UMKM Hong Kong Beralih dari Asuransi Digital: Alasan dan Dampaknya

Rabu, 19 Februari 2025 | 13:43:55 WIB
UMKM Hong Kong Beralih dari Asuransi Digital: Alasan dan Dampaknya

JAKARTA - Tren digitalisasi yang sempat merajai berbagai sektor, kini terpantau mulai kehilangan daya tariknya di ranah asuransi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Hong Kong. Berdasarkan survei terbaru dari QBE Insurance, terungkap fakta bahwa 68 persen dari UKM sekarang lebih cenderung memilih jalur offline untuk membeli asuransi. Angka ini naik signifikan dari 57 persen yang dicatat tahun sebelumnya, menunjukkan adanya pergeseran preferensi yang kuat dari metoda yang semata-mata digital.

Sebaliknya, minat terhadap asuransi digital justru mengalami penurunan, dengan persentase pengguna yang turun dari 43 persen menjadi 32 persen. Satu dari banyak implikasi dari data ini adalah menurunnya investasi UMKM dalam perlindungan siber. Laporan dari QBE Insurance mencatat bahwa hanya 60 persen perusahaan yang sekarang berinvestasi dalam solusi keamanan, turun sedikit dari 62 persen sebelumnya.

Mengapa UMKM Beralih dari Digital?

Dalam analisis lebih mendalam, beberapa faktor berkontribusi terhadap pergeseran ini. Salah satunya adalah keterbatasan keamanan digital yang dirasakan oleh pelaku usaha. "Sebanyak 63 persen UMKM yang belum memiliki asuransi siber sekarang mempertimbangkan untuk membelinya,” ungkap pihak QBE Insurance yang dikutip dari sebuah wawancara dengan Insurance Asia. Namun, ada pula alasan keberatan dari 11 persen responden yang menyebutkan biaya asuransi siber dirasa terlalu mahal dan risiko yang diasuransikan tidak terlalu signifikan.

Selain itu, ada juga perubahan dalam cara UMKM membeli asuransi, dimana semakin banyak yang kembali mengandalkan broker dan bank. Dalam satu tahun, penggunaan jasa broker meningkat dari 22 persen menjadi 30 persen, dan layanan perbankan naik dari 14 persen menjadi 18 persen. Di sisi lain, pemanfaatan platform digital seperti agregator daring dan layanan langsung mengalami penurunan yang signifikan masing-masing dari 22 persen menjadi 16 persen, dan 21 persen menjadi 16 persen.

Tekanan Finansial Semakin Menjerat UMKM

Tantangan tidak berhenti pada preferensi asuransi saja. UMKM di Hong Kong kini tengah berjuang di bawah tekanan finansial yang kian berat. Lonjakan biaya operasional ditambah penurunan profitabilitas dialami hampir 60 persen bisnis, meningkat tajam dari 40 persen pada tahun sebelumnya.

Lebih dari separuh UMKM mengaku menghadapi kesulitan akses pendanaan dan ketatnya arus kas yang mulai menghantui kelangsungan usaha. Untuk mengatasi tantangan ini, mayoritas UMKM dilaporkan mulai mengetatkan pengeluaran. "Sebanyak 75 persen perusahaan kini memangkas biaya operasional, 45 persen menyederhanakan proses bisnis, dan 42 persen mendiversifikasi produk atau layanan mereka," jelas perwakilan dari QBE Insurance.

Melemahnya Optimisme Ekonomi

Di tengah berbagai tantangan ini, optimisme terhadap perbaikan kondisi ekonomi nampak meredup. Hanya 64 persen dari responden yang menyatakan yakin bahwa situasi ekonomi akan membaik, angka ini turun dibandingkan dengan 70 persen pada survei sebelumnya.

Meski demikian, di tengah ketidakpastian ekonomi, ada adopsi kecil dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam bidang bisnis, dari 55 persen tahun lalu menjadi 57 persen sekarang. Namun, perasaan skeptis masih membayangi, dengan 47 persen UKM kini menganggap AI sebagai ancaman bisnis potensial, angka yang meningkat drastis dari 31 persen di tahun sebelumnya.

Bagaimana Selanjutnya?

Dengan perubahan yang terus terjadi dalam preferensi dan kebutuhan asuransi, ditambah dengan tekanan ekonomi, UMKM di Hong Kong harus menavigasi jalur yang kompleks untuk bertahan. Sementara adopsi AI mungkin menawarkan beberapa peluang baru, kekhawatiran yang menyertainya menambah beban kepada pelaku usaha yang sudah berjuang dengan tantangan finansial dan operasional.

Pengharapan masih ada meskipun tipis, bahwa dengan pengaturan strategi yang tepat, UMKM dapat menemukan keseimbangan antara digital dan kebutuhan tradisional yang semakin mendesak.

Seiring berjalannya waktu, sektor ini kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan pasar, membuat adaptasi menjadi kunci bagi keberlanjutan usaha-usaha kecil di Hong Kong. Bagaimanapun juga, para pelaku usaha harus bijaksana dalam memilih strategi yang dapat memastikan tidak hanya kelangsungan hidup, tapi juga pertumbuhan usaha mereka di masa depan.

Terkini

Olahraga Aman untuk Ibu Menyusui Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:07 WIB

Gym Membantu Tubuh dan Pikiran Lebih Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:06 WIB

Manfaat Seru Terjun Payung Untuk Tubuh Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:05 WIB