang menjadi batu ujian yang tidak mudah. Namun, Guardiola berpendapat bahwa pengalaman ini bisa menjadi pendewasaan bagi tim asuhannya. Dengan pendekatan taktis yang lebih matang, perekrutan pemain strategis, dan pembenahan di beberapa lini, diharapkan Manchester City dapat kembali tampil kompetitif dalam perburuan trofi di musim-musim mendatang.
Di tengah ketatnya persaingan di panggung Eropa, pandangan Guardiola memberikan perspektif yang penting tentang persaingan di kancah Liga Champions. Real Madrid, Liverpool, dan PSG masing-masing menunjukkan potensi dan kekuatan unik mereka dalam mengejar mahkota sepak bola Eropa. Para penggemar sepak bola di seluruh dunia pun kini menantikan aksi-aksi menantang dan pertarungan strategi yang akan datang dari ketiga tim favorit ini.